2

119 13 0
                                    

Jangan baca doang, vote dong.  Maling sering ninggalin jejak. Masa kalian tidak.


Pukul 3 dini hari barulah jimin menyudahi pergemulan panas mereka dan itu juga sebab yoongi sudah lemas bahkan ia tidak mampu lagi untuk sekedar mendesah.

Pukul 8 pagi ponsel jimin terus berbunyi,  sejujurnya ia enggan untuk menggapainya namun deringannya begitu mengganggu pendengaran.

Ia takut itu akan mengganggu dan membuat yoongi terbangun.

Setelah ia mengangkat panggilan masuk tersebut ia langsung menuju kamar mandi.

Tidak ingin mengambil resiko untuk mendengar ocehan vernon lebih lama lagi.

Setelah rapi jimin mencium kening yoongi yang masih tertidur membenarkan selimut yang mempertontonkan leher dan tulang selangka yang penuh dengan ruam kemerahan dan akan menjadi lebih gelap untuk beberapa hari kedepan.

"Aku berangkat sayang" bisiknya lembut.


-



Matahari sudah terik barulah yoongi terbangun, setelah membersihkan tubuhnya ia menuju meja makan.

Melihat beberapa sandwich yang yoongi yakin buatan Jimin, yoongi tersenyum manis.

Menurutnya Jimin bisa melakukan semua hal kecuali memasak dan itu lucu.

Yoongi memasak makanan sederhana untuk dirinya sendiri.

Tidak bisa disebut sarapan ketika waktu sarapan sudah berlalu dan tidak bisa disebut makan siang ketika belum waktunya makan siang itulah waktu makan yoongi sekarang.

Yoongi kembali memasak dengan telaten, ia berencana mengantar makan siang kekantor Jimin.

Masakan tersebut ia kemas Serapi mungkin melihat hasilnya membuat yoongi tersenyum puas.

Ia segera melangkahkan kaki menuju kamar untuk berganti pakaian.

Setelahnya ia berangkat mengendarai mobilnya menuju kantor Jimin.

Sesampainya yoongi diruangan Jimin ia melihat sahabat Jimin yang bisa disebut juga sahabatnya berkumpul diruangan sang kekasih.

Bahkan ada seokjin istri dari namjoon pemilik Kim group.

Sebelum berangkat yoongi memberi tahu Jimin bahwa ia ingin berkunjung.

Karena itu namjoon menjemput sang istri selaku teman yoongi agar bisa berkumpul bersama kembali.

Semua mata segera menuju pintu begitu yoongi menampakkan diri terkecuali si kecil Jungkook yang berada di gendongan seokjin. ia sedikit terkejut ternyata ramai orang diruangan jimin.

"Ternyata ramai orang disini" senyumnya

Setelah meletakkan barang bawannya yoongi segera mendekat kearah seokjin memandang Jungkook yang tertidur dengan gemas.

"Apa kabar Hyung?" Taehyung segera mendekat ke arah masakan yang yoongi bawa tadi.

Saat tangannya hendak membuka bungkusnya tangannya langsung mendapat pukulan dari jimin membuat yang dipukul tersenyum kotak.

Yoongi tertawa kecil "seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja"  mengedarkan pandangannya ke arah lain.

matanya bertatapan dengan hoseok yang  tengah mengerutkan alis menatapnya, yoongi tersenyum yang dibalas senyum tipis oleh hoseok.

"Hyung makanlah. Biar aku yang menggendong kookie"

"Kau saja makan duluan Yoon, setelah itu baru aku"

Yoongi menggeleng, mengambil Jungkook dari gendongan seokjin.

" aku sudah makan sebelum datang Hyung. Mereka akan rusuh jika tidak ada penengah" tatapan yoongi tertuju pada taehyung dan Jimin yang sedang berebut makanan.

"Jangan diam saja hoseok. Makanlah kau taukan masakan yoongi itu enak tapi lebih enak masakanku" ajak seokjin

"Aku tidak berselera Hyung"

"Hyung Nanti kau sakit siapa yang merawatmu? Hyung kan jomblo" namjoon tertawa atas ejekan taehyung pada hoseok.

"Ahh.. baiklah, aku akan makan. Benar  tidak ada yang peduli padaku kalau aku sakit" kekeh hoseok.

"Seperti tidak jomblo saja" celetuk Jimin.

" Yahh! Kau mau mati?! Aku akan menunggu jungkookie" ucapan taehyung mendapat tatapan maut dari namjoon.

"Pelankan suaramu. Anakku sedang tidur dan jangan bermimpi, kau sudah tua".

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amaro | [Minyoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang