Doyoung berjalan menuruni tangga untuk mencari Yedam, belakangan ini mereka memang sering bersama entah itu disekolah atau diluar sekolah.
Netranya menatap Yedam yang kini sedang berdiri dedepan pintu kelasnya.
"Woy, ngapain disini?" Doyoung bertanya sembari menepuk pelan bahu Yedam, tetapi hal itu mampu membuat Yedam tersentak kecil.
"Gabut." jawab Yedam sambil mengedikkan bahunya.
"Taehyun sama temen lo yang satunya mana?" tanya Doyoung heran, akhir-akhir ini Doyoung jarang melihat Yedam bersama teman-temannya.
"Ya sama pacarnya masing-masing, lah! Mereka mana inget gue kalau lagi ngebucin." sahut Yedam malas.
"Yaudah, ayo kita ngebucin bareng juga." ajak Doyoung tiba-tiba.
Yedam menoleh dengan cepat dan untuk alasan yang Yedam sendiri tidak ketahui, ia tiba-tiba menjadi gugup.
"Bercandaa. Udah ah, ngantin bareng aja yuk."
Yedam mendecakkan lidahnya kesal, entah mengapa merasa kesal saat Doyoung mengatakan 'bercanda' dengan ringannya. Jika Yedam terbawa perasaan memangnya Doyoung mau bertanggung jawab?
Dengan itu, Yedam melingkarkan paksa tangan mungilnya kebahu Doyoung yang lebih tinggi darinya, menyebabkan yang dirangkul terpaksa merendahkan tinggi badannya.
"Ini gue berasa dirangkul anak SMP deh."
"Mentang-mentang lebih tinggi dari gue, sombong amat." balas Yedam sembari melepaskan rangkulannya, kasihan juga melihat Doyoung merendahkan tingginya.
"Biasa aja kalii." Doyoung kemudian merangkul dan menepuk-nepuk gemas pucuk kepala Yedan.
"Ck, apaansii. Gue bukan anjing, ya!" seru Yedam kesal sembari menepis kasar tangan Doyoung yang bertengger dikepalanya.
Yedam kemudian mengalihkan pandangannya pada keadaan sekitar, Doyoung pergi untuk memesan makanan. Sedangkan Yedam baru saja ingin mencari tempat duduk.
Lagi-lagi, netranya menatap punggung Keita sedang bersama pemuda bersurai blonde itu. Mereka terlihat sedang tertawa, Yedam masih merasakan perasaan tidak terima didalam hatinya. Tetapi tidak sebesar dulu, ia mengabaikannya dan mencari tempat duduk yang berjarak beberapa meja dari mereka berdua.
Yedam menunggu Doyoung selama beberapa saat hingga Doyoung tiba dengan membawa nampan berisi dua mangkuk ramen dan satu gelas minuman. Tunggu, satu gelas??
"Loh, minumannya cuma satu??" tanya Yedam sesaat setelah Doyoung duduk.
"Yoi, tapi sedotannya 'kan ada dua."
Memang benar sih, tapi Yedam merasa-- ya aneh saja.
"Wait, gue beli minum dulu." ujar Yedam sembari beranjak, tetapi belum sempat melangkahkan kaki, tangannya sudah dicekal oleh Doyoung.
"Tanggung ah, bentar lagi bel. Kalau lo gak makan dari sekarang, gak keburu."
Daripada memperpanjang, Yedam memilih mengiyakan. Ia duduk dan memakan ramennya dengan tenang. Iya, dengan tenang sampai tiba-tiba ia merasa tenggorokannya terbakar karena kuah ramen pedas itu.
Ia menarik gelas berisi milkshake itu mendekat kemudian mulai menyedot similkshake dengan sedotan berwarna biru.
Doyoung memperhatikan Yedam dengan seringai tipis dibibirnya. Setelah Yedam menjauhkan gelas milkshake itu, Doyoung meraihnya kemudian ikut meminum milkshake dengan sedotan yang baru saja dipakai Yedam.
"Kenapa lo pake sedotan guee?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
help you | dodam ✓
Fanfiction[ short story, completed ] "gue bakal bantuin lo lupain keita." ─doyoung "tapi kalau lo bantuin gue, gue harus bales apa ke lo?" ─yedam "cukup bales perasaan gue aja." warning : bxb / boyslove content, cringe luvieswon, dec 2021