|| S A U D A D E || Rapuh

2K 233 55
                                    

--- W A R N I N G ---

Jangan baca ini di ruang publik. Jangan baca di sela zoom meeting. Jangan saat kamu lagi bepergian. Jangan baca di pagi dan siang hari. Jangan baca saat kamu nggak lagi sendiri.
Intinya, bacalah part ini dan part-part berikutnya nanti di jelang tidur, ya.

Aku sudah memperingatkan dari awal; risiko tanggung sendiri kalau ntar baper. 😁

Happy reading----

Happy reading----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAAAKK!!!


Winter membuka pintu rumahnya dengan satu tarikan kuat, lalu menutupnya kencang hingga menghempas dinding dengan keras. Teriakan Taeyeon terdengar dari lantai atas, diiringi derap langkah yang terdengar menginjak anak tangga. Suara keras yang ditimbulkan dari hempasan pintu rumah sudah tentu membuat penghuni rumah yang lain terkejut.

Winter mengabaikan teriakan Taeyeon yang ia yakini sedang menujunya sekarang. Tubuhnya yang kuyup diguyur hujan, kini tampak bergetar hebat. Ia sandarkan kepalanya ke daun pintu sambil menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang dingin. Bisa ia rasakan cairan hangat mengalir dari sela-sela jarinya. Cairan hangat yang seakan diperas dari matanya.

"A-apphaseo," rintihnya dengan suara tercekat. Mati-matian ia mencoba menahan isak yang siap meledak. Tubuhnya yang kian bergetar hebat, kini mulai merosot jatuh ke lantai, saat kakinya seakan kehilangan fungsi. Gadis itu menangis dengan suara yang terendam, duduk bersandar di daun pintu sambil memeluk kedua lututnya.

Sungguh, tak pernah ia merasa setidakberdaya ini. Seakan semua tenaga dikuras habis dari tubuhnya, hingga membuatnya tak lagi mampu menompang tubuhnya sendiri.

"N-neomu apphasseo."

Air matanya mengalir makin deras, disertai isak yang lolos keluar dari mulutnya. Winter meremas kencang dada kirinya, ketika rasa sakit yang teramat sangat mulai menjalar di sana.

"Heii.. heii.. Minjeongieee..."

Taeyeon menghampirinya dengan tergopoh. Wajahnya cemas. Rungunya sudah cukup dibuat kaget dengan bunyi hempasan pintu rumah yang sangat keras, sehingga membuatnya bergegas keluar dari kamar untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Namun, pemandangan Winter yang sekarang menangis sambil meremas dada kirinya, disertai isak yang pecah dari mulutnya, membuat Taeyeon merasa keterkejutannya seakan diperah.

Taeyeon semaki melebarkan langkah, bergegas menghampiri Winter, diikuti satu langkah dari gadis yang juga merupakan sepupu mereka dari Jepang yang baru beberapa hari berlibur ke Seoul, Giselle Uchinaga Aeri.

"U-unnie... a-pphasseo..."

Winter mendongak dan menatap Taeyeon dengan sorot mata penuh luka, ketika ia menyadari keberadaan kakak sepupunya di depannya. Seketika saja Taeyeon merasakan sudut matanya panas, ketika melihat kondisi Winter yang begitu berantakan.

S A U D A D E ( Winrina's Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang