Kepekaan

524 38 6
                                    

Kicauan burung mulai terdengar, udara hangat mulai menyebar. Dan di sana seorang pemuda bernama Sou sedang berjalan-jalan di trotoar.

Ah, sungguh hari yang indah untuk menyatakan perasaan. Kira-kira itulah yang ada di pikirannya sekarang. Hari ini Sou akan menyatakan perasaannya, lagi. Ya lagi. Karna dia sudah lebih dari satu bahkan berulang kali menyatakan perasaannya pada senior yang dia suka.

Hanya saja dia selalu mendapatkan jawaban tak memuaskan seperti ‘ya aku tau’ ‘terima kasih’ dan ‘hmmn’

Sesungguhnya Sou kesal dengan jawaban yang itu itu saja. Tapi karna dia adalah pemuda yang keras kepala bukannya menyerah malah mencoba lagi dan lagi walau hasil akhirnya sudah jelas.
Contohnya saja hari ini. Kebetulan saja Sou bertemu Eve di-jalan.

“Eve-senpai” teriak Sou melambaikan tangannya sambil sedikit berlari menghampiri seniornya.

“Pagi, aku menyukaimu” lanjutannya

“Um yah pagi, terima kasih” balas Eve

“Lagi-lagi itu, kapan Senpai akan membalas perasaanku...?” keluh Sou yang lagi-lagi mendapat jawaban yang sama.

“Dan kau, kapan kau akan berhenti menyatakan perasaanmu padaku?” Tanya Eve balik.

Mendengar pertanyaan Seniornya tentu membuat Sou kesal. Memangnya seniornya pikir karna apa Sou tidak menyerah sampai sekarang?

“Kalau Senpai ingin aku berhenti berikan aku jawaban yang jelas!” Jawab Sou

“Apakah Senpai menyukaiku? Cukup jawab ‘ya’ atau ‘tidak’” lanjutnya.

Mendengar pertanyaannya juniornya Eve terdiam. Dia tak tau harus menjawab apa. Apakah  dia menyukai Sou atau tidak?

Eve tak pernah memberikan jawaban pasti, itulah yang membuat Sou tak pernah berhenti menyatakan perasaannya. Dia tak tau seniornya itu menyukainya juga atau tidak. Eve membuat semuanya jadi begitu rumit.

“Lihat! Senpai malah diam, kalau ingin aku berhenti berikan jawaban yang jelas!”
Eve hanya diam tak tau harus menjawab apa. Mungkin karna dia terlalu gengsi jadi dia tak mengerti dengan perasaannya sendiri.

--------------

Sudah tiga bulan sejak pertama kali Sou menyatakan perasaannya. Dan tak ada perkembangan apa pun pada tiga bulan terakhir.

Jadi hari ini Sou mengajak seniornya pergi ke Game Canter bersama. Kencan satu sisi. Dengan harapan Seniornya akan menumbuhkan perasaan untuknya.

Merasa sudah menemukan senior yang dia cari Sou pun mulai berteriak” EVE-SENPAI!!DISINI DI SINI”

Sedikit berlari Sou menghampiri tempat seniornya berada. Saat sudah ada tepat di hadapan  seniornya Sou mulai mengambil nafas.

“Kau yang membuat janji dan kau juga yang terlambat datang” keluh Eve saat akhirnya Sou sampai.

“Ehehe, maaf Senpai alarmku tidak berfungsi dengan benar” elak Sou

“Kurasa telingamu yang tidak berfungsi dengan benar”

“Eve-senpai kejam, hmmpp”

Setelah perdebatan kecil mereka akhirnya mereka berdua mulai berjalan bersama masuk ke Game Canter.

Pertama-tama mereka memainkan arcade basket. Pertarungan babak pertama dan kedua dimenangkan oleh Sou. Heran,   bertanya bagaimana Sou bisa menang. Dan dengan senang hati   menjelaskan strateginya.

“Aku hanya menghitung jarak, massa, gravitasi, dan ketinggian Eve-san”

“...” Eve langsung diam, baginya tak ada gunanya membalas ucapan juniornya yang satu ini.

Permainan ke-dua adalah game menembak. Kali ini Evelah pemenangnya. Mereka melanjutkan permain ke-tiga dengan mesin boneka. Sou sudah mencoba beberapa kali tapi terus saja gagal. Dan ketika Eve mencoba  dia langsung menang.

Menyadari Sou kesal karna kalah untuk kedua kalinya Evepun menyodorkan boneka kemenangannya pada Sou. Sou yang disodorkan sebuah boneka melayangkan tatapan penuh tanya.

Sadar dengan arti tatapan Sou, Eve pun menjawab” untukmu, kau suka kepiting kan?”

“Eh? Benarkah?” Tanya Sou ragu.

Mulai jengah Eve menjawab” terserah, kau mau tidak?”

“Aaa, aku mau!”

Lalu dengan senang hati Sou menerima boneka pemberian Eve. ‘seperti hadiah di saat kencan’ kira-kira itu lah yang dipikirkan Sou.

Menggemaskan. Itulah kata yang dapat Eve simpulkan ketika melihat Sou begitu senang sambil memeluk boneka pemberiannya.

Dirasa sudah cukup lelah, pasangan Senior-Junior itu pun memutuskan untuk mampir ke sebuah Cafe. Setelah mereka mendapatkan  dan memesan Sou langsung saja mengeluh “Ahhh, capeknya...”

“Apa kau menyesal pergi hari ini?” tanya Eve.

“Eh? Tidak, kenapa?”

“Tidak ada”

“Lagi pula bagaimana mungkin aku menyesal pergi dengan Eve-san, dan lagi aku mendapatkan sebuah hadiah”

Setelah pesanan mereka datang, keduanya melanjutkan makan dengan diselingi obrolan tak penting lainnya. Setelah selesai Sou tiba-tiba saja mengucapkan kata-kata yang membuat Eve sedikit terkejut.

Just Two Of Us//EveSouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang