Bagian 5: debutante pt 2

192 38 0
                                    

"Pangeran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Pangeran.." gumaman kagum tersebut lolos dengan mudah dari bibir tipis yang lebih mungil.

Namun, ada secuil rasa kecewa ketika menyadari pangeran hanya tersenyum simpul seakan mereka berdua memang tidak pernah bertemu sebelumya. Ternyata memang benar, pangeran melupakannya.

Ketukan selanjutnya kembali terdengar. Secara serempak, semua pasangan dansa telah melepaskan genggamannya dan menarik pasangan lain untuk diajak berdansa.

Namun ada yang aneh dengan pangeran Jae Hyun Baron Poscaliver. Ia tidak melepaskan genggamannya, namun menuntun secara lembut namun pasti keduanya menuju sisi lain pesta dansa. Bahkan sang pangeran mengabaikan bagaimana beberapa putri bangsawan mendekatinya berharap tangannya ditarik untuk diajak berdansa bersama.

Taeyong menatap heran sang pangeran, wajahnya terlihat sama seperti sebelumnya; senyum simpul yang terkesan ramah dan berwibawa seakan tidak ada apapun yang terjadi. Ribuan pertanyaan hinggap di pikiran Taeyong, tapi tidak satupun hinggap bersama jawaban.

"Ssstt.." sang pangeran melepaskan genggaman tangan keduanya ketika telah sampai di pojok aula, ia meletakkan jari telunjuk pada bagian depan bibirnya yang sedikit mengerucut.

"A—apa yang pangeran lakukan?" Taeyong menatap sekeliling, berharap tidak ada yang mengetahui keduanya yang bisa dibilang 'kabur' dari pesta dansa.

"Kemarilah, ikuti aku." Jaehyun menarik tangan ramping yang dibaluti kemeja lengan panjang tersebut. Ia menariknya, membawa keduanya keluar dari aula.

Lelaki dengan nama belakang Queell tersebut hanya diam ketika tangannya ditarik oleh sang pangeran, tidak berniat protes namun tidak juga mengikuti dengan senang hati.

Multi Media#Play [Headphone recommendation]

Tap tap tap

Suara langkah kaki keduanya terasa semakin cepat disetiap detiknya, dan kini Jaehyun memasuki sebuah ruangan dengan pintu besar berlapis emas dan putih terang yang mengkilat.

Pintu itu dibuka dan ditutup kembali dengan perlahan, tidak ingin membuat suara keras yang bisa menarik prajurit penjaga kerajaan.

Taeyong melirik sekitarnya, ini adalah balkon istana. Ia bisa melihat bagaimana indahnya lilin aroma terapi yang disusun untuk memberi keindahan khas pada malam debutante ini. Terbukti dengan bagaimana wangi yang begitu menenangkan menyapa indra penciuman Queell A.

Taeyong kembali membalikkan badannya, tanpa disengaja tatapan kedunya bertemu dan seketika terkunci saat itu juga.

Iris legam hitam yang bersinar setiap malam, memberi kesan lucu dan khas bagi siapapun yang melihatnya. Iris coklat dengan binar tajam, memberi kesan indah dan galak pada waktu yang bersamaan.

Kedua iris hitam dan coklat tersebut bertemu setelah sekian lama, bahkan tidak menghirup udara di satu ruangan yang sama.

Putra mahkota menyambar dengan begitu saja; ia merengkuh dengan hangat nan lembut badan mungil yang begitu pas didalam dekapannya.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang