Grace

73.1K 330 8
                                    

Hi! I'm back. One shoot pertama tanpa karakter Emi dan dibuat dalam satu panel yang sama, semoga kalian suka.

Jika ada kesalahan, author mohon maaf.

Happy reading

°°°

G

race mengejan membentuk beberapa ombak kecil dalam bak mandi. Ia menggeliat kesakitan berusaha melahirkan bayi.

Grace telah mengejan selama lebih dari 4 setengah jam. Tak ada perubahan yang begitu berarti selain kepala bayi nya yang mulai membentuk tetesan air mata.

"Kerja bagus sayang, kau melakukan yang terbaik." Puji bidan Aini sebagai bentuk apresiasi.

Bidan Aini dan asistennya Ella, menghela napas ketika mereka melihat tonjolan besar yang tumbuh di antara paha Grace.

Vulva mungil yang menjadi tempat keluarnya bayi itu terlihat begitu menyedihkan. Sebuah kepala besar dengan rambut tebal begitu memaksa untuk keluar. 

"Rasanya terbakar!! Oh itu panas!" Grace menangis saat sebagian atas kepala bayinya terasa menusuk vagina yang kini telah membengkak.

"Itu adalah kepalanya, dia mencoba melebarkan lubangnya. Mungkin akan terasa sangat buruk, tapi kau harus tetap mengejan." Ucap Aini.

Ia meletakkan tangannya ke dalam air, berusaha membantu meringankan persalinan.

"Oh! Ya Tuhan!!" Grace mengerang kencang.

Aini menarik jarinya, membantu melebarkan klitoris Grace yang terus terusan mengeluarkan lelehan darah. Ia mencoba mengabaikan tangisan Grace yang semakin keras. Aini terus melebarkan, ia tahu kali ini Grace hanya butuh bantuan.

"Terbakar!! Tolong, tolong hentikan kumohon!" Grace melolong, tubuhnya terus menerus menggeliat dalam air.

"Tenang nak! Cobalah untuk tetap tenang!" Aini dan Ella terus menerus memerintahkan Grace untuk tetap tenang.

Tapi, wanita mana yang masih tetap tenang saat kemaluannya serasa di obrak abrik? Jika ada, Grace akan menamai mereka dengan sebutan 'Wanita Gila'.

"Kau akan baik-baik saja. Bayi mu akan lahir dengan selamat." Ucap Ella menenangkan Grace sembari meletakkan handuk dingin pada dahi Grace yang penuh keringat.

"Kepala nya terlalu besar!!" Tangis Grace, ia mencoba untuk mendapatkan kembali kesadarannya.

"Bayi mu besar nak, aku akan memberikan pertolongan. Tapi, kau harus terus mengejan, tidak peduli bahwa itu mungkin saja akan membunuhmu." Ujar bidan Aini.

Ia menepuk lutut Grace yang gemetar kemudian tersenyum simpati. Ia tahu tidak lama lagi, kepala nya akan segera memahkotai.

Grace menangis ketika ia menyadari ada kepala besar yang terus mendesak di selangkangannya. Grace datang saat pembukaannya menunjukan angka 3 cm, ia tentu tahu bagaimana rasa sakit terus menerus berdatangan. Menurutnya ini akan sia sia, ini hanya akan memperburuk keadaan.

Grace melepaskan bra olahraga miliknya, itu sedikit membantu meringankan pernafasannya. Payudara yang penuh akan ASI itu menggantung begitu bebas.

Sebelum hamil, ia hanyalah remaja tepos yang tak menarik sama sekali tapi lihatlah dirinya sekarang, payudara penuh, pantat berisi juga perut bulat mulus tanpa stretch mark terlihat begitu menggoda, belum lagi vagina berwarna merah muda yang dicukur mulus ala Brazilian Wax.

Merasa lebih nyaman, Grace menguatkan kakinya pada dinding bak mandi. Menghadap bidan Aini, terus bernafas lalu mulai mengejan lebih keras dari sebelumnya.

every secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang