Prolog~!

44 16 6
                                    

Warning!
•Bahasa
•Typo

___

"Uh, penuh! Gimana caranya lewat, coba!"

Sempit dan sesak. Kedua kata bermakna mirip ini sangat cocok untuk mendeskripsikan keadaan salah satu Kereta yang singgah di sebuah Stasiun.

Kedua pihak berlalu lalang, ada yang berjalan masuk, ada pula yang berjalan keluar. Pintu keluar yang terpampang di badan kereta sudah terbuka lebar, oleh karena itu semua orang disana mulai bergerak.

Termasuk gadis kecil yang berbicara tadi.

Surai kecokelatan dengan arsiran putih lembut di area beberapa helai poni-nya. Rambut diatas bahunya dibiarkan tergerai, dengan topi dino berwarna hitam.

Jangan lupakan, wajahnya imut.

Tangan nya yang kecil memegang pegangan koper, berjalan kesusahan agar bisa melewati ombak insan yang ikut bergerak.

Sebenarnya mempunyai badan yang mungil bisa membuatnya mudah melewati lautan manusia tersebut, tapi karena si tangan kecil memegang koper yang ukurannya hampir lebih besar dari dirinya, membuat dia kesusahan sendiri.

"Koper menyebalkan. By one yok!"

Merasa tak bisa lewat, gadis kecil itu memilih  mundur kembali. Berhenti dan menarik nafas panjang, ia menggulung lengan bajunya.

"Dahlah."

Siungggg!

Crit!

Oke. ini membuat yang lainnya menjadi diam, sunyi dan berhenti bergerak.

Koper besar kepunyaan si gadis kecil melayang hanya karena satu lemparan. Melewati lautan kepala penumpang. Ada yang berambut maskulin, cepak, bahkan ada yang botak.

Yah, koper itu seakan mengolok.

Dan..

Bugh!

Blam!

Toeng, toeng!

Pendaratan bagus, koper becorak totol-totol motif benda luar angkasa itu akhirnya jatuh.

Yang sialnya malah masuk ke dalam tong sampah yang entah kapan bisa berada di stasiun dekat pintu kereta.

Semua orang yang berada di TKP masih terdiam, ingin tertawa, tapi kasihan.

"...."

"Penyambutan yang bagus. Saya suka. Thanks Rintis Island," kata si gadis kecil, sambil memberi jempol pada tas kopernya yang sudah tak berdaya.

.
.
.
.
.

"Mari pulang!~ Mari~lah pulang! Mari~lah pulang! Ke Rahmatullahhhh~~!!!"

Yang bernyanyi keras itu adalah gadis kecil bertopi dino tadi. Namanya [Name]. Ia sekarang sedang berjalan menyusuri jalan setapak rata di daerah yang baru ia injaki.

Kaki nya melangkah riang sambil berloncat kecil, sembari bersenandung aneh. Padahal matahari menyengat panas, pas di atas ubun-ubun. Tapi herannya gadis itu tetap saja nampak bersemangat.

Jika menyinggung kejadian tadi, masih berdampak sih, kopernya jadi sedikit bau. [Name] pun merasa biasa saja. Tetap berjalan riang tanpa merasa malu.

Sebab dia memiliki prinsip; "kenapa harus merasa malu? Selagi aku masih memakai baju, itu tak masalah kan?"

Oleh karena itu dia terlihat biasa-biasa saja, bahkan setelah mendengar tertawaan dari beberapa penumpang lainnya tadi, dia tetap melangkah santai mengambil koper yang menjadi bola basket dadakan (ring-nya: tong sampah).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Brother And Me || Boboiboy x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang