Different nature : Part 3

115 61 68
                                        

"Nah ini papa buatin kamu nasi goreng" Zara sangat senang ketika papa nya memasakannya kesukaannya

Entahlah begitu banyak makanan, Zara memilih makanan favorite nya nasi goreng ditambah telur

"Ihh papa, tauu aja zara lagi pengen nasi goreng" Zara langsung mengambilnya nasi goreng dari tangan dimas

Tanpa berfikir panjang, Zara langsung memakan nasi goreng masakan papa nya itu

Rasanya sangat enak, saat memakan nasgor zara langsung ingat kepada mama nya

Saat zara mau berangkat sekolah, mama nya akan membawah bekal nasgor

Mengingat itu semua mata Zara meneteskan air mata.

"Loh, Zara kok nangis?"

Zara menoleh kearah papa nya dan tersenyum.

Zara langsung memeluk papa nya, zara hanya mempunyai papa nya tidak ada lagi

Zara harap, zara selalu bersama papa nya

"Kenapa, sayang?" Zara melepaskan pelukannya lalu menggeleng kepalanya

"Enggapapa, pah. Zara cuman terharu soalnya bikinan nasi goreng papa, enak banget"

Dimas memeluk awalnya, "Yah, dong. Kan papa koki nya zara" Mereka pun tertawa dan menghabiskan makan malam nya .

Walaupun dimas sangat sibuk berkerja tapi dia tidak pernah melupakan zara, zara pasti membutuh kasih sayang yang lebih

Dimas tidak ingin menikah lagi, menurut dimas ini sudah cukup

Dia dan putri kecil nya.


°°°

Zara yang sedang bermain headphone tiba - tiba raga datang dengan secara tiba membuat zara kaget .

"ALLAHU AKBAR!!.. Lu kalo mau datang, permisi dulu kek, bikin orang kaget tau" Zara mengelus mengelus dada nya, syukur Zara tidak mempunyai menyakiti jantung

"Ya, maaf, juga gua engga tau kalo lu ada disini"

"Yah, jadi lu datang ke kamar gua ada apa, pasti ada sesuatu kan" Zara sudah tahu pasti raga ke kamar nya ada maksud

"Selain lu bisa liat gua, lu juga tau ya apa yang ada dipikiran gua" Raga tertawa agar tidak hening

"Engga usah basa basi deh, the point aja" Ucap zara, tanpa menoleh kearah raga yang memilih menatap ke layar headphone nya

"Jadi gini, oh ya nama kamu siapa?" Zara kaget, kenapa lu jadi kamu

Tapi Zara tidak terlalu memikirkan nya, semuanya orang akan berubah sikap baik ketika ada mau, "tapi kan dia, setan" . Ah sama saja setan maupun manusia.

"Zara" Ujar zara cuek

"Ohh, zara"

Karna zara tidak menjawab, raga melanjutin berkataan nya

"Lu mau kan, bantu gua apa penyebab gua mati?" Zara menatap bingung ke raga

Jadi raga selama ini tidak tau, kenapa dia bisa mati?.

"Jadi lu engga tau, apa penyebab lu mati?" Raga menggeleng kan kepalanya, dia tidak ingat sama sekali kenapa dia bisa mati

Apakah bunuh diri? Atau di bunuh seseorang?, pertanyaan itu yang selalu ada di pikiran raga

"Tapi engga ah, gua engga mau ikut campur" Sebenarnya zara mau membantu raga, hanya saja menolak saja dulu

"Ayo dong bantuin gua, cuman lu yang bisa ngeliat gua, biar gua cepet balik bosen juga tau disini mulu. AKU MAU BALIK KEDUNIA AKU, ZARAAAAA!!!" Zara menutup telinganya, telinga Zara rasanya ingin pecah gara - gara mendengarkan teriakan raga

"BISA STOP ENGGA!!" Zara berteriak lebih kencang

"Ada apa nak?" Tanya dimas

Dimas sudah tertidur tadi tapi dia terbangun mendengar anak nya berteriak .

"Enggapapa, pah. Zara cuman latihan acting pah, kan zara pengen jadi bintang film" zara menatap raga dengan tatapan tajam, lalu menatap papa nya lagi sambil tertawa kecil

"Loh, bukannya kamu pengen jadi doctor?"

"Ya, pengen jadi doctor pah, cuman lagi latihan acting juga kan zara mau jadi doctor sama aktris"

"Latihan acting nya besok aja ya, mending sekarang kamu tidur, udah malem"

"Ya, pah. Ini zara juga mau tidur, good night pah"

"Good night too sayang" Dimas menutup pintu dan pergi ke kamar nya

Raga yang hanya terdiam takut zara akan memarahin nya

Raga takut kalau zara tidak membantu nya, raga sudah sangat bosan disini ingin sekali balik ke dunia nya sendiri.

Harapannya sekarang adalah kepada zara, raga yakin kalau zara bisa membantunya.

"Lu sih, papa gua jadi bangun kan" Raga tidak berani menatap ke zara

"Maaf" Kata raga pelan, tanpa menatap zara

Zara yang melihat itu hanya menghela napas, zara luluh melihat sikap raga seperti yang sangat seperti anak kecil ketika dimarahin orang mama nya .

"Yaudah gua maafin lu, mending lu sekarang pergi deh dari kamar gua, besok aja kita ngomong lagi" Raga pun setuju dengan zara

Sebenarnya nya raga ingin bicarakan sekarang, tapi takut zara akan menolaknya lebih baik dia bicara besok pagi.

Setelah raga pergi, zara mematikan lampu kamar nya dan tidur dikasur lembut nya.

°°°

TBC

Sekolah kalian libur atau engga? ..

Yang belum libur semangat yaa, yang udah libur happy' rebahan di kasur.

DIFFERENT NATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang