3. Terik yang baik

22 1 0
                                    

Pagi ini, Aya memakai seragam putih abu dengan lengkap tanpa menyalahi aturan seperti minggu kemarin. Karena Aya tahu bahwa hari senin bukanlah jadwal Sada menjaga gerbang untuk membantu guru merazia murid yang berpenampilan menyalahi aturan.

Jam ketiga adalah saatnya ulangan harian pelajaran Fisika, Aya yang tidak begitu mengerti materi sedang berusaha menghafalkan rumus-rumus yang ada di kisi-kisi soal ulangan harian.

Ujian berjalan lancar, seperti biasa kelas dibagi menjadi dua agar saat ujian siswa tidak duduk berdekatan. Aya menyelesaikan ujian dengan cepat, lalu menuju ke kantin untuk membeli minum.

"Aya!" panggilan dari teman Aya yang berada dikelas sebelah yaitu Kayla.

"Ya, ada apa?"

"Habis ulangan harian Fisika ya?"

"Iya, baru selesai."

"Materi apa aja yang keluar Ya? kelas aku jam terakhir ada ulangan harian Fisika juga, guru Fisika kita juga sama."

Tanpa basa-basi Aya langsung memberitahu soal-soal ujian kepada Kayla dan hampir sebagian anak kelas sebelah lainnya juga mendengarkan. Aya bukan tipe siswa yang pelit masalah jawaban ataupun kisi-kisi sebab dia sadar dirinya juga terkadang masih membutuhkan jawaban dari teman lainnya.

Jika istirahat Aya selalu kekantin bersama Ayla, Ken dan Banu.  Karena hanya mereka yang dekat dengan Aya dan karena mereka juga satu kelas, juga satu organisasi. Selain Sila, Aya juga sering bercerita dengan Ayla bahkan lebih sering dengan Ayla. Tidak banyak menu di kantin, Aya hanya memiliki siomay dan jus alpukat sebagai makanan favorit.

"Lho Ken, aku gak suka pare." gerutu Aya karena siomay yang didepannya ada pare.

"Sehat itu Ya." dengan santainya Ken menjawab sembari bersiap memakan bakso yang ada didepannya.

"Tapi pait, ah males Ken mah tadi aku pesen sendiri aja."

"Ribet deh Aya, pinggirin aja parenya."

"Percuma banget Ken karena rasa paitnya udah nyebar."

Ken tiba-tiba mengambil piring berisi siomay kemudian ditukar dengan bakso miliknya.

"Nih, bakso mang Umar juga enak bukan cuma siomay nya mang Udin aja yang harus lo makan tiap istirahat, bosen gue liatnya."

"Dih si Ken freak banget." ucap Ayla.

"Freak tu apa?" tanya Banu.

"Aneh, emang aneh banget si Ken. Malesin banget, jus alpukat tu cocoknya sama siomay bukan bakso tapi yauda setidaknya gaada pare didalem bakso." ucap Aya.

"Dih Ayla, lebih aneh si Aya ga si tiap kekantin jajannya siomay mulu." ucap Ken.

"Ya kalian berdua emang aneh." ucap Banu, menggunakan kosa kata yang baru didengarnya.

Ken adalah pencair suasana sebenarnya, tidak ada Ken rasanya seperti ada yang kurang, juga bisa dibilang most wanted disekolah karena apalagi kalau bukan tampan dan cool. Tentu adik kelas mana yang tidak tahu Ken?

Tiba-tiba ada siswa yang gak mereka kenal membuat Aya dan teman-temannya diam. Raut wajahnya seperti bingung harus memulai pembicaraan dari mana, pipinya menjadi merah saat melihat Ken yang sedang fokus dengan siomay nya. Duh! padahal tidak sekeren itu. Apakah disekola kekurangan cogan? Aya mendesah huh tak habis pikir.

"Kak Aya kelas 2 Ipa bukan?"

"Iya, kenapa?"

"Dipanggil bu Fany di ruang guru."

"Ada apa emang?"

"Ga tau tadi saya cuma disuruh nyari kakak terus sampein kalo kakak harus ke ruang guru sekarang."

UNTUK SADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang