Eternity

322 25 12
                                    


Selasa, 7 Desember 2021.

Renjun memasuki ruang sidang dengan perasaan gugup tapi juga menggebu.

Semua ini harus selesai, Semua ini harus berakhir.

Adiknya harus bahagia disana....

Renjun duduk dengan gelisah disamping pendampingnya, matanya melirik kedua sahabatnya yang duduk berjejer saling menggenggam tangan masing-masing.

Na Jaemin dan Lee Haechan sama gugupnya dengan dirinya

Dengan menghela nafas renjun mulai memfokuskan pandangannya ke sang hakim yang mulai berbicara memulai persidangan.

"Dan untuk pengacara huang, silahkan berdiri menyampaikan pembelaan anda"

Ini dia, ini saatnya...

Adiknya harus benar-benar bahagia setelah ini, semua ini demi adik dan adik iparnya...

Renjun bangkit dari tempat duduknya, mulai mengumpulkan tekad 'mari selesaikan ini, mereka harus bahagia'

Berada di tengah para hakim agung dan jaksa serta para saksi, renjun mulai menarik nafasnya

"Yang mulia hakim, saya berdiri disini sebagai pengacara Huang Renjun. Akan tetapi, di mulai dari detik ini saya akan berdiri disini bukan sebagai pengacara pembela...

Melainkan sebagai seorang kakak dan seorang sahabat. Jadi tolong dengarkan dan simak cerita saya, karena saya akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di antara kasus bunuh diri Park Jisung dan kasus pembunuhan Zhong Chenle....."



***

Selasa, 7 Desember 2014

Saat itu...

Zhong Chenle dan Park Jisung baru saja menyelesaikan pendidikan tingginya.

Mereka dijuluki pasangan paling manis dan romantis,

Pasangan yang direstui semesta

Semua orang tau kisah mereka, dua pemuda rupawan dengan masa depan cemerlang, menjalin kasih satu sama lain dengan romantis

Bahkan Romeo dan Juliet akan iri dengan mereka

Tidak sampai disana, pertengahan tahun depan nanti mereka bahkan akan melangsungkan pernikahan. Begitu yakin dengan satu sama lain, tidak ada keraguan. Kenapa harus menunggu lama untuk saling mengikat?

Pertunangan sudah digelar, Jisung melamar Chenle di depan gedung kantornya.

Terkesan tidak tau malu dan terburu-buru, bahkan dilihat dari manapun sisi romantis nya tidak ada sama sekali...

"Maafkan aku, sesungguhnya aku tidak bisa memikirkan cara lain lagi untuk melamarmu"
Park Jisung menggaruk tengkuknya dengan gugup, dihadapannya Chenle masih menampakkan wajah datarnya

Sepersekian detik kemudian semua pikiran buruk Jisung tentang penolakan lamarannya di tepis begitu saja ketika senyum manis chenle mulai terbit

"Tidak apa-apa, ini sudah cukup romantis"
Chenle mengatakannya dengan senyum lembut dan diiringi dengan tawa ketika tubuhnya di dekap dengan spontan oleh kekasihnya

"Terima kasih"

"Terima kasih kembali Jisung, ayo bahagia setelah ini"

***

EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang