"Pukulanmu tadi sakit."
Yedam menunduk, dia tak berani menatap Yoshi yang saat ini tengah berbicara kepadanya.
Seusai pulang sekolah, Yoshi langsung mengantar pulang Yedam ke rumahnya. Tentu dengan cara diam-diam, karena status mereka yang backstreeet itu.
"Aku harus kembali lagi ke sekolah, ada rapat osis." Kata Yoshi lagi. Yedam diam tak merespon, dia merasa bersalah akan perlakuannya pada Yoshi barusan.
"Maaf." Ucap Yedam yang membuat Yoshi tersenyum. Mana Yedam yang tadi katanya tidak mau memaafkan dirinya? Apa itu sudah hilang ditelan bumi kah?
"Tadi katanya tidak mau memaafkan ku." Yoshi menggodanya, yang mengundang decakan kesal dari si lawan bicara. Yedam menghentakan kakinya kesal, dan tiba-tiba memeluk Yoshi erat.
"Itukan bedaaa!! ini sudah di luar sekolah, kalau tadi kan masih." Ucap Yedam dengan nada merengek, Yoshi terkekeh pelan mendengarnya. Dia ingin mencoba menggoda Yedam kembali, karena lucu menurutnya.
"Memang apa bedanya hm? kurasa tidak ada bedanya jika kau memaafkan ku diluar sekolah, atau di sekolahpun." Ujar Yoshi yang membuat Yedam lebih merengut kesal.
"Bedaa Yoshiii! Aku berpura-pura saja tadi, kita kan sedang backstreet." Bela Yedam, dia mendongakkan kepalanya menghadap ke atas, ke arah Yoshi. Menunjukkan wajahnya yang imut itu.
Yoshi tak tahan untuk tidak mencubit pipinya dan mencium seluruh bagian di wajahnya. Pacarnya itu menggemaskan sekali. Apalagi tingkahnya yang seperti ini, hanya ditujukan pada dirinya seorang.
"Begitu kah? padahal tadi kita hanya berduaan saja di ruang musik, kurasa bisa."
"Tidak bisa! itukan masih lingkungan sekolah, bagaimana kalau ada yang mendengarnya?" Balas Yedam masih dengan pendiriannya. Yoshi membenarkan juga, walaupun sebenarnya tidak apa dilakukan.
"Oh ya! Kau juga mengucapkan kata-kata aneh tadi, Yoshi! bagaimana jika ada yang mendengarnyaa." Rengut Yedam lagi. Dibalas kekehan kecil dari Yoshi, "Tidak ada orang disana, lagian apa masalahnya jika mereka mendengar itu?"
Mendengar ucapan Yoshi barusan, membuat Yedam harus melepaskan pelukannya. Dapat dilihat dari wajahnya yang cemberut, pastilah Yedam tengah kesal karena ucapan Yoshi tadi.
"Sudahlah, pergi ke sekolah lagi sana! Ada rapat osis, kan? Hush Hush!" Ini ketiga kalinya Yedam mengusir Yoshi. Yoshi tersenyum maklum, Yedam mengusirnya seperti ini akibat perkataannya itu. Dia tahu, Yedam tak ingin untuk membicarakan hal itu, dan akan berdebat lagi dengannya mengenai itu.
"Baiklah, aku pergi dulu. Sampai nanti!" Yoshi berkata sambil mencium lagi pipi Yedam di sebelah kanan juga kiri. Dia berbalik menuju motor yang terparkir rapi disana, dan menaikinya.
"Aku akan kembali menemuimu lagi, bye bye!" Lambaian tangan Yoshi dibalas dengan Yedam. Meskipun dia sedang cemberut, tapi dia tak bisa untuk tidak membalasnya. Jadilah, mukanya yang cemberut tapi masih membalas lambaian Yoshi terlihat menggemaskan.
Sesudah Yoshi hilang dari pandangannya, Yedam masuk ke rumah dan langsung ke kamarnya begitu saja. Dia melepaskan tas dan sepatunya, dan berganti baju. Kemudian merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya.
Yedam menghela napas lelah. Matanya melihat ke atas tepatnya ke langit-langit kamarnya, sembari mengingat akan bagaimana ucapan Yoshi tadi. Ah, moodnya benar-benar langsung turun jika hal itu kembali di diskusikan oleh keduanya.
Tentang hubungan mereka yang diam-diam, yang tak diketahui oleh siapapun, kecuali keluarga mereka.
Yedam tahu, Yoshi menganggap kalau hubungan mereka tak harus di sembunyikan seperti ini dihadapan orang-orang. Tapi, Yedam tidak berpikiran seperti itu. Jika Yoshi menganggap itu hal biasa, tetapi Yedam punya pandangan berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yedamine | all x dam
Romanceberisi kumpulan oneshoot kapal Yedam. ✦bxb! ✦pure fiction! ✦bahasa campur! ✦yedam harem. if u don't like it, then leave.