Jaemin terbangun mendadak saat ada petir menyambar di luar. Plus, ponselnya juga berdering. Matanya bengkak dan merah, tapi dia harus mencari ponselnya yang berdering. Semua sudut sudah tersibak, tapi nihil.
Seekor samoyed menggonggong dan menyuruhnya untuk melihat ke meja kerja. Benar saja, ponselnya ada di sana. "Thanks, Snow," ucap Jaemin sambil mengelus kepala Si Samoyed.
Selama bertelpon, Jaemin terus memukuli kepalanya yang terasa pening. Mungkin akibat dari bangun terkaget. Pun dia sempat panik.
"Na, kamu sakit?" tanya temannya dari telepon. Jaemin awalnya terheran, dia hanya mendengus menanggapi itu. "Nggak. Kenapa?"
"Suaramu kayak pilek."
Jaemin langsung menjedukkan kepalanya pada meja kerja. Ia meringis sambil berusaha menghilangkan peningnya, sampai sambungan telepon itu terputus. Jari telunjuknya bergerak mengetuk meja dengan cepat. Entah memikirkan lokasi pemotretan atau soal suaranya yang bindeng.
"Snow, suara Papa aneh, ya?" tanya Jaemin pada samoyed yang duduk di sampingnya. Anjing itu hanya memiringkan kepala dan melihat Jaemin tanpa respon.
Kepala Jaemin terasa semakin berat. Dia memanggil Si Samoyed agar ikut pergi ke atas kasur. Membiarkan samoyed itu tidur di tempat kosong sampingnya. Mencoba terlelap dan mengabaikan pening yang menyerang.
•••
Ketika dia bangun, hujan sedang turun deras. Jaemin merasa makin malas bergerak. Terlebih, dia benci hujan.
Snow menggonggong terus. Mengingatkan Jaemin jika ada agenda malam ini. Mustahil diundur sekarang. Esok dia mesti pergi.
"Iya... Papa tidur 15 menit lagi," celetuknya pada Si Samoyed. Tapi Snow tetap merebut selimutnya. Otomatis dia menggigil karena kedinginan. Dengan terpaksa, Jaemin bangun.
Dia menatap sinis samoyed yang duduk dan menjulurkan lidahnya. Dia ingin marah, tapi tak tega. Akhirnya dia hanya menyuruh samoyed itu untuk naik ke kasur dan ia peluk. "Kamu mirip banget sama Dada," ucapnya mengais-ngais rasa hangat dari anjing kesayangannya--juga Jeno.
"Snow, Papa kangen Dada. Tapi Dada mau nggak ya ketemu Papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Salah Di Antara Kita?
Fanfiction"Jen, 5 tahun lama loh," ucap Mark, kakak Jeno. Bukan tak sadar. Dia paham betul kalau hubungannya dengan Jaemin terlalu sia-sia untuk diakhiri seperti ini. Tangannya yang selalu berkedut tiap melawan hati, sedikit-sedikit menggoyahkan jalan yang d...