Meet

131 15 2
                                    

Itaru tidak tahu sudah berapa lama ia lewatkan. Merenggangkan badan sama sekali tidak membuat rasa lelah di tubuhnya berkurang. Pelanggan masih terhitung banyaknya, duduk di meja masing-masing membicarakan beberapa hal yang kurang Itaru ketahui.

Bekerja di musim panas adalah pilihan terburuk. Itaru harus mengeluarkan tenaga serta keringat di cuaca yang sangat panas. Andai saja ia terlahir kaya, dapat dipastikan Itaru dapat menikmati tidur di kasur luas dengan nyaman. Sayangnya hanya impian belaka. Karena Itaru tidak memiliki darah bangsawan sedikit pun.

Mankai Restaurant, merupakan tempat yang menyediakan pelayanan berupa makanan dan minuman. Tidak hanya menjadi sebuah restoran, pada malamnya Mankai Restaurant akan berubah menjadi sebuah bar. Terkenal di kerajaan Sakura karena kesuksesannya sehingga banyak bangsawan yang ingin berkunjung untuk sekedar melihat bagaimana indahnya restoran tersebut. Didirikan oleh Tachibana Izumi, putri dari Earl Tachibana yang bekerja langsung dibawah perintah raja. Seorang pribadi yang sangat baik, membiarkan Itaru seorang anak dari pedagang biasa bekerja dibawahnya.

Tidak hanya dirinya, ada beberapa pekerja lainnya. Tetapi tidak akan Itaru bahas karena Itaru sendiri tidak akrab dengan mereka.

Kali ini membawa dua piring kare dengan parsley sebagai hiasan. Itaru berjalan menuju meja di pojok ruang. Dua orang pria berbadan tambun duduk, menatapnya dari tempat dengan nafsu yang Itaru benci. Itaru langsung meletakkan kedua piring dengan segera, mengucapkan 'selamat menikmati', dan akan meninggalkan mereka jika tangannya tidak di tarik oleh salah satunya.

"Hei omega. Apakah pelayanannya memang seperti ini?" Ucap pria itu. Itaru menahan napas, tidak ingin mencium feromon Alpha yang keluar dari pria tersebut. Menjijikkan saat masuk kedalam penciumannya.

Itaru dengan senyum profesional menatap. Hanya menurunkan tangan itu dengan perlahan dan meletakkannya kembali di atas meja. "Maaf tuan, tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja kami sedang kedatangan banyak tamu."

Setelah Itaru mengatakan itu, yang lain meraih pinggul Itaru membuatnya sontak memekik. Tidak terlalu keras, tetapi cukup untuk membuat beberapa orang melihat kearahnya.

"Jangan seperti itu, temani kami saja."

Tidak menjawab, Itaru justru tersenyum semakin lebar. Ingin rasanya mencakar wajah penuh lemak itu. Tetapi Itaru tahan karena tahu perbedaan kasta mereka. Mereka seorang bangsawan, sedangkan Itaru hanya seorang anak dari pedagang jalanan.

Kedua pria itu saling mengobrol, menggodanya sesekali membuat Itaru ingin muntah. Belum lagi kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Sama sekali tidak menyukai keadaan seperti ini. Pelayan lainnya yang merupakan rekan kerja sama sekali tidak membantu. Hanya melirik, lalu kembali ke pekerjaan masing-masing. Rekan kerja sialan.

"Permisi, bisakah kalian melepaskannya?"

Itaru tersentak dari pikirannya sendiri. Suara berat tetapi ringan membuatnya menoleh. Kali ini pria berbeda penampilan berdiri di sampingnya. Mengenakan jubah hitam tertutup sehingga Itaru sendiri tidak dapat melihat rupa-nya. Berbeda dengan dirinya yang menatap bingung, Omega di dalam dirinya berteriak senang. Entah apapun itu, membuat pusing di kepalanya bertambah.

"Apa maksudmu?"

"Seperti yang saya katakan, dia harus bekerja dan tidak seharusnya kalian menahannya."

Pria itu kembali berbicara, membuat emosi salah satu pria tambun emosi. Menggebrak mejanya, berdiri untuk berhadapan langsung dengan pria misterius. Itaru sendiri sudah memundurkan tubuhnya setelah pegangan terlepas.

Keributan mulai terdengar, terutama dari kedua pria tambun. Itaru merasa seluruh pandangan jatuh kepada mereka. Mengusap kepalanya teratur saat terasa kembali sakit.

It's Me! Not Him!Where stories live. Discover now