Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah . Seperti biasa Syila mengawali harinya dengan mengucap bismillah agar apa yang dia lakukan berjalan dengan lancar atas izin dari Nya. Tak lupa Syila pun mengawali harinya dengan senyuman, karena dengan tersenyum orang melihatnya pun akan bahagia tanpa mereka tahu jika kita sedang ada masalah. Eitss jangan lupa bahwa "senyuman itu adalah sebagian dari ibadah". Itu yang selalu umi pesan kepadaku
Namanya adalah Arsyila Hayva Fadheela biasa dipanggil Syila. Meski pendidikan MA Syila dipesantren sudah berakhir ,aku harus menetap dipondok untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan pengabdian ku untuk pesantren tercinta. Syila tidak mengatakan bahwa hidup dipesantren enak , yang penting ikhlas dan ridho terhadap ketentuan pesantren dan sami'na wa atho'na terhadap Nyai dan Kyai. Jalan hidup Syila berubah saat Syila tak berani menolak permintaan dari Bu Nyai agar aku tetap tinggal dipesantren Terpadu Darul Falah . ingin Syila menangis tapi Syila tak mampu. Syila hanya pasrah dan meyakinkan dirinya bahwa ini yang terbaik sambil berkata dalam hati "Allah tau yang terbaik untukmu Syilaa" ucap Syila berkali-kali
Syila pulang , Syila ingin menenangkan hati dan pikirannya , Syila ingin menata kembali hidupnya kembali dan mencoba menerima semua kenyataan ini.
Disinilah kisah Syila dimulaiKetika pagi Syila menyambut harinya dengan mengontrol piket , area area sekolah , halaman pesantren tiba tiba ada mbak santri menghampiri Syila
"Mbak Syila di timbali ibu Nyai disuruh ke ndalem" kata mbak santriwati
"Oh iya mbak , terimakasih ya informasinya" ucap Syila pada mbak mbak santri tadiAlhasil Syila langsung menghentikan aktivitas nya dan melangkah menuju depan ndalem sembari menunggu ibu Nyai . Ternyata yang ditimbali Ibu Nyai tidak aku saja tetapi ada kang Arshaq Farih .
Setelah itu ibu nyai langsung memanggil Syila dan kang Arshaq untuk menuju ndalem .
"Mbak Syila tau kenapa dipanggil ke ndalem? " Ucap nyai
"Mboten semerap Nyai" ucapku sambil menunduk
"Saya denger isu dari anak anak bahwa mbak Syila dan kang Arshaq ini punya perasaan ssaling suka , bukan begitu ya Bi? " Ucap nyaiku
Syila tersontak kaget karena memang kang Arshaq ini dulunya satu kelas dengan Syila dan kang Arshaq ini memang sudah menyatakan perasaannya berkali kali kepadaku tetapi Syila belum meresponnya karena memang Syila tidak punya perasaan apa apa kepadanya . Lalu tiba suatu hari Syila melihatnya itu merasakan sesuatu yang aneh , dan pada saat itu juga Syila dan kang Arshaq membangun komitmen meskipun dalam hati ada perasaan ragu. Dan 1 hari sebelum dipanggil ke ndalem Syila sudah memutuskan untuk mengakhiri komitmen itu selain juga karena Syila ingin menjaga hafalan Al Qur'an ku aku juga lelah dengan sikap kang Arshaq yang terlalu posesif kepada Syila . Contoh ketika Syila titip beli sesuatu kepada teman laki laki , kang Arshaq marah kepada Syila dikiranya Syila tidak punya perasaan lagi atau ketika Syila butuh bantuan, kang Arshaq selalu tidak ada dan kang Arshaq selalu egois itulah yang membuat Syila ragu untuk meneruskan sebuah hubungan itu.
Dengan tegas aku menjawab
"Mboten nyai , saya tidak ada hubungan " ucap Syila kepada Bu Nyai
"Benar begitu kang Arshaq " dawuh kyai kepada kang Arshaq
" Mboten kyai , kita mempunyai perasaan suka yang sama " ucap kang Arshaq dengan lantang . Syila kebingungan , Syila tidak bisa berkutik , bagaimana bisa kang Arshaq bicara seperti itu
"Kami berdua terserah kalian , kalian yang menjalani hubungan , yang penting kalian jangan pacaran , kami merestui kalian " ucap nyai dan kyai
" Ya sudahh kalian bisa bubar " ucap nyai
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari Aku Mengikhlaskan mu
Teen FictionAku tidak melupakan mu , aku hanya ingin melanjutkan hidup tanpamu. Aku tidak kehilangan perasaan padamu , aku hanya tahu diri dan menepi .Bukan keinginan ku untuk tidak menahan kamu pergi dan berakhir , tetapi aku melakukan yang terbaik . Aku hanya...