Keluar

255 33 1
                                    

“jadi, sampai kapan kita akan terus berjalan tanpa tujuan?” tanya Eve.

Pagi-pagi sekali Sou menelfon Eve untuk datang dan mengajaknya berjalan-jalan keluar.

Sou tidak mengatakan ke mana tujuannya. Dia hanya mengatakan bahwa dia ingin jauh dari rumah untuk sementara.

Mereka berhenti di sebuah halte. Menunggu dan kemudian naik.

Selama perjalanan Sou tidak mengatakan apa pun. Tetap diam tak menjawab.

Eve memilih pemberhentian di dekat taman. Menuntun Sou untuk mengikutinya. Sou yang ditarik hanya pasrah, sampai Eve mendudukkan di sebuah bangku taman lalu pamit untuk pergi sebentar.   

Setelah beberapa menit Eve kembali dengan dua Ice cream di tangannya. Eve mendudukkan dirinya di samping Sou. Mengulurkan tangannya, menawarkan Ice cream.

Raut wajah Sou yang dari tadi datar menjadi berseri-seri. Ketika Sou mencoba meraih Ice cream dari Eve. Eve segera menjauhkan tangannya. Sou mengerutkan keningnya.

“katakan dengan benar” kata Eve menjawab tatapan Sou.

Seketika Sou menurunkan kedua sudut bibirnya. Menundukkan wajahnya lalu berbicara “berikan padaku”.

“hee bukan seperti itu, ulangi” jawab Eve sambil memberikan senyumannya.

“kumohonnnn...” ulang Sou dengan nada malas.

“yang benar”

“hahh...” Sou menghela nafas. Menepuk kedua sisi wajahnya dengan tangannya. Mengubah ekspresinya menjadi lebih lembut, lalu menatap Eve.

“aku menginginkannya jadi kumohon berikan padaku” kata Sou pada akhirnya sambil memberikan tangannya.

Eve tersenyum lalu memberikan Ice cream rasa coklat pada Sou. Sou menerimanya dengan dengan senang hati.

Mereka menikmati Ice cream masing-masing sampai Eve memanggil Sou.

“hee, aku ingin mencoba milik Sou-chan”

“tidak bisa Eve-san sudah memilikinya sendiri!” jawab Sou sambil menjauhkan Ice creamnya dari Eve.

“ayolah sedikit saja tidak akan menyakitkan” kata Eve lagi sambil tersenyum dengan mata sedikit terbuka.

Sou tetap kukuh pada pendiriannya. Jadi dia segera memakan habis Ice creamnya. Sou mulai membuat ekspresi aneh karna merasakan otaknya membeku. Eve yang melihat hanya menertawakannya.

“itu akibatnya jika tidak ingin berbagi” tambah Eve.

Sou diam tidak menjawab. Mana mungkin dia mau berbagi Ice cream. Jika yang dia makan adalah keripik kentang dia tidak masalah untuk berbagi.

Tapi masalahnya yang Eve minta adalah Ice cream. Tidak mungkin Sou membagi makanan yang cara makannya adalah dengan sentuhan langsung pada mulut. Itu akan sangat memalukan. Apalagi mereka ada di tempat umum.

Mungkin Eve sudah tau dan hanya berniat menggodanya. Karena dari tadi lelaki yang lebih itu itu memamerkan senyumannya.

“jadi kenapa Sou-chan menelfonku pagi-pagi sekali, lalu mengajakku berjalan-jalan tanpa tujuan” tanya Eve saat Sou sudah merasa rasa beku di otaknya telah mencair.

Wajah Sou berubah menjadi khawatir. “aku sedang tidak ingin ada di rumah...” kata Sou pelan.

“kenapa?”

“aku takut...”

“apa yang kau takutkan?”

Sou diam, menghela nafas pelan. Menjawab “semalam sekitar jam sebelas di rumahku terus-terusan  suara ketukan dari pintu, lalu telfon rumah juga terus berbunyi!”

Just Two Of Us//EveSouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang