CHAPTER 1

23 0 0
                                    

“Janji ya kita akan tetap selalu bersama sampai dewasa nanti sampai kita menikah, mempunyai anak, mempunyai cucu, selama – lamanya kita akan selalu bersama”
“Un... janji. Kita akan tetap bersama sampai tua nanti”
Janji itu terucapkan oleh bibir mungil sepasang anak laki – laki dan perempuan. Anak laki – laki berambut biru tua dululah yang mengucapkan janji itu pertama kali, dan dijawab oleh anak perempuan berambut seputih salju dengan senyum yang membuat siapapun terpesona termasuk anak laki – laki di depannya. Setelah janji itu terucapkan oleh masing – masing bibir mungil itu, anak laki – laki yang bernama Soraru itu mengulurkan tangannya mengeluarkan jari kelingkingnya. Paham apa yang dimaksud oleh Soraru, Mafuyu anak perempuan berambut putih itupun menyambut jari kelingking itu masih dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
“Mafu – chan aku menyukaimu” Dengan wajah yang semerah buah apel, Soraru mengungkan isi hatinya kepada Mafu. Mafu yang saat itu hanya berusia 5 tahun tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kata suka yang Soraru ucapkan. Yang ia tahu kata suka yang diucapkan Soraru sama dengan kata suka yang ia ungkap ketika menyukai makanan yang ia sukai.
“Un.. Mafu juga menyukai Soraru – san..” Soraru yang mendengar jawaban Mafupun tersenyum lebar, namun sesaat kemudian senyuman itu perlahan berubah menjadi senyuman sedih.
“.. Mafu juga menyukai watagashi, cokelat, ice cream cokelat hmm... apa lagi ya?”  Dengan pose berpikir yang imut menurut Soraru, Mafuyu membayangkan makanan – makanan yang ia sukai. Namun itu tidak membuat Soraru tersenyum seperti biasa, kali ini Soraru tersenyum sedih karena ucapan Mafuyu.
“Maksudku bukan suka yang seperti itu Mafu – chan, maksudku suka seperti ayah yang menyukai ibu”
“Eh? Seperti ayah menyukai ibu? Mafu tidak mengerti Soraru – san” Dengan memiringkan sedikit kepalanya Mafu berpikir. Melihat itu Soraru menghela nafas panjang sambil menatap Mafuyu dengan kerutan di dahinya
“Tidak apa Mafu – chan. Aku yakin ketika sudah besar nanti Mafu – chan akan mengerti. Ayo pulang hari sudah semakin gelap” Dengan lembut Soraru menggenggam tangan Mafuyu, perlahan ia menguatkan genggamannya seolah – olah ia tak ingin kehilangan orang yang berada digenggamannya saat ini.
‘Semoga suatu saat nanti kau akan mengerti maksudku’ Tatapannya melembut, tidak Soraru selalu menatap Mafuyu dengan tatapan lembut, namun kali ini ada harapan di sana. Harapan bahwa perasaannya akan dibalas oleh Mafuyu suatu saat nanti.
Selama perjalanan dipenuhi dengan ocehan – ocehan yang keluar dari mulut Mafuyu, ia menceritakan hal – hal yang ia sukai di sekolah maklum saja Mafuyu baru masuk Taman Kanak – Kanak jadi ia menceritakan semuanya ke Soraru. Soraru yang berada di sampingnya hanya menanggapi dengan senyuman tipis dan angukan ringan. Soraru tidak peduli dengan apa yamg diceritakan oleh Mafuyu, yang ia peduli adalah ekspresi senang yang ditunjukkan oleh Mafuyu ketika bercerita.
Tak lama setelah itu mereka tiba di depan rumah masing – masing, hanya sekedar infromasi rumah mereka berhadap – hadapan.
“Soraru – san, Mafu masuk dulu ya. Sampai jumpa lagi”  Soraru membalas dengan lambaian tangan lalu setelah Mafuyu masuk rumah Sorarupun masuk rumah.

Lohaaaaaa, terima kasih sudah mau mampir. Maaf akhir - akhir ini sibuk, ide ada tapi bingung gimana nulisnya 😅
Selamat membaca~~~

Sakura No Shita No AiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang