2

18 5 0
                                    

"Bilangin makasih buat Tante Yoona!" Lisa memberikan helm yang baru di pakainya kepada Sehun.

"Sama gue nggak?" Tanya Sehun sambil memegangi helm yang tadi di berikan oleh Lisa. Lelaki itu sedikit tidak terima kenapa gadis di depannya hanya berterimakasih kepada ibunya, bahkan Sehun lebih kerepotan di banding ibunya yang hanya membuatkan bekal.

"Nggak, males gue. Bye!"

Lisa segera berlari menjauhi parkiran. Ia sedikit risih dengan tatapan orang-orang yang sedari tadi terus memperhatikannya dari awal ia memasuki gerbang sekolah. Salahkan Sehun, lelaki itu tidak mau menurunkannya di tempat yang cukup jauh dari sekolah. Alasannya karena ada anjing di depan warung tadi.

"BEBEB LISAAAA!" Sehun membalikkan badannya, melihat seseorang tengah berlari sambil merentangkan tangannya. Lisa melakukan hal yang sama, berteriak dan merentangkan tangan di tempatnya.

"JENNIEEEE!" Keduanya berpelukan, menggoyang-goyangkan badan ke kiri dan ke kanan, tanpa memperdulikan sekitar.

"Lo kemana aja sih?" tanya Lisa. Keduanya sekarang tengah berjalan menuju kelas mereka.

"Kakek gue sakit, dia bilang pengen ketemu gue." Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari sahabatnya itu.

"Lo kangen ya sama gue?" Lisa mendengus mendengar pertanyaan Jennie. Ia melihat Jennie yang terus menaik turunkan alisnya. Tak lama Jennie mengusapkan telapak tangannya pada wajah Dinda.

"Pede banget sih, lo! Tapi ada benernya juga sih. Hehe." Jennie tertawa di akhir ucapannya. Ia merangkul sahabatnya berjalan memasuki kelas.

Keduanya berjalan memasuki kelas. Mendudukkan diri di bangku yang letaknya lumayan berada di belakang. Lisa dan Jennie bukan golongan anak rajin yang sangat antusias mendengarkan guru dan mengerjakan tugas hari itu juga.

"Eh, Ren! Ada tugas gak?" Dinda bertanya pada salah satu murid rajin di sana. Ia sudah seminggu tidak mengikuti sekolah, sudah pasti banyak yang harus di kerjakan.

"Udah sih. Nih, liat punya gue aja," sambar Lisa yang sudah terlebih dahulu duduk di bangkunya. Ia melemparkan buku bersampul hitam ke atas meja.

Jennie tersenyum lalu memeluk sahabatnya. " Ya ampun, Lisa  Siregar! Lo... lo emang sahabat gue yang paling paling the best!" Jennie tersenyum sangat lebar hingga matanya menyipit, mengacungkan kedua jempolnya di hadapan Lisa sebelum mengerjakan tugasnya.

Lisa membuka bekal pemberian Sehun. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk bel masuk berbunyi. Ia tersenyum melihat makanan kesukaannya, nasi goreng buatan Tante Yoona memang yang terbaik. Tanpa menunggu lama, Lisa segera memakan bekalnya, menikmati rasa nasi goreng itu dengat hikmat sampai tidak menyadari jika Jennie telah selesai menyalin tugasnya dan kini tengah menatapnya dengan air ludah menggenang di dalam mulutnya.

"Enak ya?" Lisa hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat menghentikan acara makannya.

Jennie benar-benar tergoda dengan aroma, penampilan, dan bagaimana Lisa memakan nasi goreng di sampingnya. Sial, ia sudah sarapan sebelum berangkat tapi kenapa rasanya ia sangat lapar saat ini, benar-benar menggoda.

"Bagi boleh?" tanya Jennie sambil mengelus perutnya tanpa sadar. Lisa melirik tajam sahabatnya, ia menggeserkan duduknya lalu menjauhkan bekal dari jangkauan Jennie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang