one.

97 12 0
                                    

cw // harshwords

"tsum, nanti malem ikut gua mau ngga?" atsumu menoleh, melihat saudara kembarnya osamu yang sedang berjalan ke arahnya bersama sang kekasih, rintaro suna.

ia sedang menikmati nasi gorengnya di kantin fakultasnya, ketika sepasang kekasih itu datang dengan romantismya. osamu yang pinggangnya dirangkul oleh sang dominan, dan jangan lupakan tatapan iri dari seisi kantin.

"ikut kemana?" tanyanya balik, tolong diingat jika atsumu itu sibuk.

lebih tepatnya menyibukkan diri setelah beberapa minggu yang lalu dia baru saja putus dari mantan pacarnya yang menurutnya sangat tampan itu.

yang beberapa saat lalu dihiasi dengan leban hasil dari amarah kembarannya, lantaran dia berselingkuh di belakang atsumu.

"tinggal ikut aja sih lu daripada galau mulu kaya nolep," ucap osamu yang jengah dengan kembarannya.

"anjing!"

"ikut apa engga?" tanya osamu sekali lagi.

"kemana dulu?" balas atsumu jengkel.

"si rin manggung, mumpung lo besok ga ada kelas pagi mending nemenin gue," saudara kembarnya terlihat berfikir, diam-diam menyetujui ucapan osamu.

"adek-adekan lu si shoyo ikut," ucap rin menimpali membantu osamu meyakinkan atsumu, mengingat kekasihnya sangat bersikeras mengajak kembarannya untuk ikut.

atsumu reflek menggebrak meja kantin di depannya, "gas!"

atsumu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut, hinata shoyo adik tingkat mereka yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.

lelaki berambut oranye dengan pembawaan ceria tersebut sudah seperti magnet bagi orang-orang disekitarnya.

"tapi gua nebeng lu ya, ogah gua nyetir sendiri," osamu mengangguk mengiyakan.

"yaudah, gua duluan!"

"jangan pulang telat lu, bunda nyariin ntar!" teriak atsumu saat keduanya sudah berjalan sedikit jauh.

setalah menyuap suapan terakhirnya atsimu segera menghabiskan susu kotak dengan rasa coklat di depannya, dan segera pergi dari kanti karena sebentar lagi kelasnya akan dimulai.

dia hampir sampai hingga tiba-tiba lelaki dengan kemeja berwarna hijau army menabraknya hingga terjatuh.

"akh bokong gua," keluhnya sambil mengelus bokongnya yang nyeri karena terjatuh cukup keras.

"sorry sorry, lo ngga apa-apa?" pria yang memakai masker di depannya terlihat panik telah menabrak seseorang secara tidak sengaja.

namun nampaknya dia tidak memiliki inisiatif untuk mengulurkan tangannya dan membantu atsumu berdiri.

"menurut lu aja gimana?" pria di depannya mengernyitkan dahi, sedikit kesal dengan jawaban atsumu.

hingga atsumu akhirnya menarik tangan pria di depannya denga paksa dan berdiri, membuat pria tersebut reflek menepis tangan atsumu.

"kenapa sih? orang gua jatoh juga gara-gara lu anjir!" ucap atsumu sebal.

"sorry, tangan lo kotor."

atsumu memperhatikan kedua telapak tangannya, "orang bersih begini."

pria di depannya hanya diam lalu melepas maskernya, serta mengeluarkan botol yang atsumu yakini adalah hand sanitizer.

"mana tangan lo," katanya dan atsumu mengulurkan kedua tangannya ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas.

kedua tangannya ditetesi oleh cairan pembersih tersebut oleh pria dengan kemeja berwarna armu tersebut.

lalu setelah dia menggosok hand sanitizer tersebut merata, pria di depannya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"kiyoomi sakusa, jurusan manajemen."

atsumu memiringkan kepalanya bingung untuk apa kiyoomi datang ke fakultasnya yang jarak gedungnya bisa dibilang cukup jauh dari gedung fakultas miliknya.

lantas dia membalas uluran tangan sakusa, "atsumu miya, jurusan ilmu komunikasi."

"btw lu ngapain ke sini, gedung FEB jauh bukannya dari fisip?" tanya atsumu.

"gue lagi nyari temen gue, lo kenal rintaro suna ngga?"

"oh suna? tadi sih sama osamu gue dia otw ngapel. mending lu telfon aja deh daripada nyari dia terus masih nungguin orang pacaran, lama."

kiyoomi menganggukan kepalanya paham, diam-diam menyetujui ucapan atsumu bahwa temannya yang sudah pasti akan lupa waktu jika sudah bersama kekasihnya.

"yaudah miya gue balik duluan ya, percuma juga gue samperin jauh-jauh kalo orangnya malah ngapel," ucapnya sambil memakai kembali masker sekali pakai miliknya.

"atsumu."

"hah?"

"panggil atsumu aja, ntar lu ketuker sama kembaran gue kalo manggil miya."

"o-oke, duluan ya gue tsum. thanks!" pamitnya lalu benar-benar pergi dari hadapan atsumu.

saat kiyoomi sudah berjalan jauh atsumu menghela nafas dan mengumpat, "anjing, ganteng banget."

ineffable, sakuatsu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang