#1

2 0 0
                                    

"Hari ini kita kedatangan dua murid baru," kata Pak Akbar, membuat seluruh perhatian pagi itu terpusat padanya. "Ayo, silahkan masuk."

Dua orang yang berbeda gender masuk, berjalan ke depan kelas dengan raut wajah tenang.

"Perkenalkan nama kalian," lanjut pak Akbar.

"Nama gue Rasi," ucap Laki-laki yang terkesan dingin itu.

"Nama aku Bintang," kata perempuan yang berdiri di sebelah laki-laki itu. Wajahnya imut dan terkesan ramah.

Seseorang yang duduk di belakang mengangkat tangannya, kemudian bertanya, "kalian kembar tak identik ya?"

Karena Rasi hanya diam, maka Bintang yang menjawabnya. "Iya, bener banget. Salam kenal ya, semoga kita bisa berteman."

"Imutnya ...," puji sebagian laki-laki di kelas itu.

"Gantengnya ...," kali ini murid perempuan yang bersuara.

Pak Akbar mempersilahkan mereka duduk. Rasi dan Bintang duduk terpisah. Mereka berdua duduk dengan posisi mengapit seorang laki-laki berkaca-mata yang tampak ketakutan, entah karena apa.

"Oke, kita mulai pelajarannya ya," kata Pak Akbar.

"Ya pak!"

*****

"Woy bangsat! Sini lo!" Panggil Revangga seraya menunjuk Lentera.

Kelas sepi, hanya ada Revangga, Lentera, Rasi, dan Bintang. Istirahat berakhir 10 menit lagi.

Lentera yang semula menunduk langsung tersentak kaget. Ia dengan perlahan berjalan menuju Revangga.

"I-iya?"

"Beliin gue minuman kaleng. Kopi."

"U-uangnya."

Revangga tersenyum, lalu menepuk pundak Lentera dengan keras. "Pake uang lo." Ia mendorong Lentera dengan keras, membuat cowok itu tersungkur ke lantai.

Setelah kepergian Lentera, Revangga berjalan menghampiri Rasi. "Pindahan dari mana lo?"

Rasi diam, fokus membaca buku. Revangga yang pada dasarnya tidak suka diabaikan lansung memasang wajah tak suka.

"Lo pasti habis ngebunuh temen lo kan? Makanya dipindahin. Hahahaha ...," Revangga tertawa di akhir kalimatnya.

Rasi diam, tak merespon.

"Kalian kembar kan?"

"...."

"Udah jelas sih kalau kalian kembar."

"...."

Diabaikan. Revangga tak suka itu.

"Saudara lo cantik juga. Boleh buat gue?"

"...."

Kesal yang tak tertahankan, Revangga menarik buku yang dibaca Rasi. Lalu melemparnya ke sembarang arah.

Rasi mendongak, menatap santai Revangga selama sepersekian detik, kemudian kembali fokus membaca buku yang baru saja ia ambil dari dalam tasnya.

Tak tinggal diam, Revangga kembali melempar buku Rasi ke sembarang Arah.

Rasi mendongak, menatap santai Revangga. Wajahnya tak menunjukkan kalau ia marah. "Kenapa lo nggak duduk dan belajar? Kalo lo kayak gini, itu makin buat lo kelihatan bodoh."

Revangga tersulut emosi. Cowok itu menarik kerah Rasi. "Lo bilang apa? Ucapin sekali lagi!"

"Kalau gue nolak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L♡VER = LO$ERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang