Happy Reading
⏳
"Apa pengumuman untuk lowongan sudah kau sebarkan?"
Jovin Alexander, presdir dari perusahaan ternama di Manhattan yaitu Xander Group. Jovin memiliki paras yang rupawan dengan tubuh tinggi atletis, hidung mancung, bibir tipis namun seksi, dan tidak lupa dengan mata tajamnya yang berwarna abu-abu yang siap memikat para wanita yang melihatnya.
Sebenarnya Jovin tidak mau bekerja di perusahaan orang tuanya, menurut dia itu tidak mandiri karena dia hanya melanjutkan usaha yang sudah maju. Jovin ingin punya perusahaan sendiri memulai dari bawah, merasakan susah senangnya mendirikan suatu usaha, namun orang tuanya mematahkan semangat Jovin, mereka tidak ingin Jovin seperti Daddynya yang susah payah mendirikan perusahaannya dari dia yang dimanfaatkan oleh atasan ditempatnya bekerja, jika ia ingin di bantu maka ia harus menikahi anaknya. Daddy Jovin menolaknya dan langsung keluar dari tempatnya bekerja. Setelah keluar dari kantor tempatnya bekerja, ia dan temannya sepakat untuk membangun usaha itu bersama tapi ia malah di tipu, padahal semua uang yang ia kumpulkan selama ini sudah di berikan kepada temannya itu. Semua sudah terjadi. Daddy Jovin tidak melaporkan kasus itu ke pihak yang berwajib, ia ikhlas anggap saja sedekah itu katanya. Selepas kejadian itu Daddynya bangkit dan terus berusaha agar impiannya tercapai dan ya.. akhirnya itu semua terwujud, perusahaan yang di inginkan sudah sukses, sangat sukses malahan. Cabang ada dimana-mana dan itu membawanya bertemu dengan Mommy Jovin. Mereka menikah, Jovin pun hadir di tengah-tengah mereka sebagai pelengkap kebahagiaan orang tuanya.
Setelah mendengar semua cerita itu akhirnya Jovin meng-iyakan ucapan Daddynya, harap-harap ia senang dan Jovin tidak jadi anak yang durhaka karena melawan mereka.
Jovin langsung dibawa Daddynya ke kantor dan di perkenalkan kepada semua pegawainya, pria paruh baya itu berucap, posisinya akan digantikan oleh Jovin sebagai presdir di Xander Group.
"Sudah... kau sangat ingin menggusurku dari sini ya?"
Rudi Maurer, sekretaris sekaligus teman Jovin. Rudi merasa dia lebih tampan, lebih terkenal di kalangan wanita, pokoknya lebih lah dari pada Jovin.
"Kenapa dengan nada bicaramu-"
"Kenapa? Kau tidak suka? Aku sudah lama bekerja denganmu tapi apa yang aku dapat? Kau malah ingin menggantikan aku dengan orang lain, wanita pula. Apa ada yang menghasutmu untuk menggantikan aku? Atau cara ku bekerja yang tidak kau suka? Jawab Jovin! kenapa kau malah menatapku?! aku butuh jawaban bukan tatapanmu itu."
Rudi sudah lama bekerja dengan keluarga Alexander, ia juga menggantikan Ayahnya sama seperti Jovin. Semua yang bersangkutan dengan Jovin, Rudi lah yang menyiapkan semua keperluan pria itu, dari meja kerja yang harus rapi karena Jovin benci melihat meja kerjanya di penuhi dengan tumpukkan kertas dan berkas-berkas yang memerlukan tanda tangannya sudah harus ada di meja kerja dengan rapi.
"Bagaimana aku menjawabnya kau bicara terus! Tenanglah posisimu sebagai sekretarisku tetap tapi pekerjaanmu jadi lebih sedikit, kau hanya akan membantu sekretaris baruku kalau dia tidak mengerti pekerjaannya," jawab Jovin dengan nada santai.
Saat ini mereka sedang duduk di ruangannya Jovin, yang di tangan mereka ada kertas yang harus di periksa.
"Kau tidak akan menyukai sekretarismu itu kan?" Rudi bertanya kepada Jovin dengan tampang datarnya.
Jovin yang mendengar pertanyaan Rudi mengangkat kepalanya dengan alis yang bertaut.
"Maksudmu?"
"Maksudku... kau tidak akan menyukai sekretarismu itu kan? Secara kalian akan satu ruangan dan setiap hari bertemu."
Mendengar ucapan Rudi yang seperti itu membuat Jovin melihatnya dengan tatapan aneh. Ada apa dengan Rudi? Kenapa dia berbicara seperti itu?
YOU ARE READING
Take It Back ✅
RomanceWARNING (18+) Anne Christabella Austin terpaksa harus angkat kaki dari rumahnya sendiri karena sang ayah lebih percaya kepada ibu tirinya Maria dari pada dirinya. Anne yakin Maria lah yang telah membunuh sang ibu dengan memasukkan racun ke dalam min...