2. Saran

13 8 0
                                    

Reva terbangun dengan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Tidurnya semalam begitu tak nyaman. Bagai mana mungkin dia bisa tenang setelah mengetahui fakta bahwa ia tinggal bersama mayat yang tak utuh, di tambah lagi semua luka yang di taburi garam masih terasa begitu menyakitkan.

Dengan pandangan sayu dia menatap tubuhnya yang penuh luka. Meski ruangan ini tertutup, tapi hawa dingin masih saja bisa terasa apa lagi dia tak mengenakan pakaian.

Dengan senyuman kecil Reva berkata "miris"

Bukan kali pertamanya ia berkata demikian untuk nasibnya yang tak searah. Dulu yang Reva tahu adalah dia anak yang diperjuangkan oleh sang ibunda.

Arona Cesilia, istri pertama dari Derio yang sayangnya pernikahan mereka harus berjalan tanpa restu dari orang tua Arona. Tepat saat mengandung Reva, kondisi Arona begitu tak stabil sehingga mengharuskan Derio untuk memilih salah satu dari dua wanita terkasihnya. Sesuai permintaan Arona, Derio memilih menyelamatkan titipan Tuhan dan menambahkan nama sang istri di akhir nama anaknya.

Setelah sekian lama, Rio sadar kalau Reva membutuhkan sosok ibu, dan terpilihlah istri keduanya.

Putri Dewi Rafita, istri kedua Rio yang sayangnya meninggalkan dia demi lelaki lain yang jauh lebih kaya dari kekayaan Rio saat itu.

Tiga hal itu membuat Reva meratapi nasibnya yang miris. Di tinggal sang ibu dari lahir sehingga dia di rudung oleh teman-teman sekolahnya. Lalu sang ayah yang menikah lagi tanpa tahu kalau Reva masih tak ingin posisi ibunya di gantikan, meski Dewi adalah sosok ibu sambung yang baik. Dan terakhir, saat Dewi meninggalkan dia dan sang ayah tepat di saat dilema melanda, padalah Reva sudah nyaman dengan Dewi, meski Dewi berpamitan baik dengan Reva tetap saja kecewanya lebih besar.

Lalu kini, sebuah petaka yang terjadi karena sang ayah malah membuat dia terjebak dalam dua dunia, antara mati dan hidup.

"Kenapa ya Tuhan? Kenapa ini mesti menjadi perantara untuk hasil yang lebih baik?"

Pernah dengar kalau Tuhan memberi ujian besar pada umatnya untuk menguji, lalu setelahnya Tuhan akan memberi kebahagian yang tiada tara untuk umatnya yang selalu sabar akan setiap ujiannya.

Setiap penderitaan aka selalu di susul dengan kebahagiaan.

"Ibu... ayah... bantu Reva keluar dari lingkaran hitam ini" pintanya menatap langit-langit ruangan dengan embun di ujung kelopak mata.

><><><><><><><><><><

Sama halnya dengan Reva. Ravael pun melakukan hal yang sama, merenungi setiap perbuatannya.

Duduk di atas kursi kekuasaannya dalam ruang kerja pribadi miliknya. Dia menatap figur foto besar di depannya yang terpajang di dinding. Menampilkan wajah ayu rupawan milik wanita tua yang di sebut "ibu" oleh Ravael.

"Apa ini benar? " monolog Ravael

"Ibu... jika Ravael salah kali ini maka tegur aku dan bimbing aku ke jalan yang tepat"

Jika kalian berpikir Ravael aneh, maka itu benar. Semalam dia begitu gila bermain dengan Reva tapi sekarang malah ragu dengan tindakannya sendiri.

*tok tok tok...

"Masuk!"

"Ini biodata yang kau minta" ujar seorang pria yang dengan santainya duduk di sofa dekat rak buku di sebelah meja Ravael.

Gabriel, sahabat Ravael sekaligus informations terpercaya. Berteman sejak kecil, membuat Gabriel hafal betul watak Ravael. Karena itulah hanya dia satu-satunya yang dapat mengendalikan amarah Ravael. Namun Gabriel juga tak bisa berbuat banyak karena dia sadar akan posisinya.

YOU OR HIM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang