Take It Back - Part 1 I Leave Here

209 0 0
                                    

Happy reading

"Ayah ada yang ingin kubicarakan
padamu," Anne berbicara pada ayahnya yang sedang menonton acara kesukaannya di ruang keluarga.

"Mm.. apa, apa yang ingin kau katakan?" tanpa menoleh kepada Anne.

"Ayah tidak akan marah kan?"

"Marah? kenapa harus marah." Ayahnya langsung mengarahkan tatapannya kepada Anne.

Anne gugup, dia takut ayahnya akan marah kalau dia ingin memberitahu sebab kematian ibunya.

"Ibu...sebab kematian Ibu, dia di bunuh oleh seseorang,"

"Darimana kau tau kalau Ibumu di bunuh oleh seseorang?" tanya Ayahnya yang tidak terkejut sama sekali pun dengan pernyataan Anne.

"Itu...waktu-" belum selesai dengan perkataannya, Ayahnya langsung memotong dengan berkata,

"Sudahlah Anne, ayah tidak ingin mendengarnya, sekarang kau sudah punya ibu baru yang bisa merawatmu dan juga kau bisa bermain dengan kakakmu, kau tidak sendirian lagi,"

"DIA BUKAN KAKAKKU!!" sentak Anne yang membuat Andrew Austin, Ayahnya melihat dengan mata melotot dan marah.

"Jaga bicaramu Anne, kau sudah mempunyai keluarga baru jadi-"

"Mereka bukan keluargaku!!"

"Kau benar benar keras kepala Anne,"

"Ada apa ini?" Andrew langsung menoleh ke arah suara tapi tidak dengan Anne. Andrew menghampiri pemilik suara itu yang tak lain adalah istri barunya yang ia nikahi dua tahun lalu yaitu Maria.

"Tidak...tidak ada," jawab Andrew sambil tersenyum kepada Maria.

"Anne kau kenapa? kau marah kepada Ayahmu?" tanya Maria dan melangkah-menghampiri Anne.

Anne langsung berdiri dan memutar tubuhnya menghadap Maria. Ya posisi Anne membelakangi mereka berdua.

"Kau membunuh Ibuku!"

PLAK!!

Suara tamparan itu sangat keras dan membuat Maria terkejut, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Anne terdiam sambil memegang pipi kirinya yang terasa sangat panas sekarang.

"Ayah.. kau menamparku?"

Anne tidak pernah berfikir kalau Ayahnya akan menamparnya, karena yang ia tau pria paruh baya itu tidak pernah main tangan sekali pun kepadanya.

"Kenapa kau bicara seperti itu, siapa yang mengajarimu? Mulut mu itu sungguh tajam, keturunan siapa kau!! apa kau benar-benar anakku?"

"Andrew...tenanglah kau sedang marah, perkataanmu tadi bisa saja menyakiti, Anne." ucap Maria sambil mengusap lengan Andrew.

Anne mengangkat wajahnya, air mata sudah turun mengalir melalui pipinya.

"Apa Ayah bilang.. apa aku ini benar-benar anakmu? Sadarlah Ayah kau sudah di bodohi oleh wanita busuk ini!!" teriak Anne menunjuk Maria dengan tangan kanannya.

"Sekali lagi kau bicara seperti itu pada Ibu-"

"Dia bukan Ibuku!! Ibuku Lucianne Christine yang telah di bunuh oleh Maria Grace, wanita ini lah yang telah membunuh Ibuku! Dia memasukkan racun ke dalam minumannya!!" potong Anne dengan wajah yang sudah sangat merah.

Mendengar cerita dari Anne, membuat Maria kaget namun dia dapat mengubah raut wajahnya menjadi tenang kembali.

"Apa yang kau katakan Anne, mana mungkin ibu melakukan itu, itu sangat kejam," kata Maria dengan wajah sedih yang di buat buat.

"Ibu? kau bukan Ibuku." saut Anne dengan tatapannya yang dingin kepada Maria.

"Keluar dari sini!" Andrew bersuara,membuat Anne dan Maria langsung menoleh kepada Andrew.

"A-ayah mengusirku? Ayah mengusir-ku hanya demi wanita ini? Apa yang kau lakukan pada Ayahku!!" teriak Anne kepada Maria yang saat ini tersenyum miring namun tidak terlalu jelas tapi itu bisa di lihat oleh Anne.

Anne tidak menyangka Ayahnya akan melakukan ini. Pertama di tampar untuk pertama kali nya dan kedua dia bahkan sampai mengusir dirinya. Apa yang ada di kepala Ayahnya sampai-sampai mengusir Anne dari rumahnya sendiri?

"Baiklah jika itu membuat Ayah senang, aku akan keluar dari sini," dengan suara bergetar Anne meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

***

"Aktingmu bagus sekali, Anne." suara itu menghentikan Anne yang ingin membuka pintu kamarnya.

Nancy Aurelia Grace anak dari Maria Grace dan suaminya yang terdahulu. Umur Nancy tidak begitu jauh dari Anne, namun karena penampilannya yang tidak sesuai dengan umurnya membuat ia tampak terlihat seperti ibu-ibu.

Nancy sudah mendengar semua percakapan Anne dan kedua orang tuanya dan ia sangat senang ketika Andrew mengusir Anne.

Anne menoleh ke arah Nancy yang berdiri-bersandar di pintu kamar nya yang bersebelahan dengan Anne dengan besedakap dada.

"Kau benar benar ingin meninggalkan rumah ini? kau akan kemana? kau tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayahmu,"

"Aku mau kemana bukan urusanmu, urus saja dirimu sendiri, lihatlah penampilanmu itu yang tidak jauh dari ibumu, kau seperti orang tua, SANGAT TUA!" dengan menekan kata "sangat tua" di akhir katanya, Anne membuka pintu kamarnya dan meninggalkan Nancy yang sudah marah dengan kepalan tangan yang siap meninju seseorang.

***

"Apa kau sadar yang kau katakan tadi Andrew?" tanya Maria yang saat ini sedang duduk di sofa sambil menonton acara kesukaannya Andrew kembali.

"Aku sadar, jangan cemas anak itu tidak akan pergi dari rumah ini, dia tidak akan bisa tanpaku,"

Ya ya ya, aku harap dia pergi dari sini secepatnya, dia bahkan sudah tau kalau aku lah yang membunuh wanita yang kau puja-puja selama ini! Kau itu bodoh Andrew, anak mu berkata jujur tapi kau malah tidak mempercayainya. Teruslah seperti ini kau harus percaya apa yang aku katakan

"Anne kau jangan pergi!!" teriak Nancy yang menahan koper Anne.

"Berhentilah berpura-pura, aku muak lihat wajah tua mu itu! lepaskan tanganmu dari koper mahalku!!" Anne menyentak tangan Nancy dan langsung turun ke bawah.

Nancy mengikuti Anne dari belakang. Setibanya di ruang keluarga dimana ada Andrew dan Maria, Anne melempar kartu kredit dan juga kunci mobilnya ke meja yang ada di depan mereka bertiga.

"Ini aku kembalikan, aku tidak butuh bantuanmu Ayah, aku akan keluar dari sini dan kau!" Anne menoleh ke arah Maria. "selamat kau menang, kau mendapatkan segalanya sekarang, tapi nanti aku akan merebutnya kembali cam-kan itu."

Anne menarik kopernya dan berjalan menuju pintu.

"Anne kau jangan pergi, kau pergi aku dengan siapa?"

Anne berhenti, memutar tubuhnya menghadap Nancy yang tersenyum senang. Seandainya ini di lihat oleh Ayahnya pasti mereka lah yang di usir.

"Kenapa? Kau tak ingin aku pergi? Bukankah kau dan ibumu itu senang jika aku tidak ada? Kalau aku disini pasti rencana kalian akan gagal bukan?" Anne merasa senang telah mengucapkan itu.

Nancy menegang di tempatnya namun tidak dengan Maria, ia malah tidak terlihat gugup sama sekali.

Anne berbalik dan menarik kembali kopernya meninggalkan rumah yang banyak kenangan dengan sang Ibu.

"Ibu maafkan aku, kali ini aku tidak bisa menjaga Ayah, tapi tenang saja aku akan membuat Ayah sadar kalau dia telah salah memilih penggantimu." Anne menatap langit cerah tanpa awan- berharap sang Ibu dapat mendengar kata-katanya.

Anne kembali menarik kopernya dan meninggalkan rumahnya-tempat semua kenangan yang terukir indah namun sirna seketika karena dua orang yang tidak di harapkan datang dan menghancurkannya.

27 Nov 2021

Take It Back ✅Where stories live. Discover now