2

103 17 18
                                    

Siang yang dingin.

Bau hujan yang menetes jatuh ke tanah, lama sekali ia tidak merasakan ini.

Pemuda itu menatap laptop miliknya. Kerjanya yang menumpuk ia abaikan, tak perduli. Memangnya kalau bisa ia kerjakan nanti, mengapa harus sekarang?

Ah, kalau wanita itu mendengar kata-katanya ini, bisa-bisa kuping miliknya ditarik sehingga merah.

Ah iya ya, seharusnya ia sudah bisa melupakan gadis itu. Apa ini yang dikatakan dengan gagal move-on.

Oh, ayolah! Jangan meneteskan air mata priamu demi seorang gadis!

Tapi baginya, gadis itu merupakan rumah baginya. Rumah dimana ia merebahkan resah, lelah dengan semua kepura-puraan yang tidak pernah ia butuhkan.

Nyatanya, sekarang, 'rumah' itu sudah pergi. Pergi menjauh darinya.

"Apa... kita bisa bertemu lagi?"

***

"Ah sial!"

Silvanna mengumpat. Rambut pirang miliknya kusut karena ia mengacak-ngacak rambut miliknya dengan kasar.

"Oy! Kau hanya ketinggalan bukumu saja kan? Tidak usah dramatis begitu," tegur Natalia yang sudah lelah dengan tingkah Silvanna.

"Iya! Tapi aku bukan sok dramatis tau! Buku itu 'kan harus dikumpulin!"

Natalia menaikkan alisnya. "Kamu bilang saja bahwa bukumu itu dicopet maling."

Kelihatan gadis itu mendesah kuat. "Maling mana yang mau mencopet buku, Nata?"

"Maling yang ingin pinter."

Sekali lagi Silvanna mengumpat. "Tidak lucu."

"Karena aku yang lucu."

"Nata," suaranya mengeras. "Aku sedang serius sekarang."

"Oke!" Natalia tertawa. "Saatnya serius. Hiyaah! Super Saiyan, Dragonball Goku, Star Platinum! Serius! Ora! Ora! Ora!"

Tigreal yang sedari tadi hanya memerhati ikut tertawa melihat tingkah pacarnya. "Nata anak baik 'kan? Jangan nakal dong."

"Silvanna," Tigreal memalingkan mukanya. "Aku bisa membantu mengambil bukumu. Kau mau?"

Silvanna tersenyum. Tigreal selalu saja menolongnya. Ah, benar-benar teman yang baik.

"Kalau itu membuatmu repot, tidak usah."

Sekedar basa basi.

"Ah tidak, aku tidak kerepotan--"

Natalia menatapnya tajam. Ah, sial.

"Aku saja."

Suara dingin itu... Granger?

"Granger?" Silvanna heran. "Kenapa kau mau membantuku?"

"Tidak boleh ya?" Granger bertanya kembali. "Buku milikku juga ketinggalan kok. Tapi kalo kamu tidak --"

Ia tidak melanjutkan ayatnya demi melihat respon Silvanna.

Silvanna menggeleng. "Ah mau! Maaf kalau merepotkan."

"Hm."

***
Saat Silvanna meninggalkan ruangan kelas, Natalia menatap Tigreal tajam. Bersuara dingin. "Pacarmu siapa?"

Tigreal menelan salivanya. Ah, Natalia ngambek.

***

"Kakakmu itu Bu Guru Benedetta?"

Granger mengangguk. "Jangan berteriak dekat kupingku."

"Ah maaf." Silvanna menunduk malu. "Tidak heran kamu sangat tampan!"

Ah, apa?

Tampan?

Senyum tipis muncul di muka lelaki itu.

Silvanna memerah, mendengar kalimatnya sendiri. "Ah bukan kok, aku--"

"Kamu apa?" Granger mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis itu, hingga ia bisa mendengar  napas milik Silvanna."

Hangat.

"Kamu terlalu--"

Lantas, bibir merah Sang gadis dikecupnya. Digigitnya kuat, membuat Sang gadis mengaduh. Saat ia memaksa memasukkan lidahnya, Silvanna menolaknya perlahan.

Wajah Granger merah.

"Kamu marah?"

Granger menggeleng. "Maaf, tadi aku menciummu."

"Tidak apa. Kalau aku bisa tau, mengapa kau tadi emm...."

Granger menggeleng, lagi. "Tidak tau, aku juga tidak tau. Aku lelah dengan kepura-puraan mereka, aku lelah dengan tingkah sok baik mereka. Tidak bisakah mereka jujur? Mengapa?" Kepalanya ia rebahkan di dada gadis itu.

"Siapa?"

"Valentina."

Silvanna tertawa dalam diam. Seharusnya ia tidak bertanya, tadi.

***

"Bro?" Alucard menatap Granger. "Darimana saja?"

"Rumah, buku milikku ketinggalan."

Alucard menatap Granger dengan tatapan aneh. "Katamu tadi, semua bukumu ada di dalam tas? Heh? Kau berkencan, ya?"

"Mungkin."

"Ah iya," suara berisik Alucard sungguh membuat Granger pusing. "Kau lihat Silvanna? Di lehernya ada memar."

Memar?

[end for chap 2]

betewe, jangan mikir aneh aneh ya. bukan granger kok yg bikin silvanna memar hehe. kalo ada typo, maklumi ya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anemoia [Gravanna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang