'Fabiayyi Aalaa Irobbikuma Tukaddzibaan'
###
Setelah Sholat Isya' berjema'ah di Masjid pesantren. Keluarga Abi Yash sedang bersiap untuk makan malam. Di meja makan sudah terhidang berbagai menu makanan yang sedang melepuh setelah di olah sedemikan rupa oleh Umi Jihan untuk makan malam. Semua anggota keluarga Abi Yash sudah siap menyantap habis hidangan di atas meja. Seperti biasa Abi Yash memimpin doa sebelum makan. Kali ini doa makan yang Abi Yash panjatkan agak panjang. Mungkin ada beberapa doa yang Abi Yash tambahkan. Syabiru nampak bingung dan merasa aneh, namun ia tepis pikirannya jauh-jauh, sebelum menimbulkan prasangka buruk. Terlebih itu untuk Abi Yash.
"Washallahu'ala sayyidina Muhammadin Walhamdulillahirobbil'alamiin." Abi Yash mengakhiri doanya dengan sholawat.
"Aamiin." Serempak semua anggota meng-Aamiinkan.
Acara makan malam keluarga Abi Yash pun berjalan lancar sampai selesai. Abi Yash masih terdiam. Semua anggota tak berani meninggalkan meja makan sebelum Abi Yash beranjak lebih dulu. Abi Yash memandang satu per satu anggota keluarganya lalu tersenyum manis, terlebih kepada Syabiru. Syabiru membalas senyuman sang Abi tak kalah manis, menimbulkan lesung pipi kanannya muncul. Namun, ada yang janggal disini. Ada apa dengan Abi Yash? Syabiru sempat ingin angkat suara, namun terhenti di saat Umi Jihan mulai berbicara.
"Besok mau puasa lagi Ray?" Tanya umi Jihan kepada Rayen. Besok adalah hari Kamis. Semua anggota keluarga sudah terbiasa berpuasa senin-kamis. Karna Rayen masih belajar makanya Umi Jihan masih suka mengingatkan. Rayen mengangguk sebagai jawaban iya.
"Yasudah, mau Umi buatkan apa nanti buat sahurnya?" Tawar Umi Jihan.
"Sayur lodeh enak Umi." Jawab Kaila Antusias.
"Oke sayur lodeh, ada yang lain yang mau menambahkan menu sahur?"
"Tumis kangkung sama ikan goreng." Kini Rayen yang meminta menu.
"Baiklah, nanti Umi siapkan. Syabir mau apa?" Kini fokus Umi Jihan berganti kepada Syabiru.
"Aku ngikut aja Umi." Jawab Syabiru.
Umi Jihan hanya mengangguk.
"Syabiru." Panggil Abi Yash pelan.
Syabiru langsung terhenyak dan mengalihkan pandangannya kepada Abi Yash. "Iya, BI?"
"Besok, setelah selesai sahur Umi dan Abi akan pergi ke Bandung untuk menjenguk orang tua Umi. Kamu tolong jaga adik-adik mu dan juga pesantren." Abi Yash menepuk pundak Syabiru pelan dan melanjutkan ucapannya.
"Kali ini, kamu harus belajar memimpin lebih baik dari Abi. Abi percaya, anak Abi ini akan menjadi pemimpin yang besar suatu saat nanti. Seperti Baginda Nabi Muhammad Sallallahu'alaihi Wasallam-"
"Allahumma Shalli 'alaih." Jawab semua kompak, saat mendengar nama besar Baginda Nabi.
Abi Yash tersenyum penuh, membuat hati Syabiru bergetar. Ada apa dengan hari ini? Semoga Allah selalu melindungi keluarganya.
"Kaila, Rayen. Ingat ya, kalian harus dengerin ucapan Abi. Jangan pernah durhaka sama orang tua. Jangan pernah durhaka kepada saudara yang lebih tua. Kalian harus turuti perkataan kakak-kakak kalian. Abi ga mau kalian jadi anak nakal." Kini atensi Abi Yash berganti kepada kedua adik Syabiru, lalu memberi petuah kepada mereka berdua.
"Iya, Abi." Ucap keduanya serempak.
"Abi, ada apa dengan Abi?" Tanya Rayen, sontak membuat Syabiru antusias ingin mendengar jawaban Abi Yash.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUZ 30
RandomAssalamu'alaikum.. Ada banyak kisah yang kita ketahui akhir-akhir ini. memulai lembar demi lembar kisah baru, itulah kehidupan. kali ini, kisah mengesankan ingin disampaikan. oleh seorang pemuda baru masuk umur 17 tahun. dia yang sedang duduk di ata...