01

9 2 0
                                    

Aksara adalah sosok anak laki laki yang kehidupannya jauh dari kata baik. Bahkan baik pun sudah terlalu luar biasa bagi dirinya.

Aksa hidup hanya berbekalkan kekuatan dirinya sendiri. Aksa hidup bersama bundanya yang sangat keras dan tempramental.

Kehidupan Aksa sudah sangat menyedihkan semasa belia. Hidup dibesarkan oleh nenek dan kakeknya membuat sosok Aksa jauh dari didikan orang tua.

Aksa adalah anak pertama dari dua bersaudara, adik laki lakinya sangat jauh berbanding terbalik jika disandingkan oleh dirinya.

Namun, kejadian waktu kecil membuat Aksa trauma dan kenangan itu sangat membekas terhadap kehidupannya hingga dia remaja saat ini. Apalagi saat sang kakek menutup usianya dihadapannya sendiri. Aksa mulai menutup diri dari sekitar, mempunyai Trust Issues yang sangat parah, Anxiety, dan bisa dikatakan dia memiliki gangguan kejiwaan yang sudah sangat parah.

Aksa semakin takut kepada sang bunda jika tangan wanita yang dia hormati itu sampai menyentuh kulit tubuhnya dan membuat warna yang sangat gelap dan menyakitkan untuknya.

Bukan tanpa alasan kenapa Aksara tinggal selama ini bersama sang nenek. Tragedi dimana sebuah celurit yang diangkat oleh sang bunda tinggi tinggi untuknya menjadi momok yang sangat gelap untuk nenek dan kakek Aksa.

Masih jelas semua kenangan semasa kecilnya selama dia tinggal dan di didik oleh bundanya. Keuntungan lagi lagi masih sedikit berpihak kepadanya dimana semasa belia Aksa tinggal berhadap hadapan dengan rumah sang nenek. Hingga semua perbuatan, erangan kesakitan, dan biru melebam tersaji jelas dikedua mata neneknya.

Aksa menyayangkan kejadian dimana nyawanya hanya berada diujung pisau itu berada, Aksa selalu bertanya kepada tuhannya 'Kenapa engkau selamatkan aku dimasa itu Ya Allah? Jika hingga sekarang, tidak ada kebahagiaan yang bisa ku kecap sedikitpun?.'

Kejadian kejadian semasa kecil selalu menghantuinya. Bagaimana sosok bunda yang menghantamkan balok ke jari jarinya karna bad habbitnya yang mengigiti kuku jarinya hingga berdarah darah.

Dimana terdapat bercakan biru lebam dibeberapa titik tubuhnya akibat tendangan, tamparan, hantaman, cubitan dari sang bunda.

Masih terekam jelas diingatannya bagaimana dia menjerit kesakitan saat cambukan rotan diarahkan ke tubuhnya yang ringkih dengan brutal.

Bunda yang seperti kerasukan setan tidak memperdulikan teriakan pilu anak yang dia kandung dan rawat semasa dirahimnya sendiri.

Ayahnya adalah sosok yang jarang dirumah, ayahnya selalu pulang pergi keluar kota untuk sekedar bekerja.
Ayahnya itu sosok yang lembut terhadap anak anaknya tetapi dia akan berubah seperti iblis jika dia berhadapan dengan sang bunda.

Tidak salah, karna ayah yang terlalu sayang anak harus melihat anaknya sering terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan keadaan sekarat akan diujung kematian.

Dan puncaknya Aksa yang koma selama seminggu akibat goresan celurit di pundak dan lengan atasnya. Membuat dia syok dan berada diantara hidup dan mati hanya karna Aksa sengaja menjatuhkan piring makannya.

Iya, bundanya sakit jiwa.

🌻🌻🌻

Hingga sang nenek dan kakek yang tidak tega melihat cucunya terus menerus harus keluar masuk rumah sakit memutuskan untuk membawa anak kecil berumur 3 tahun itu untuk tinggal bersamanya.

Semenjak saat itu, Keluarga Aksa memutuskan untuk pindah kedaerah pemukiman yang berada diperdesaan untuk mentreatment kondisi kejiwaan bundanya.

Sebenarnya Aksa adalah anak yang cerdas, hanya saja tekanan dari sang bunda harus dia rasakan setiap detiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang