Selamat Tidur, Melanodisa

164 8 0
                                    

Hati Disa tersentuh. Ia tak bisa membohongi perasaannya. Disa sangat, sangat, sangat terharu untuk saat ini. Air matanya menetes membasahi pipi putih bersihnya. Ia merapatkan giginya agar ia tidak mengeluarkan suara tangisnya. "Mah, maaf jangan ngomong gitu. Disa gak mau mama sedih juga. Maafin Disa ya, Mah. Disa janji bakal semangat buat ngelawan penyakit ini. Disa bakalan nurut sama apa kata mama," ujar Disa dengan suara yang gemetar sambil memaksakan diri meminum obat.

"Maaf ya, Mah," ucap Disa sesenggukan. Ia mengambil bantalnya dan menelungkupkan kepalanya sambil bersandar di sandaran kasur.

"Gak apa-apa, Sayang. Wajar kok kalo kamu punya pikiran begitu," ucap mamanya Disa.

Mamanya Disa merapikan obat-obatan yang sudah diminum oleh anaknya. Lalu ia mengelus kepala anaknya itu dengan lembut dan berkata, "Disa, kamu istirahat ya sekarang. Nanti sore kita check up lagi ya, Cantik. Kamu gak boleh kecapean."

Disa kembali menampakkan wajahnya yang habis menangis. Ia memeluk mamanya sambil berkata, "Iya udah, Mah, Disa mau istirahat dulu ya. Mama juga jangan lupa istirahat. Jangan kebanyakan mikir aneh-aneh juga ya, Mah! Disa sayang mamah! Sayang banget!"

"Eh, Mah. Kita sama papa kan ke rumah sakitnya? Papa pulang kapan? Aku tadi pagi gak ketemu papa," sambung Disa.

"Nanti sore ya, Sayang, jam empat. Papa pulang jam empat, gak pake nunggu lama. Kita siap-siap terus kita otw cusss, deh!" ucap mamanya Disa sambil membalas pelukan anaknya dan hampir saja ia meneteskan air matanya. Tapi, mamanya Disa sangatlah pandai dalam hal menyembunyikan kesedihannya. Entah seberapa banyak beban yang ia tanggung, tapi dia dapat menyembunyikannya dengan rapi. Ia tidak mau anaknya melihat kalau ia menangis. Ia ingin menjadi sosok yang terlihat kuat di depan anaknya. Begitu pun harapannya sejak dulu, ia ingin Disa menjadi wanita yang kuat kelak dewasa.

"Makasih ya, Disa. Mama juga sayang banget sama Disa. Jadi anak yang baik ya, Nak," mohon mamanya Disa dengan suara gemetar.

Mamanya Disa pun melepas pelukannya dari anaknya tersebut. Diikut dengan Disa yang melepaskan pelukannya juga. Disa menatap mamanya dengan sangat hangat.

Mamanya Disa pun bangkit dari kasur Disa. Ia menuntun anaknya untuk segera berbaring di kasur, tak lupa ia berkata, "Selamat tidur ya, Disa, putri mama yang paling mama sayang. Mama keluar dari kamar Disa ya."

"Iya, Mah, makasih," ucap Disa sebelum memejamkan matanya.

Mamanya Disa pun berjalan ke pintu dan melemparkan senyumnya sebelum menutup pintu. Ia melambaikan tangannya dan dibalas pula oleh Disa. Sungguh ikatan anak dengan ibu yang sangat kuat.

Disa, nyatanya ia tidak akan benar-benar tertidur. Ia bergumam, "Kapan aku sembuh ya? Masih butuh waktu lama lagi kah? Sampai kapan?"

"Umm, Melanodisa. Hehe lucu, aku bakal tulis di buku nanti!"

"Melanodisa."

"Melanodisa."

______________________________________________________________

-sausankml

Melanodisa [COMPLETED]Where stories live. Discover now