.ide ini datang begitu saja.
NYC, 2021.
Entah akan bagaimana aku sekarang jika seseorang itu tidak menyelamatkan aku. Mungkin sudah menjadi abu di dalam peti, dan tidak bisa menceritakan ini semua.
Aku merasa akan gila ketika tahu bahwa ayahku sendiri akan membunuhku putra satu-satunya.
Sama sekali tidak tahu pasti apa penyebab dan alasan dari semua itu, iblis apa yang merasuki ayahku hingga ingin melakukan sesuatu yang mengerikan. Aku masih berusaha mencari tahu sampai sekarang.
Tapi yang lebih gila adalah selepas kejadian itu, hidupku menjadi berubah total. Aku menganggap diriku yang sekarang sebagai monster. Mungkin di mata orang lain hidupku terlihat normal, tapi siapa yang tahu di balik kenormalan itu semua aku adalah seorang pembunuh. Ya, pembunuh. Anggap saja aku terinfeksi virus jahat dari ayahku. Tapi ayahku membunuh menggunakan jasa seseorang sedangkan aku membunuh dengan tanganku sendiri aku membunuh orang tanpa alasan, aku membunuh ketika ingin, aku membunuh ketika orang menatapku lebih dulu. Aku menembak, menikam, mencekik, menusuk bahkan memperkosa target lebih dulu ketika aku ingin entah itu wanita atau pria, dan aku juga membereskan semuanya dengan bersih tanpa jejak. Jenius bukan?
Aku mengakhiri hidup seseorang tapi tidak ingin mati sebelum tujuanku tercapai. Aku ingin menemukan seseorang yang 5 tahun lalu menyelamatkan hidupku, aku belum sempat berterimakasih kepadanya kala itu.
Di saat aku sudah menemukannya, mengucapkan kata terimakasih untuknya, memeluknya jika ia tidak menolak, aku siap untuk mati.
Aku sama sekali tidak menyesali semua perbuatan yang telah aku perbuat, hanya saja aku sering merasa lelah menjalani hidup seperti ini. Aku tidak bisa berhenti membunuh, ini sudah menjadi candu bagiku. Rasanya sakaw ketika aku tidak membunuh dalam satu hari, yaaa aku tahu aku memang gila.
Dan aku bertambah gila menerima kenyataan bahwa aku belum menemukan penyelamat hidupku hingga sekarang.Dimana dia, siapa dia, apa dia masih hidup? Itu selalu menjadi beban fikiranku sehari-hari ketika aku sendiri. Aku seperti sedang mencari pasangan hidup yang lama hilang dalam dongeng, aku menunggu dan mencari. Benar-benar membuatku gila.
Kehidupan lamaku cukup bahagia, memiliki body guard karena aku terlahir dari keluarga kaya. Ayahku direktur perusahaan tapi ia menyembunyikan kebenarannya, ia menyamar sebagai karyawan, dan hanya sedikit orang yang tahu. Aku tidak tahu apa tujuannya. Ibuku adalah dokter, sejak kecil aku tidak pernah memanggil dokter kerumah atau pergi ke rumah sakit ketika aku sakit, ibu yang akan merawatku dirumah, aku sangat beruntung.
Ketika beranjak remaja setiap hari selalu menyaksikan ayah dan ibu bertengkar, aku tidak tahu apa yang mereka ributkan aku sungguh tidak peduli, aku hanya merasa muak dengan mereka yang selalu seperti itu.
Pada akhirnya ayah dan ibuku berpisah. Tidak tahu pasti bagaimana perasaanku dulu, yang aku ingat adalah aku tidak ingin keluar dari kehidupan serba kecukupan ini.
Suatu hari aku bertanya kepada ayah, mengapa mereka berpisah dan dimana ibu sekarang aku ingin bertemu ibu. Ayahku hanya menjawab itu bukan urusanku, dan tidak perlu mencari ibu karena ibu sudah membuangku. Tapi aku sama sekali tidak percaya, aku tau ibu sangat menyayangiku, aku selalu ingat ibu mengatakan itu.
Lama setelahnya aku mengetahui bahwa ibu sudah meninggal sebelum lama berpisah dengan ayah, kabarnya ibuku melakukan bunuh diri tapi aku tidak yakin, karena menurutku tidak ada alasan untuk ibu melakukan itu semua.
Tujuan lain dari hidupku adalah menemukan kebenaran tentang ibu, karena sama sekali aku tidak percaya dengan fakta yang di keluarkan oleh media.
Aku tinggal bersama ayah dan ia menjadi berubah setelah berpisah dengan ibu, ayah selalu memarahiku setiap pulang dalam keadaan mabuk. Ia terus mengatakan bahwa aku sengaja di buang oleh ibu karena aku anak sialan dalam mabuknya. Tentu saja aku sedih juga bertanya-tanya apa maksudnya itu. Ayah sama sekali tidak mencerminkan bahwa dia orang terpandang setelah berpisah dengan ibu.