Part 5

24.7K 3.1K 213
                                    

Kalau di bilang ada kemajuan? tidak juga. Menurut Jaemin, hubungan nya dan Jeno sampai saat ini masih mengalir tenang mengikuti kemana arus membawa mereka.

Jaemin rasa baik dirinya, maupun Jeno masih belum punya keberanian untuk memulai sesuatu yang semestinya di perjelas diantara mereka.

—Mengenai cinta yang Jeno janjikan.

Sampai saat ini Jaemin masih belum menerima nya, dan juga tak lantas menagih nya segera. Sebab Jaemin sadar, dirinya sendiri bahkan masih sama mengawang dalam kegamangan.

Mereka harus memulai darimana sekira nya?

Terkadang ada rasa untung yang Jaemin suarakan dalam hati nya, mengenai menjadi pengantin seorang pengusaha muda seperti Lee Jeno.

Jaemin bukan nya malas, hanya saja dia masih belum ingin mempergunakan gelar sarjana nya. Hal yang mungkin membuat Bunda tidak pernah berhenti mengomeli nya.

Sebentar, apa mungkin karena itu Bunda menikahkan nya?

Suara cempreng milik Karina pagi ini memenuhi kepala nya. Gadis itu bertamu ketika ia sedang menyapu teras rumah.

Kalau kata Jaemin, sobat sembilan belas tahun nya itu memang tidak punya adab. Tidak tahu diri dan tidak punya malu untuk sekonyong-konyong datang lalu meminta makan kepada nya.

"Jadi gimana Na, udah isi belum?"

Jaemin tersedak kopi pagi nya.

Mata nya membelak ke arah Karina yang malah terlihat santai menghabiskan sarapan milik nya.

Gadis bersurai panjang itu lantas tertawa kecil, "Yaa kan udah tiga bulan, masa belum sih. " goda nya.

Tak menanggapi, Jaemin memutus kan beranjak dari meja makan yang saat ini tengah ia duduki, membawa serta cangkir kopi nya yang masih tersisa sedikit. Namun sebelum bergerak ke arah wastafel, ia sempat kan jari nya untuk menoyor dahi Karina terlebih dahulu.

"Tolol. "

Bukan nya marah Karina malah semakin tergelitik untuk tertawa lebih keras.

"Eh tapi bener deh Na, aku masih penasaran loh, kan katamu waktu itu Tante spontan gitu aja ngajuin kamu buat jadi pengganti, itu tuh kayak—"

"Bunda nargetin aku buat nikah sama Jeno."

"Hah? "

Jaemin melemas kan bahu nya, mengambil beberapa tisu untuk mengeringkan tangan nya yang basah.

"Yaa itu, ternyata dari awal Bunda emang punya niat buat nikahin aku sama Jeno. Cuma gak tau nya keduluan aja, eh malah kejadian nya kayak gini. Terus besok nya dia bilang 'emang ya Na, jodoh mu gak kemana.' " Jaemin kembali menarik kursi yang tadi ia duduki lalu kemudian menempati nya kembali.

Karina mengulum bibir bawah nya, sudah tak cukup selera untuk sekedar tersenyum saat menatap wajah sahabat nya.

"Jadi, kamu sendiri gimana sekarang? "

Jaemin mengendik kan bahu nya. "Aku gak tahu Rin, ngikut alur aja."

"Udah coba obrolin ini sama Jeno?"

"Belum sih .. tapi yaa gimana mau ngobrol coba, orang nya aja beberapa minggu ini kayak nya sibuk banget buat sekedar pulang sore. "

Karina mengatupkan belah bibir nya, kali ini ia lemparkan tatap malas ke arah sahabat nya itu.

"Apa?" tanya Jaemin heran, dia terkekeh kecil melihat raut wajah Karina yang menurut nya aneh sekaligus menggelikan.

"Sadar gak? "

My Neighbor My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang