malam minggu enaknya ngapain kalo bukan mengemban amanah orang tua lain seberang jalan sana? yeah mengerjakan kerja rodi hingga subuh menyingsing.
"ini kalo gua bukan orang rajin nggak mungkin gua kerjain puisi menggelikan kaya gini, apalagi ada lima puisi." parau Kale melihat lembar-lembar pekerjaannya.
"males anjing, le. ngeluh mulu setan lo kaya gaada ucapan syukur yang bisa terlontar dari bibir berdosa lo itu." dengusan kasar terdengar, badannya bertengger manis dikepala ranjang sambil memainkan gawainya.
"ini yah anjing, kalo semisal pak ikhsan itu bapak gua udah pasti gua aduin ke bunda. soalnya beneran mulutnya kek bakso mercon depan gang yang demen dimakan Ares."
tangan Kale lincah bergerak diatas kertas putih, membuat goretan demi goretan tinta diatasnya, membubuhkan kalimat yang mungkin hanya dirinya yang paham. senyum sesekali tersungging saat notif ponselnya terdengar hingga notif ares terpampang sedang memaki dirinya.
"sialan anjing bang, untung gua manusia dengan kadar kesabaran yang tinggi. kalo enggak udah gua piting." ujar Kale sembari menyampirkan tas dibahunya.
"pulang ye gausah ngelayap ntar Juna ngamuk."
ungkap Mahen yang hanya diberi anggukan, melihat Kale sudah pergi dari kamarnya membuat Mahen sedikit santai, pasalnya aura Kale membuat kamar itu menjadi aura negatif.
"ANJING KALE DITUTUP PINTUNYA! ya Tuhan sebagai hambamu yang taat beragama tolong ampuni." dengan kesal, mahen menutup pintu dengan kasar lalu menjatuhkan badannya diatas kasur, memilih posisi telungkup agar nyaman pada malam ini.
-----------------------------------------------------------------
"BUNDA KALE PULANG YUHUUU KEMANA NICH KOX ENGGACK ADDA ORANG??"
"bunda di dapur, kale. sini makan dulu, kamu itu ya kalo pulang nggak telat bisa enggak? bunda itu kh--"
cup!!
kecupan tepat di pipi sebelah kanan bunda, kale lontarkan. daripada mendengarkan ocehan emak emak yang gaakan ada habisnya mending makan salak.
"bun kale mau malming ya sama Ares, doain kenapa bun. kalo kale jadian sama Ares nanti kale jadi arsitek beneran." cengiran itu hadir kembali selepas berkata hal yang setiap hari bunda dengar.
"Aresnya mau nggak sama anak bangor kaya kamu, kalo bunda jadi Ares mah males punya pacar pecicilan apalagi mukanya bonyok semua."
"bunda mahhhh!" rengek kale manja.
tak berlangsung lama mereka bercengkrama karena kale telah meminta izin untuk keluar mencari cilor dan maklor krenyes krenyes kesukaannya, mungkin boba time juga jadi incarannya sekarang.
aktivitas dari pemuda itu sekarang adalah mandi, menanggalkan kaos putih polos yang tadi ia gunakan sebagai dalaman. mengekspos badan atletisnya, mungkin 9 kotak perutnya. kok 9 perut tor? iyalah kan yang ke 9 itu udel.
-----------------------------------------------------------------
parfum strawberry andalan kale untuk memikat Ares sepertinya tidak manjur, malah dia kena olok bang Juna. akhirnya dia kembali ke parfumnya yang lama, apalagi kalo bukan downy.
kaki jenjang itu tengah melangkah keluar selepas kegiatan mandi yang cukup melelahkan, sekarang dirinya telah siap, siap untuk berburu cilor.
hoodie hitam, celana jeans, tas kecil yang setia bertengger di bahu kokoh seorang Kalingga, jangan lupa ditambah dengan sneaker senada dan juga jam tangan rolex. membuat kesan gagah dan menawan itu bertambah.
bungkam ... kale hanya bungkam disepanjang jalan, menatap laron-laron yang asik membuat barisan ditengah jalan memecah keheningan, knalpot itu bising dan sangat bising. namun untuk kale itu hal yang indah pasalnya jika knalpot itu tidak menggeram otomatis diatasnya ada Ares.
membiarkan rambutnya berantakan tertabrak angin malam, senangdung kecil pun ikut meluruh bersama. hingga sebuah pemandangan lain dia lihat.
"anjing gua mau makan cilor anget bukan mau liat orang adu jotos."
dengusan kale terdengar kasar, mengacak rambut itu dengan brutal. memakirkan motor dipojok jalanan jangan lupa mengambil kuncinya, menenteng kresek berisi cilor anget kesukaannya.
"WOY MASA GELUD SAMA UKE? NGGAK MALU SAMA TITIK?" teriak kale pada segerombolan orang yang sedang berkerumun memutari satu orang.
"kale?" ucap orang yang tengah menjadi pusat perhatian.
-----------------------------------------------------------------
kale itu masih suka nangis, apalagi kalo bunda udah marahin dia. kaya waktu yang lalu, bang juna kena omel bunda dan akhirnya satu isi rumah kena juga. karena bunda ngomelnya seharian nggak cukup dan masih ada sisa untuk besok paginya, sudah kale nangis karena minta bunda berhenti ngomel.
"bunda ... sebenernya bunda itu apa nggak capek? kale itu dengernya capek banget loh bunda jadi cukup bunda, ini adek nangis lohhhh apa bunda nggak kasian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kale
FanfictionDunia Kale bukan hanya sebatas tawa dan duka, lebih luas daripada nestapa dan asa. terkungkung jeruji sebuah logika dimana didalamnya tersirat luka yang menganga.