Maaf jika ceritanya tidak terlalu menarik.
Happy reading.
(jam 15.00)
"jimin,kau bangun gwaenchanayo, apa ada yang sakit."peryanyaan bertubi tubi dari seorang dokter yang duduk disamping jimin dan menangani dirinya saat pingsan.
"ah,siwon hyung.gwaenchanha,kau tidak perlu menghawatirkan diriku ini."benar yang setia menangani jimin sakit adalah dokter siwon.
Dokter siwon adalah dokter yang cukup terkenal dirumah sakit dikota seoul. dan juga pemilik rumah sakit yang menangani jimin. Jimin cukup dikenal dirumah sakit milik siwon,karena dirinya adalah pasien kesayangan siwon dan juga dongsaengnya siwon.mereka memang tidak memiliki ikatan darah tetapi siwon sudah menganggap jimin sebagai adik kandungnya sendiri.tidak heran jika jimin keluar masuk dengan mudah dirumah sakit milik siwon.
"kau ini,tadi datang² langsung membuatku kaget tau,jangan diulangi lagi ,nee."
"nee,hyung. maafkan aku,aku tidak akan mengulanginya lagi."jawab jimin dengan memberi senyumannya.
"hyung,bagaimana tentang laporan kesehatanku."jimin yang mulai bangun dan dibantu oleh siwon untuk duduk.
Degg.
"jimin-aa!! Apa kau harus bertanya tentang hal itu."
"nee.hyung, aku harus tau.kumohon beritahu aku tentang kondisiku hyung."
"baiklah kalau kau memaksa." dan dokter siwon memberi tau jimin tentang penyakitnya.
"sakitmu sudah masuk stadium 3,jimin-aa."sambil menahan bendungan air mata yang akan keluar dari matanya.
"jinjja hyung" sambil memberi senyum tipis."kurasa tuhan memang menginginkan aku pergi."
"aniyoo!! Kau tidak boleh pergi secepat ini jimin-aa, apa kau tidak menyayangi hyung mu ini, haa."tetesan air mata yang mulai keluar dari mata dokter siwon.
"hyung!!! kenapa hyung menangis.aku sangat menyayangi hyung, hyung yang selalu merawatku saat aku sakit dan hyung sudah kuanggap sebagai hyung ku sendiri,hiks..."jimin yang tidak bisa menahan air matanya keluar juga.
"kalau begitu jangan pergi dulu jimin-aa,bertahanlah untuk hyung mu ini."siwon yang memegang kedua tangan jimin untuk memohon.
"tapi hyung,tidak ada yang menginginkan diriku lagi dan aku sudah lelah hyung.hiks.."
"hyung masih menginginkanmu disini jimin-aa,bertahanlah dulu.hyung sangat menyayangimu jimin-aa."
"penyakitku sudah tidak bisa diobati lagi hyung,dan aku sudah pasrah jika tuhan membawaku pergi.hiks.."jimin yang semakin deras akan tangisannya.
"penyakitmu masih bisa diobati jim,kau harus mengikuti cemo terlebih dahulu."
"itu akan sia-sia hyung,karena penyakitku sudah akan ditahap terakhir."
"itu masih bisa jimin-aa,jika kau masih ingin berusaha melawan penyakitmu!!! kumohon lakukan cemoterapy itu demi,hyungmu ini."dokter siwon yang menghapus air mata jimin.
"aku akan memikirkannya lagi hyung.hiks..hiks."jimin yang masih sesenggukan dan memberi senyum tipis kepada siwon.
"kenapa kau masih mengatakan itu terus jimin-aa,apa karena biayanya.jika karena itu hyung yang akan mengurusnya yang terpenting kau sembuh."ucap siwon kepada jimin sambil membelai rambutnya.
"aniyo.hyung,buka karena itu.aku hanya..."belum sempat jimin meneruskan tiba² kepala jimin sedikit pusing.
"jimin-aa,gwaenchanayo!! tidak perlu dipaksakan,sekarang kau istirahatlah terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mistake : Mianhe....yorobun.[END]
General Fiction[END] "ketika aku tau akan menjadi seperti ini? Saat nasi sudah menjadi bubur, apa yang harus aku lakukan??.......tutur seorang namja.