My Neighbor My Hubby

special part ; baby blues

special part ; baby blues 🍼

"Jadi beneran kamu dulu yang gerak baru habis itu dia mau jujur kalo dia suka sama kamu juga??"

"Ng, nggak gitu—"

"Iya kak! nungguin dia ngaku duluan udah kayak nungguin jalan siput, lama bangett!"

Jaemin meledakkan tawanya. Lelaki itu sejenak lupa tentang kondisi perutnya saat ini. Wajah Jisung yang malu-malu malah membuatnya kian bersemangat untuk menggoda adik bungsunya itu.

Akhir pekan ini Bunda seperti biasa mengajak anak-anaknya untuk kumpul makan siang bersama. Dan untuk pertama kalinya sang adik membawa pacarnya ke rumah.

"Kok kamu mau sih Le sama dia? kalo aku sih ogah."

"Kak Apasih!" Jisung cemberut sudah.

Sementara itu Chenle—pacar adiknya itu hanya bisa terkekeh geli menyaksikan kelakuan kakak beradik itu.

"Le kamu tahu gak, Jisung itu mmh—!"

Tidak mau sang kakak berbicara yang tidak-tidak, Jisung dengan cepat membekap mulut Jaemin dengan tangannya.

"Jangan ngomong aneh ah atau gak ntar aku aduin sama abang kalo kemarin kakak naik motor sendiri lagi?!"

Mendengar ancaman sang adik Jaemin mau tak mau anggukkan kepalanya. Dibanding ingin cepat dilepaskan dia takut jika Jisung akan benar-benar mengadukan kebandelannya lagi kepada Jeno.

"Gak seru, mainnya aduan huu!" sambil menggerutu tangannya bergerak menepuk keras paha adiknya itu.

"Kemarin kenapa?" Entah sejak kapan tapi tiba-tiba saja Jeno sudah berdiri di belakang ketiganya.

Mereka bertiga, khususnya Jaemin terkejut bukan main karena suara lelaki mancung itu.

Jaemin lantas menoleh kebelakang sembari mengusap dadanya.

"Jeno! bikin kaget aja!" serunya.

Jeno menggeleng kecil, kakinya melangkah mengambil tempat di sebelah suaminya itu. Tangannya kemudian meraih pir di atas meja, mengupasnya untuk Jaemin.