two.

44 5 0
                                    

cw // harshwords

"ATSUMU ANJING CEPETAN!" teriak osamu setelah setengah jam menunggu kembarannya bersiap.

"bentar kenapa sih, ga sabaran banget heran gue."

osamu menatap saudara kembarnya tak percaya, apa-apaan dengan rok yang dikenakannya itu?

atsumu memakai pleated skirt pendek di bawah lutut bermotif kotak-kotak biru tua dan hitam dengan atasan sweater berwarna hitam dan dalaman kemeja putih.

sebenarnya osamu tidak mempersalahkan atsumu yang memakai rok karena dia juga terkadang memakainya, tapi dia takut atsumu kedinginan memakai rok pendek di malam hari.

"tsum, ganti."

"apaan? ga mau dih," tolaknya mentah-mentah.

"tsum ini jam delapan malem dan kita otw pake motor, ganti celana panjang ga lu?" osamu mencoba memberi pengertian kepada kembarannya mengingat atsumu yang mudah terserang demam.

"ga mau dih, tinggal pake mobil."

"kita ga ada mobil ya, yang item lagi di service, yang satunya lagi dibawa papa mama."

atsumu menatap osamu sedih, berharap kembarannya luluh dan mengizinkannya memakai rok.

"terserahlah anjing, jangan lupa bawa jaket," menyunggingkan senyum ketika pada akhirnya osamu mengizinkannya.

tiba di cafe tempat rin tampil, osamu segera menyeret atsumu menuju backstage, dia ingin menemui kekasihnya terlebih dahulu.

saat ada yang menatap atsumu berlebihan osamu langsung merangkul kembarannya, atsumu yang mengetahuinya tertawa dengan keposesifan osamu.

"rin!" panggil osamu sambil menghampiru rin yang sedang duduk santai di back stage.

yang dipanggil berbalik dan arah matanya menangkap keberadaan osamu dan atsumu berjalan kearahnya, saat melihat penampilan atsumu, rin menutup mulutnya tak percaya dan menatap osamu.

"tumben atsumu kamu izinin pake rok malem-malem gini."

"kamu tau ga si, tadi dia mukanya dimelas-melasin ih anjing, licik banget emang ni anak," rin hanya terkekeh mendengar keluhan pacarnya.

"sun, bass gue lo-" ucapan seseorang yang baru saja datang terhenti.

"sakusa?" tanya atsumu ketika melihat pria yang ditemuinya kemarin.

langkah kiyoomi terhenti, tatapannya jatuh kepada atsumu dan rok birunya. jujur saja baginya rok itu sangat cocok terpasang di tubuh atsumu.

hingga saat rin menjentikkan tangan tepat di depan wajahnya untuk menyadarkannya dari mengagumi tubuh elok atsumu.

hingga saat rin menjentikkan tangan tepat di depan wajahnya untuk menyadarkannya dari mengagumi tubuh elok atsumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[note: sorry ya kalo ga bagus xixi]

"atsumu? lo ke sini sama siapa?" kiyoomi mencoba mengalihkan perhatiannya dengan bertanya.

atsumu melirik osamu yang berdiri di samping rin, kiyoomi hanya mengangguk paham.

"oh iya sun, bass gue lo pindahin kemana?"

"tuh di deket meja," jawabnya sambil menunjuk gitar bass berwarna hitam putih yang tersandar di tembok.

"anjing lu udah gue bersihin malah ditaro bawah," rin hanya mengangkat bahunya tidak peduli dan segera bersiap untuk naik ke atas panggung, karena 7 menit lagi mereka akan tampil.

"sam aku tampil dulu, kamu kalo mau pesen makan nanti bilang aja ke yachi bill nya kasihin ke aku."

"aku bisa bayar sendiri dih," rin tidak peduli dia segera mengambil stick drum miliknya.

"ya ga papa, pacar kamu 'kan banyak duit."

atsumu reflek menendang tulang kering rin yang berduru di sampingnya karena dia duduk di kursi dekat meja stick drum milik rin berada.

"anjing tsum!"

"songong banget lu," ucap atsumu santai sembari melipat kedua tangannya di depan dada, dan kiyoomi yang melihatnya hanya tertawa.

sedangkan osamu hanya menggeleng melihat tingkah kembarannya. setelah yukie, manajer mereka. memanggil mereka untuk segera tampil, kiyoomi dan rin segera menyusul yang lainnya menuju panggung.

"WOY SUNA ANJING! KEMBARAN GUA LU BAWA KEMANA?!"

atsumu emosi, kesal, dan marah. sesaat setelah dia kembali dari kamar mandi dia tidak dapat melihat keberadaan osamu dan rin, keduanya meninggalkan dirinya berdua dengan kiyoomi.

lalu dengan emosi meluap atsumu segera mendial nomor kekasih dari kembarannya lalu segera meluapkan semua emosinya.

"di apart gue, pinjem ya? 'kan dia besok juga ga ada kelas."

"gua baliknya gimana setan kalo motornya aja lu bawa?!"

"sakusa masih disitu 'kan? nah lu nebeng motor dia aja, searah juga kalian."

"emang babi, lu awas aja ga gua restuin lu sunarto monyet!"

"berisik jamet!" lalu sambungan diputus oleh rin, dan atsumu menganga tak percaya.

"wah parah," tanpa disadari kiyoomi daritadi berdiri di sampingnya sambil bersandar pada tembok.

"mau bareng ga?" tanyanya.

awalnya atsumu ragu, tapi karena dia tak mau pulang jalan kaki ataupun mengeluarkan uang lebih untuk memesan taxi online jadi dia mau tak mau menyetujui ajakan kiyoomi.

"tapi itu gue ..." kalimat atsumu terhenti, seketika meurutuki dirinya yang ngeyel setengah mati saat osamu menyuruhnya mengganti rok birunya dengan celana panjang.

kiyoomi mengangkat kedua alisnya gestur bertanya, menantikan kata berikutnya yang keluar dari mulut pemuda pirang di hadapannya.

"... pake rok," cicitnya hampir tidak terdengar jika saja jarak mereka berdiri lebih jauh dari ini.

kiyoomi mengangguk paham dan melepas jaket bomber berwarna hijau army miliknya.

"thanks."

lalu keduanya berjalan beriringan menuju parkiran dan segera melaju meninggalkan kafe tempat rin dan yang lainnya tampil.

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ineffable, sakuatsu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang