1 -Moa Diary-

11 3 0
                                    

"Wahh coba liat jendela" kata Beomgyu pada Sohyun. Mereka sedang berada di bus dalam perjalanan pulang. Jam menunjukkan pukul 19.00.

"Hm."

"Iih coba liat." ujar Beomgyu memaksa Sohyun. Wajahnya terlihat lelah seharian karena kerja kelompok. Akhirnya Sohyun melihat ke jendela.

"Ganteng kan?" kata Beomgyu menunjui ke pantulan dirinya di jendela. Di lihat dari ekspresi datar Sohyun, dia sudah menduga kalimat itu akan keluar dari mulut Beomgyu.

Bisa di katakan Sohyun sudah mengenal Beomgyu seumur hidupnya. Mungkin sejak mereka masih dalam bentuk janin (?). Mereka sudah seperti saudara kandung.

"Lo kenal Lia kan?" tanya Sohyun mengalihkan topik. Beomgyu mengangguk.

"Kenal lah. Teman dekat kita."

"Kita? Sejak kapan? Lia itu cuman bestie gue." ujar Sohyun.

"Lo sebenarnya tau gak sih arti kata bestfriend, sahabat?" Beomgyu menggeleng.

"Sahabat itu kayak kita. Saling kenal secara langsung. Di akui kedua pihak. Lia bukan sahabat lo, kalo iya ngapain dia minta kenalin lo sama dia lewat gue?" Beomgyu terlihat berusaha mencerna perkataan Sohyun.

"Besok minggu datang ke rumah, gue juga undang Lia biar kita bertiga akrab."

"Jadi maksud lo, sahabat itu yang lakuin banyak hal bareng kayak kita?" tanya Beomgyu memastikan.

"Bingo! Anak pintar." ujar Sohyun mengusap rambut Beomgyu seperti puppy.

*****
Besoknya..

Beomgyu POV

Jujur selain bareng Sohyun, aku gak pernah mau lakuin banyak hal sebanyak aku lakuin bareng Sohyun. Akhirnya aku bertekad. Seorang Beomgyu yang terkenal mencintai ketampanannya, memutuskan hal besar.

"Sahabat. Kalo lakuin hal bareng sebanyak kita terus selama sisa umur namanya apa?" tanya ku. Sekarang aku sudah berada di rumah Sohyun. Kita lagi nunggu Lia datang.

"Hah? Maksudmu tinggal bareng selamanya?" tanya Sohyun balik sambil menyuguhkan minuman dan cemilan di meja, aku mengangguk.

"Ya nikah, apalagi namanya." jawab Sohyun lalu duduk berhadapan denganku.

"Kalo gitu kita nanti nikah?" sontak Sohyun tersedak minuman, aku tidak tau salah ku dimana. Aku mengambilkannya tisu cepat-cepat.

"Karakter lo unik ya. Lo pura-pura polos?" sekali lagi aku menggeleng.

"Assalamualaikum..Hai!" Lia datang membeku kan atmosfer. Aku dan Sohyun langsung terdiam.

"Walaikumsalam. Duduk." ujar Sohyun lalu pergi ke belakang, menyisihkan waktu untuk aku dan Lia saling berkenalan.

"Sohyun gibahin gue ya? Kok gue datang langsung diam?" tanya Lia curiga. Aku menggeleng.

"Kalo gitu kalian berdua gibahin gue?!" tanya Lia dengan nada tak percaya.

*****
Author POV

Di mata penggemar, Beomgyu sosok yang keren, tampan, dan memiliki kepercayaan diri selangit. Padahal di balik itu dia memiliki jiwa balita. Dia menganggap cinta dan pemberian penggemar cewe itu adalah suatu bentuk perhatian dari ibu.

Dan seumur hidup Beomgyu hanya memandang Sohyun sebagai pasangannya. Sebagai perempuan tepatnya.

Ini kisah tentang seorang laki-laki yang merasa sudah di takdir kan untuk hidup bersama teman masa kecilnya. Dia menerima---- Tidak, dia menyukai takdir itu.

"Nikah itu tinggal bareng, jadi kita harus punya rumah, kalo mau punya rumah harus punya uang, kalo mau punya uang, harus kerja..."

"Nulis apa lo?" Beomgyu tersentak lalu menutup buku diary kecilnya. Secara natural Sohyun duduk di hadapan Beomgyu.

0X1=Love Story (Say You Love Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang