4

465 53 20
                                    

"ngapain Appa disini" Jimin bergumam, penasaran dengan apa yg diperbuat Ayahnya malam-malam begini

Langsung saja Jimin memutuskan untuk mencari tau, ia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah apartemen tersebut

Namun baru beberapa langkah meninggalkan mobilnya, sering ponsel miliknya membuat langkah Jimin terhenti

Adiknya menelponnya




















.











































Dari balik jendela kamar apartemen Yoongi, Tuan Park dapat melihat salah satu darah dagingnya berlari memasuki mobil dan setelahnya mobil itu melaju menghilang dari pandangannya, ia tersenyum miring seraya menggoyang-goyangkan gelas berisikan  wiski kesukaan dirinya

Tuan Park berbalik dari posisinya, pandangannya langsung tertuju pada pemuda manis yg hanya duduk tenang di sisi kasur, siapa lagi kalau bukan Min Yoongi

"Pergi kemana saja dengan anakku?" Suara serak Tuan Park menggema membuat Yoongi mendongak menatap atasannya itu

"Kami hanya makan" jawab Yoongi singkat, ia kembali tidak berminat menatap pria paruh baya itu

"Begitu kah?"

Tak mendapati respon dari Yoongi, Tuan Park kemudian melangkah mendekatinya, meletakkan gelas yg sedari tadi ia bawa ke atas meja nakas, lantas ikut duduk di tempat yg sama dengan asistennya itu

"Saling memakan?" Ucapan Tuan Park di akhiri dengan gelak tawanya

Sebuah godaan yg menurut Yoongi sama sekali tidak lucu, ia tau atasannya ini sangat suka sekali berbicara hal-hal yg menjerumus ke arah seksualitas padatnya, padahal sudah sangat jelas Yoongi sama sekali tidak pernah menyambut pancingan itu, tapi tetap saja

Pak tua itu suka

"Hey!" Panggilan Tuan Park disertai tangannya yg bergerak meraih wajah Yoongi, membuat si manis menatap padanya

"Aku merindukan desahan mu"

Oh tidak! Jangan lagi

"Aku lupa kapan terakhir kali kau menjepit 'milikku'...."

Usapan Tuan Park dapat Yoongi rasakan pada pipinya, Yoongi muak sekali rasanya harus dipaksa menatap wajah mesum atasannya seperti ini

Ingin berteriak tapi tidak ada guna

Ingin memukulnya, pasti hanya akan sia-sia dan mungkin malah memperburuk keadaannya

Jika sudah seperti ini, Yoongi seolah memprogram tubuhnya untuk menjadi sebuah boneka yg tidak akan melakukan apapun ketika diajak bermain pemiliknya

"Ah~ aku ingat. Terakhir kali pasti sebelum anakku kembali ke Korea. Itu benar-benar menyiksa ku karena tidak bisa menyentuh mu sesuka hatiku"

"Tapi sekarang, bukan kah aku punya kesempatan, hmm?"

Yoongi masih saja diam bahkan ketika tangan Tuan Park mulai aktif menggerayangi tubuhnya, menarik tengkuknya hingga Tuan Park leluasa menjajah bibir manisnya

Yoongi hanya diam, ia hanya akan bergerak ketika di suruh. Hal itu yg selalu Yoongi lakukan ketika sedang bersetubuh dengan atasannya

"Kau jangan khawatir, aku tidak akan lama. Aku harus segera pulang sebelum anak sulung ku curiga"

Di sela-sela tindakan senonoh yg dilakukan Tuan Park pada tubuhnya, pikiran Yoongi malah melayang pada Park Jimin, membayangkan bagaimana jika laki-laki itu melihat mereka sekarang, melihat betapa bejat ayahnya dan betapa jalangnya Yoongi mau mengangkang untuk bos nya itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang