jalan-jalan

577 135 7
                                    

"Hah?"

"Bercanda doang kok." balas Doyoung sambil tertawa kecil.

Walaupun Doyoung berkata hanya bercanda, Yedam bisa merasakan keseriusan dari nada bicara Doyoung tadi.

Tetapi masa iya Doyoung suka padanya.. (?)

"Hei, gue bercanda doang. Gausah dipikirin." ujar Doyoung lagi kala menihat Yedam yang terdiam melamun.

"E-eh, kenapa?"

"Enggak kok. Btw, nanti malem mau jalan nggak?" tawar Doyoung yang sebenarnya gugup didalam hatinya.

Sebenarnya Yedam agak kaget, tapi kan Doyoung ingin membantunya melupakan Keita..

"Oke, nanti gue chat-- eh, sekalian tukeran nomor aja mau? Biar gampang juga ngasih kabar."

"Oh, boleh. Ketik nomor lo, ya." ujar Doyoung sembari menyodorkan ponselnya.

Yedam sendiri segera menerima dan mengetikkan nomor ponsel yang ia hafal diluar kepala. Setelah itu ia mengembalikan ponsel Doyoung.

"Oke, nanti gue chat ya."

Yedam mengangguk, tak lama setelah itu bel masuk beedenting. Mereka berdua kemudian berjalan beriringan untuk kembali kekelas masing-masing.



[ \\\\\\\\\\\\ ]




Pukul 6 sore..

Yedam baru saja selesai mandi, ia meletakkan handuknya diatas kasur. Kemudian mulai merebahkan diri dikasur, meraih ponsel dan melihat-lihat platfrom cerita online yang sering ia baca.

Memilih salah satu cerita yang ia anggap menarik, ia segera membacanya. Tetapi baru membaca bagian prolog, notifikasi chat membuatnya langsung melihatnya.

Yedam ini merupakan tipe orang yang fast respon.

Rupanya chat itu dari nomor tak dikenal, Yedam langsung tahu itu adalah nomor Doyoung karena foto profilnya.

Langsung saja ia save nomor Doyoung sebelum membalas pesannya.


doyoung
online

| hei
| yedam 'kan?

iya |
ini doyoung 'kan? |

| iyaaa
| jadi jalan kan??

jadi |
jam berapa? |
& kemana? |

| jam 7an bisa?
| ada dehhh
| ntar gue kasih tau kok

oke, bisaa |
oh ysj |
btw ini alamat rumah gue |
you send a location📍 |

| sipp
| 15 menit lagi gue jemput
| siap-siap yaa

read.


Yedam tidak membalas lagi, ia beranjak dari posisi nyamannya kemudian meletakkan ponselnya diatas meja.

Ia mengganti baju dengan cepat, dengan memakai celana bahan, kaus berwarna putih dan kemeja kotak-kotak kebesaran berwarna kuning pastel.

Ia memang mempunyai banyak sekali kemeja, itu semua adalah milik kakaknya yang sudah tidak ia inginkan. Beginilah nasib seorang adik, selalu mendapatkan barang sisa dari sang kakak. Tetapi tidak masalah sih, lagipula kemejanya masih bagus.

Yedam memainkan ponselnya sembari menunggu Doyoung, tak lama ia kembali mendapatkan chat dari Doyoung. Ia mengatakan ia sudah berada didepan.

Dengan itu ia segera keluar, berpamitan singkat pada kakaknya yang berada diruang tamu. "Kak, gue mau keluar."

"Heh? Mau kemana lo?" Chan bertanya, tetapi diabaikan oleh Yedam. Dengan itu ia kembali memfokuskan atensinya pada ponsel yang menampilkan wajah sang pacar.

Kembali lagi pada Yedam, ia kini sedang berbasa-basi dengan Doyoung.

"Ada orang dirumah? Gue mau pamitan." tanya Doyoung sebelum menyerahkan helm pada Yedam.

"Nyokap bokap lagi diluar kota, cuma ada kakak. Tadi gue udah pamit juga, jadi langsung ajaa."

Doyoung memilih mengiyakan, setelah memastikan Yedam duduk dengan nyaman ia melajukan motornya dengan kecepatan dibawah rata-rata.

"Mau kemana?"

help you | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang