To The Youth tahun 2020, acara musik terbesar yang selalu diadakan di FISIP Universitas Danidarma setiap tahunnya. To The Youth mengandung unsur kepada para pemuda yang masih ingin menikmati masa muda dan harus dijalankan dengan sebagaimana mestinya. Ada banyak sekali bintang tamu yang hadir, hingga orang-orang yang ada di venue pun di luar dugaan oleh panitia.
Setiap Mahasiswa dari Fakultas ini akan selalu berlomba-lomba untuk mengikuti kepanitiaannya karena banyak hal yang bisa didapatkan. Mulai dari relasi, pengalaman atau—ehem, new partner, mungkin. Selain itu, acara ini memang salah satu acara yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya.
Bagi Paradista Elmira dan teman-temannya, mereka hanya ingin mengisi kekosongan dan mencari kesibukan. Mungkin, juga pengalaman.
Sebagai anggota dari divisi event, Dista menjadi yang paling sibuk di antara teman-temannya. Malam sudah semakin larut, hanya menunggu beberapa menit lagi untuk masuk ke dalam acara penutup. Namun, Dista tidak henti-hentinya berjalan ke sana kemari untuk mengoordinir berbagai kelengkapan untuk kesuksesan acara tersebut.
Meski sebenarnya, Dista tidak perlu repot lagi. Sebab siapa pun tahu, acara malam ini sudah sangat sukses dan akan berakhir dengan baik.
"Hei, Dis!"
"Dis, semangat! Bentar lagi kelar!"
"Minum, Dis!"
"Jangan lupa istirahat, Dis!"
Segala sapaan—dan semangat itu hanya Dista balas dengan cengiran atau lambaian kecil kepada mereka. Sebenarnya, Dista bukanlah seseorang yang pantas diberi julukan Si Social Butterfly. Julukan itu lebih pantas diberikan kepada sahabat sejak SMA-nya, Andina.
"Diiiis!" Andina merengek sembari memeluk Dista, mengabaikan keringat yang menempel pada tubuh sahabatnya itu. "Sumpah, gue capek banget!"
Dista menepuk punggung Andina dan diam-diam menyetujui ucapan Andina tersebut. Saat ini, Dista sudah tidak sabar untuk pulang dan mandi air hangat di apartemennya. Di belakang Andina, tampak tiga teman lelakinya berjalan menghampiri.
"Udah makan belum lo?" Ini suara Tristan, Si Tampan yang terkadang amat sangat protektif kepada Dista dan Andina.
"Gue sama Naufal tadi mesen MCD. Nih, bagian lo." Yang ini Raka, Si Bawel.
"Emang lo bisa keluar dari venue?"
Naufal menggeleng menjawab pertanyaan Dista. "Gofood lah, pinter." Dan yang satu ini adalah Naufal, yang paling pintar di antara mereka.
Dista tertawa, membiarkan Andina yang lelah masih memeluk dirinya. Dista melirik ke belakang tiga sahabatnya itu, mencari keberadaan seseorang lagi. Dista baru sadar, satu harian ini, dia belum bertemu dengan lelaki berlesung pipi itu.
"Lo mau ke mana lagi?" tanya Raka.
Andina kemudian melepas pelukannya dari Dista dan berpindah menyandarkan kepalanya di punggung Tristan. Dista tersenyum, menerima satu bungkus MCD yang tadi diserahkan Raka.
"Gue mau ke backstage dulu, nih." jawab Dista.
"Makan dululah, Dis." ujar Naufal. Ucapannya terdengar mutlak.
Dista tersenyum lagi lalu berjalan menuju belakang panggung sambil melambaikan tangannya kepada teman-temannya itu.
Dista tidak akan menampik atau memberi banyak alasan jika seseorang mengatakan betapa keras kepalanya dia. Sebab, memang begitulah Dista.
Paradista Elmira memang senang tersenyum, mau menyapa kembali orang-orang yang menyapanya meski ia tidak seramah Andina yang senang menyapa orang tanpa sebab. Tapi, jangan pernah membandingkan keras kepalanya dengan Andina atau siapa pun teman-temannya. Karena sudah jelas, Dista akan mendapat urutan pertama.
![](https://img.wattpad.com/cover/293229351-288-k664166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Lover
ChickLitSebab Jevera tidak bisa memilih, maka Dista lah yang akan memutuskan.