Best Friend Forever

8 3 2
                                    


Aku turun dari angkot dan mulai berlari sekuat tenaga sambil sesekali melirik jam tanganku.

 "Aduh, semoga ngga telat sampai di sekolahnya," kataku dalam hati. 

Entah mengapa lalu lintas di pagi ini amat padat, padahal biasanya tidak sepadat ini. Aku jadi terpaksa untuk turun dari angkot dan lari menuju sekolah yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempatku sekarang. Tapi tetap saja walaupun aku berlari sepertinya tidak akan tepat waktu. 

Tiiiin (bunyi klakson motor)

Aku menoleh ke arah suara klakson motor itu. Perasaan lega muncul begitu melihat wajah orang itu. "Hey, Raya! Ayo naik sini!" Dia adalah temanku, namanya Hanin. Kita sudah berteman lama sejak kita masih di taman kanak-kanak. "Terima kasih banyak wahai sahabatku, kau adalah malaikat penolongku," kataku dengan dramatis. "Ah, sudahlah. Ayo buruan naik,"jawab Hanin dengan senyuman di wajahnya. Langsung saja aku naik ke jok belakang motor dan kita pun berangkat bersama. Saat sampai di sekolah, hampir saja kita berdua terlambat. Kita pun bergegas menuju ke kelas. Aku dan Hanin satu kelas jadi kita menuju kelas bersama.

Sesampainya di kelas, aku dengan cepat menuju kursi tempatku biasanya duduk. Aku siapkan buku untuk mata pelajaran yang akan datang. Bel berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Kegiatan belajar berlangsung seperti biasa. Saat jam pelajaran terakhir, kami dikumpulkan di lapangan.

 "Ada apa, ya? Kenapa kita dikumpulkan di lapangan?" tanyaku pada Hanin. 

"Aku juga ga tahu," jawab Hanin sambil mengangkat bahunya.

Pak Reza yang berada di depan mengangkat mikrofonnya dan mulai berbicara, "jadi kalian dikumpulkan di lapangan ini karena ada pemberitahuan mengenai PERSAMI. Minggu depan kalian akan berangkat dan untuk kelompoknya bisa kalian lihat di depan kelasnya masing-masing. Jangan lupa untuk bagi-bagi tugasnya ya. Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa ke KM kelasnya masing-masing. Sekian dari bapak, kalian boleh pulang." Aku dan Hanin bergegas menuju depan kelas untuk melihat apakah aku akan sekelompok dengan Hanin. Begitu sampai, ternyata banyak murid lain yang sudah sampai duluan. "Permisi, aku mau lihat juga," kataku sambil menyempil di antara murid lain. Ketika kertas berisi kelompok itu sudah terlihat, aku mulai mengeceknya satu per satu.

Kelompok Anggrek :

Azalea

Fina

Hanin

Raya

Putri 

Aku senang sekali bisa satu kelompok dengan Hanin, dia adalah sahabat dan teman sebangku yang terpercaya. Aku pun langsung mencari teman sekelompokku yang lain. 

"Hanin, aku sekelompok loh sama kamuu, seneng banget," ucapku kegirangan.

"aku juga seneng, Ra," kata Hanin sambil memeluk aku.

"Jadi, ketuanya mau siapa, nih?" tanyaku pada mereka.

"Aku aja," dengan penuh percaya diri Azalea menawarkan dirinya sendiri.

"Oke, ga ada yang keberatan, kan?" tanyaku. Semuanya menggelengkan kepala.

"Kalau begitu, ayo kita bagi tugas!" 

Setelah itu, kami mulai membagi-bagi tugas untuk PERSAMI nanti. Mereka semua terlihat sangat bersemangat untuk acara ini dan aku pun merasakan hal yang sama.


***


Hari ini adalah hari kami berangkat menuju tempat perkemahan. Aku sudah tidak sabar lagi, pasti akan sangat menyenangkan. Kami meletakkan barang bawaan kami di bagasi bus dan kemudian menaiki bus. Tentu saja aku memilih untuk duduk di sebelah Hanin.

Best Friend ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang