Nando berjalan lesu di belakang seorang gadis remaja berambut hitam panjang. Fiona, gadis cantik dengan balutan dres berwarna ungu yang melekat di tubuh mungilnya. Jika melihat jam, mungkin sekarang sudah hampir dua jam lamanya, ia membuntuti gadis itu berkeliling di dalam mall.
"Sayang.. kamu dari tadi muter-muter mulu. Gak beli?" tanya Nando mendengus sebal.
"Sabar! ini juga lagi nyari yang cocok. Kamu sabar dong!" rengek gadis itu.
"Gak gitu, aku udah capek lo. Kita udah muter-muter lebih satu jam."
Sedari tadi, gadis di depannya itu terus mengajaknya berkeliling. Namun, dia sama sekali tidak mengambil barang apa pun. Mereka hanya berkeliling di toko-toko, kemudian kembali lagi di tempat yang sudah mereka lalui. Fiona tidak berminat bermain di timezone.
"Ck, baru juga belum lama. Udah, sana pulang aja kamu!" kesal si gadis menatap sinis kekasihnya.
"Iya-iya, aku tungguin nih."
"Langsung dibeli, ya!!"
"Hemm."
"Dear cewek, kenapa suka jawab 'Hemm' gitu kalo ditanya? Giginya ompong, ya?" goda Nando.
"Emang cewek mana aja yang kamu tanyain? Jahat banget. Dasar buaya!"
Fiona menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Tidak peduli dengan tatapan aneh dari para pengunjung di sana. Dia lantas berjalan keluar, meninggalkan kekasihnya. Sementara Nando, laki-laki itu masih membeku di tempat. Dari awal niatnya hanyalah menggoda sang kekasih. Akan tetapi, siapa sangka kalau ulahnya justru membuat kegaduhan di depan khayalak ramai.
Nando menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia mendadak kikuk setelah menyadari banyaknya tatapan aneh yang dilayangkan oleh orang-orang di sekeliling. Tidak perlu waktu lama, Nando segera keluar dari Mall dan menyusul kekasihnya.
...
Di parkiran, Nando menatap frustasi gadis yang tengah berdiri di samping motornya. Jika gadis labil itu bukan kekasihnya, pastilah Nando tidak akan pusing memperdulikan. Fiona adalah tipikal perempuan yang susah ditebak. Dia adalah gadis yang manja, kekanak-kanakkan, dan juga mudah merajuk karena hal-hal kecil.
"Sayang," panggil Fiona.
Nando mengernyitkan dahi. Menatap aneh Fiona yang tiba-tiba bergelayut manja di lengannya. Dua bulan menjalin hubungan, ternyata masih belum cukup membuat Nando memahami kekasihnya.
"Tadi marah-marah!" cibir Nando.
"Kamu ngomong apa?"
"Ayo pulang!"
Fiona melotot dan melepas cekalannya pada lengan Nando. Dia masih belum ingin pulang.
"Aku belum mau pulang."
"Kamu gak belanja. Terus mau ngapain? Aku udah terlanjur malu sama pengunjung di dalam. Gara-gara kamu tadi."
"Kok aku?" desis Fiona tidak terima.
Rupanya Nando memilih untuk bungkam. Percuna saja. Jika dilanjutkan, pasti akan menjadi masalah panjang. Segera Nando mengambil helm dan memakainya. Tidak lupa, ia juga memasangkan helm untuk Fiona. Mereka segera menaiki motor dan berlalu pergi meninggalkan area mall.
"Fio.."
Fiona tidak memberikan sahutan apa pun. Nando juga tidak mengeluarkan suara lagi. Ia menarik kencang tali gas dan melajukan motor besarnya, melintasi jalanan kota. Hiruk pikuk suasana di atas motor, seolah mengalahkan ramainya jalanan kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANDO
Romance"Katanya, kamu mau ngajakin aku ke sini buat ngomong serius. Jadi, kamu mau ngomong apa?" "Aku mau ... kita belajar saling melupakan. Aku gak bisa lanjutin hubungan ini." ~Nando