Wonderland Train

80 15 1
                                    

"Untunglah, belum terlambat." Flora, gadis dengan rambut coklat ikal itu tersenyum lega.

"Jika kau bersiap lebih awal kita tidak perlu terburu-buru seperti ini!" Aquise, gadis dengan pakaian paling modis itu menatap orang di sebelah kanannya kesal.

"Hehe, maaf maaf." Vritz menyengir, sebenarnya dia tidak begitu merasa bersalah, toh kedua sahabatnya ini selalu setia menunggunya.

Vritz, Flora dan Aquise berencana untuk menghabisi minggu terakhir liburan sekolah mereka dengan pergi menginap di kota sebrang selama dua hari satu malam. Mengingat mereka memasuki Universitas yang berbeda, jadi mereka ingin memanfaatkan waktu yang ada selagi bisa.

"Tapi, keretanya agak beda ya?" Vritz menatap kereta itu asing, rupa kereta itu sungguh berbeda dari kereta listrik yang biasa dilihatnya. Kereta yang ini, entah mengapa dindingnya lebih terlihat antik dari kereta biasanya.

Dinding luar keretanya saja berwarna coklat kayu dan bentuknya pun berbeda, kereta yang ini benar-benar membentuk persegi panjang dengan ujung-ujung yang lancip.

"Bener yang ini, kok." Aquise menunjukkan tiga buah tiket pada kedua temannya, di sana tertulis tempat duduk, nomor gerbong serta nama kereta yang akan mereka naiki.

"Eh, eh! Keretanya!" Terlalu sibuk berdialog, kereta di depan mereka mulai menutup pintunya perlahan, membuat mereka panik dan buru-buru masuk, kan tidak lucu kalau mereka tertinggal.

"Sudahlah, kita cari tempat duduk kita dulu." Vritz dan Flora mengiyakan ucapan Aquise, mereka berjalan menyusuri lorong kereta yang ternyata dalamnya pun terlihat antik dan herannya lagi, kursi penumpang tidak seramai itu, terlalu sepi malah. Saru gerbong mungkin hanya terisi oleh 5-8 orang.

"Itu tempat duduk kita." Aquise menunjuk kursi di depannya sembari dia menaruh tasnya di laci atas, menyusul tas teman-temannya, barulah Aquise duduk setelahnya.

Tidak lama setelah mereka duduk, suara perempuan yang berasal dari speaker kereta terdengar, menggema di gerbong kereta. "Selamat datang di kereta Wanderlust. Duduklah dengan nyaman dan tenang karena perjalanan ini akan menakjubkan."

"Apa tidak berlebihan, tuh? Menakjubkan katanya." Aquise tertawa kecil, alis kananya sedikit terangkat mendengar suara dari speaker tersebut.

"Kita nggak salah masuk kereta, kan?" Vritz bertanya sekali lagi, memastikan.

"Tidak kok. Mungkin saja di kereta ini ada rombongan anak TK atau semacamnya," jawab Flora.

Begitu percakapan mereka berakhir, suara desing mesin mulai terdengar, roda kereta mulai berputar hingga menghasilkan bunyi nyaring. Kereta pun bergerak seiring dengan suara siulan panjang.

Mulanya, laju kereta begitu lambat dan seiring detik berjalan, laju kereta semakin dan cepat hingga membuat pemandangan di jendela hanya terlihat sekilas.

"Ah, aku sepertinya akan tidur dulu. Empat jam di kereta tidak sebentar." Vritz menyenderkan punggungnya pada kursi, mengambil posisi yang nyaman untuk tidur.

"Apa yang akan kamu lakukan Aquise?" Flora menatap Aquise yang berada di sebelahnya, sedangkan Vritz duduk sendirian di seberang, membuatnya bisa mengangkat kaki ke kursi sebelahnya.

"Entahlah, mungkin menunggu aku mengantuk?" Aquise mengangkat kedua bahunya. Flora mengangguk, melakukan hal yang sama. Karena kini mereka berdua sama sekali tidak merasa mengantuk.

***

"Vritz, bangun!" Flora menggoyang-goyangkan pundak Vritz keras, membuat Vritz menggeram pelan, merasa tidurnya terganggu.

"Kenapa?" Vritz berkata dengan suara parau setengah tidurnya.

"Kamu harus lihat ini." Flora menunjuk jendela dengan dagunya. Dengan malas, Vritz menengok pada jendela di sebelahnya, dan pemandangan yang berada di luar benar-benar tidak masuk akal! Tapi juga menakjubkan.

GenFest 2021: FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang