Malam minggu, adalah malam yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan kalangan anak muda. Khususnya kaum para pelajar. Mengingat besok adalah hari libur, Nando memilih untuk keluar dan berkumpul bersama tiga orang sahabatnya. Mereka memanfaatkan perkumpulan malam ini untuk bermain Play Station, menikmati masa muda.
"Sialan, kalah!" kesal Andre melempar asal stick yang ia pegang.
"Lo kalah, Ndre."
"Sana berangkat!"
"Temenin, Zra!" Vito mendorong Ezra.
"Gak usah!" tolak Andre merogoh ponsel di saku celananya.
Permainan Play Station empat sekawan tadi, telah selesai. Sebelumnya, mereka sudah membuat sebuah perjanjian. Siapa yang kalah, harus membelikan makanan untuk dijadikan santapan malam ini. Andre dan Ezra kalah, maka dari itu, mereka harus keluar uang dan membelikan makanan untuk dinikmati bersama.
...
"Ndre, kok lama banget?"
"Keburu mati, Ndre!" sahut Ezra yang langsung ditonyor oleh Nando.
"Gak usah lebay!"
"Perasaan baru makan bakso dua mengkook tadi."
"Eh, jangan bongkar kartu!" seru Ezra.
"Drive-nya belum ada kabar."
Jaman sudah semakin canggih. Kali ini, Andre lebih memilih membeli makanan menggunakan jasa Drive Restoran. Lagipula cara mudah itu sering ia gunakan jika sedang malas keluar rumah.
Ting, nong.. Ting, nong...!
"Itu kayaknya, Ndre!"
Andre segera bangkit dan berjalan menuju pintu. Dibukanya pintu tersebut. Benar saja, dia sepertinya Drive yang mengantarkan makanan pesanannya.
"Ojol?"
Orang yang berdiri di depannya itu lantas membuka helm. Menatap wajahnya membuat Andre tercengang. Dia sepertinya salah, perempuan itu bukan ojol."Bukan ojol!"
"Cantik," lirihnya.
"Gila!! Dia siapa, Ndre?!" seru Vito.
"Pacarnya Andre berapa sih?!" Ezra menggoyang-goyabgkan lengan sahabatnya.
Vito dan Ezra tiba-tiba datang membuat kegaduhan. Mereka sangat heboh melihat perempuan di depannya.
Plak!
"Apasih kalian?"
Andre menonyor kedua lengan sahabatnya. Ezra dan Vito memang sangat senang membuatnya malu di depan perempuan.
"Dia yang nganter makanan dari resto."
"Oh, cantik banget!" puji Vito, yang kembali mendapat satu tonyoran di kepalanya oleh Andre.
"Sialan lu, Ndre!"
Vito dan Ezra pun kembali masuk ke dalam. Meninggalkan Andre di luar. Biarlah dia yang mengurus pembayaran.
"Maaf, ini makanannya."
"Berapa?" tanya Andre, menerima dua paperbag.
"Dua ratus ribu rupiah."
"Bukan. Maksudnya berapa nomor ponselnya?" ujar Andre menggoda.
Namun, bukannya tersipu malu, perempuan cantik di depannya itu justru mengatainya sinting. Setelah mendapat bayaran dari Andre, ia pun segera pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANDO
Romance"Katanya, kamu mau ngajakin aku ke sini buat ngomong serius. Jadi, kamu mau ngomong apa?" "Aku mau ... kita belajar saling melupakan. Aku gak bisa lanjutin hubungan ini." ~Nando