1

161 10 0
                                    

Menghembuskan nafas beratnya perlahan lalu menyandarkan punggungnya yang kaku pada sandaran kursi.

Fisiknya lelah Dan hatinya merindukan sang pujaan hati.

Sedari tadi pikirannya terbagi antara dokumen yang harus ia tanda tangani Dan kekasih hati yang ia abaikan selama beberapa minggu terakhir.

Sebagai pemimpin sekaligus pemilik perusahaan besar ia tidak bisa melalaikan tanggung jawabnya.

Melihat semua dokumen yang ia tumpukkan sudah tertanda tangani vernon membenarkan kacamatanya dan tersenyum lebar.

"Baiklah.. Tuan, semua pekerjaan untuk hari ini sudah selesai, tuan boleh kembali dan jangan lupa besok pagi kita ada rapat.." Vernon menjeda ucapannya sejenak, "atau saya bisa menyeret tuan untuk datang kekantor" lanjut Vernon masih dengan senyum lebar menghiasi wajah yang sedikit menakutkan.

Jimin menatap tajam Vernon, namun tidak membuat Vernon menciut sedikitpun, sudah terbiasa menerima tatapan seperti itu. "Bawahan macam apa yang menyeret atasannya kekantornya sendiri. Aku bisa saja memecatmu"

"Silahkan tuan. Cari orang yang lebih kompeten dari saya, maka tuan akan memperbesar peluang untuk bertemu wanita genit lagi dan bow! Yoongi akan meninggalkan tuan" jawabanya begitu ringan tanpa beban sedikitpun bahkan terselip nada angkuh dibeberapa kata.

Membayangkannya membuat jimin bergidik, belajar dari beberapa pengalaman sebelum menemukan Vernon.

Jimin memakai kembali jasnya, bersiap untuk pulang ke apartemen si manis guna melepas rindu yang memuncak.






-







Pintu apartemen sudah didepan mata membuat jimin semakin memperlebar langkah kakinya.

Menekan beberapa angka, lalu ia melangkah masuk sampai didapur.

Memeluk simanis membuat yang dipeluk menegang, namun setelah mencium aroma yang familiar itu ia segera membalikkan badan, mendapati jimin menghirup aroma tubuhnya rakus dan dalam.

"Lelah?.. " yang ditanya hanya mengangguk, mengusap punggung jimin pelan, paham betul jika seperti ini kekasihnya tidak akan bisa dilarang dan akan sangat manja.

5 menit.. 7 menit.. 10 menit berlalu, jimin masih terlihat enggan merubah posisi, jujur kaki yoongi kesemutan.

"Jimin.. "

"Hmm.. "

"Mandi yaa.. aku akan melanjutkan masakkanku yang tertunda, dan- kakiku kesemutan "

Mendengar ucapan yoongi, jimin langsung menegakkan tubuhnya, melihat yoongi meringis ia pun ikut meringis.

"maaf sayang" sesalnya langsung mencium bibir yoongi setelahnya menuju kamar untuk membersihkan tubuhnya yang lelah.

20 menit berlalu dan sejak 5 menit lalu jimin sudah duduk dikursi meja makan terus memperhatikan bagaimana terampilnya sang pujaan hati memasak.

Setelah menyusun masakannya dimeja, ia ikut duduk depan jimin, mengambil nasi dan lauk untuk diletakkan pada mangkuk milik jimin membuat yang diperlakukan sedemikian rupa tersenyum lebar.





-







Selesai makan terlihat jimin dan yoongi berpelukan diranjang. Jimin tiba tiba berpindah posisi mengukung yoongi.

Jimin menatap tepat dimata yoongi lalu mendekatkan wajahnya untuk mencicipi bibir yang sudah ia rindukan.

Ciuman yang terkesan lembut itu lama-lama semakin panas dan intim, beradu lidah dan saling bertukar saliva sesekali membuat yoongi mengerang.

Ciuman jimin turun menuju leher, setelah menghirup lama ia membuka baju yang yoongi gunakan.

Mengulum puting merah jambu tersebut seperti bayi "ahh.. Jimhh"

Drtt.. Drtt.. Drt...

Ponsel milik yoongi terus bergetar membuat jimin berdecak kesal melihat ponsel tersebut.

"Jung hoseok" ucapnya pada yoongi dan menyerahkan ponsel tersebut pada sang pemilik.

Yoongi langsung mengubahnya menjadi mode silent meletakkan kembali ponselnya pada nakas.

Ia memegang rahang jimin lalu mengecup bibir tebal tersebut "lanjutkan dadd" bisiknya seduktif membuat jimin menyeringai bak setan.

Tbc

Lanjut atau sudah?

Amaro | [Minyoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang