Part 1

27 0 0
                                    

"Dirgaaaaaaaaa.......!" Teriakku kencang.

"Ya Allah suaramu menggelegar, berisik tau nggak".

"Sialan yah kamu". Celetukku.

"Hahahaha... Habisnya nonton terus akunya di cuekin" Sahutnya.

"Nggak gitu juga Dirga. Kalau aku mati gimana ? Kamu akan kehilangan cewek yang sangat langkah ini" Alibiku.

"Iyaaiya maaf Sayang, nggak ketutup banget kan hidung dengan mulutnya, masih bisa bernapas kan ?".

"Nih bantal, sekalian bunuh aja, bungkem muka aku pakai bantal". Celetukku.

"Hahaha, maaf" Sambil mengelus rambutku.

Yaa, itulah dia Dirga.
DIRGA RADITYA GEMILANG.
Dia adalah makhluk tuhan yang paling paling paling banget aku kutuk. Dari ribuan orang yang pernah aku temui bahkan beberapa orang yang pernah menjalin hubungan denganku di masa lalu, tidak memiliki sifat seperti Dirga.

Nenek lampir . . .
Ya, itu aku, panggilan yang dibuat oleh Dirga entah dari mana asal usulnya, wanita yang sangat kalem, anggun dan mempesona ini menjelma menjadi nenek lampir. Nggak habis pikir, pacar sendiri memanggil pasangannya dengan panggilan "Nenek Lampir".

Dari ribuan manusia yang pernah kutemui, mengapa dia begitu sangat kucintai. Dia adalah biang kerok semasa hidupku. Tapi makin membenci, malah semakin aku jatuh cinta kepadanya. Duuuuh, Dirga. Ingin rasanya aku menendangmu seperti bola keluar angkasa.

KEISYA AMORA...
Itu aku, si cewek manis, ceria, cantik jelita tanpa tandingan. Seperti itu penilaian diriku kepada diriku sendiri... Haha. Membahagiakan diri sendiri itu wajib loh !.

"Entah kenapa aku bisa bertemu dengan manusia jadi-jadian seperti Dirga, Ya Tuhan, dari mana asal usulnya manusia satu ini". Keluhku, tanpa kusadari Dirga mendengarnya.

"Apa kamu bilang ?" Tanyanya.

"Dirga yang baik hati, manis, ganteeeeng poool pool pool nggak ada tandingannya, Kim Taehyung pun kalah jauh, aku sangat mencintaimu makhluk tuhan paling seksi". Gombalku. Mengalihkan pendengarnnya.

"Emang aku seksi ?" Tanyanya.

"Sialaan, malah di tanya balik. Itu candaan kutu kupret" Celutukku dalam hati. Menghela napas panjang dan membuagnya tepat di sebelah telinga kanan Dirga "Huuuuuufffttt"

Refleks Dirga terkejuut dan langsung menutup kupingnya, sambil memandangku dengan tatapan tajam.

"Apa.. apa.. marah ? Ayoo maraah" celetukku.

"Uuuuh, benar-benar yah mak lampir." Sahutnya.

Aku tersenyum lebar, menandakan kepuasanku mengerjai dia. Sambil mendekatkan tubuhku ke Dirga dan melingkarkan kedua tanganku ke perutnya dari posisi samping. Dengan suara manja dan mulut manyun, aku berkata.

"Do you love me ?".

"Iyaa". Jawabnya. Sambil mengangkat tangan kananya dan merangkul ke punggungku.

"Really ?"

"Aduh, mak lampir nggak usah sok inggris deh". Imbuhnya.

"Biarin, I love Dirga, I love Dirga, I want to kill Dirga"

Refleks Dirga mencubit kedua bibirku dan menariknya ke depan. Dan spontan aku memukul tangannya sembari berkata

"Aduuh sakit, iihhhh"

"Aku yang akan bunuh kamu deluan, biar nggak ada lagi yang dekatin kamu, biar nggak ada lagi yang pacaran dengan kamu selain aku"

"Diiih" jawabku sambil menahan tawa. "Ayoo jalan-jalan, suntuk lo otakku ini di rumah mulu, Corona juga nggak ilang-ilang" pintaku, masing dengan posisi aku memeluknya.

𝟏 𝐇𝐨𝐮𝐫 𝟓𝟎 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang