Sesuai perkataan, nih. Aku double update hehe.Happy reading! <3
☆☆☆
Meira dan Karin telah bersiap untuk pergi ke club seperti yang dijanjikan Elsa saat pulang sekolah.
Namun, hampir satu setengah jam mereka menunggunya. Elsa tak kunjung datang. Meira senantiasa menghubungi ponsel Elsa yang aktif, tetapi tak mendapatkan respon apapun.
"Elsa mana sih?"
"Gak biasanya Elsa gini, deh."
Meira menekan tisu di bagian wajahnya yang sedikit berkeringat lantaran lelah berdiri di depan club. Meskipun malam hari, sorot lampu di luar club begitu menyongsong tubuhnya yang hanya menggunakan dress tipis cantik. Tak heran bila Karin mengipas wajahnya sejak lima belas menit yang lalu.
Tidak mendapati pertanda apapun yang menunjukkan bahwa Elsa membatalkan janjinya dan tidak menemukan tanda gadis itu akan segera datang.
Hingga lelaki langganan club melangkah sembari menatapi keduanya dengan raut wajah aneh.
"Lo berdua temennya si cewek bar-bar yang mecahin botol waktu itu, 'kan?" tebak lelaki bertubuh proposional itu dan tak lama nampak sesosok lelaki berwajah tegas menghampirinya.
"Nicho?"
"Eh, ini nih. Temennya cewek bar-bar kemaren yang gue ceritain ke elo!" seru Nicho tanpa malu membuat kedua gadis itu saling pandang dengan raut kebingungan.
Siapa lelaki ini? Kenapa sok akrab sekali dengannya?
Akan tetapi, pandangannya berubah ketika menatap lelaki tegas yang berdiri di sebelah Nicho, yaitu Aziel.
Dengan ekspresi datar di wajah tegasnya membuat siapapun yang melihat akan gemetaran takut.
Pada dasarnya, di sekolah pun Aziel terkenal dengan sosok yang disegani. Selain itu, Aziel merupakan putra dari donatur terbesar di SMA Jenaka.
Siapa yang berani padanya?
Karin tersenyum kikuk, mencoba mencari akal agar terhindar dari perbincangan yang akan dilakukan teman Aziel ini. Berbeda dengan Meira yang sedikit lamban, hanya menatap takut wajah Aziel yang seperti tengah mengintimidasi dirinya.
"Hai, Aziel?"
Bodoh, Karin ingin menyumpal mulut teman berotak lambannya itu dengan ponsel yang berada di genggamannya. Bagaimana bisa, dirinya tengah memutar otak dan berpikir untuk lepas dari pandangan lelaki berwajah tegas ini. Namun, dengan polosnya Meira justru menyapa Aziel seolah teman akrab.
Seperti yang diperkirakan, Aziel hanya melirik datar Meira setelah itu membuang mukanya ke lain arah.
"Gue masuk dulu." Aziel meninggalkan Nicho dan kedua perempuan itu.
Nicho melongo memandangi punggung kekar Aziel dari belakang lantaran tak merespon perkataannya beberapa menit yang lalu mengenai Elsa.
Lalu kepala Nicho menoleh dan tubuhnya mendekati Meira dengan wajah penasarannya. Ia mencondongkan wajahnya lebih dekat. "Lo tadi manggil nama dia, ya?" Meira mengangguk polos.
"Lo kenal Aziel?"
Belum sempat Meira membuka mulutnya, Karin berbisik hingga sedikit menarik Meira menjauh dari Nicho. Berwaspada apabila lelaki itu mendengar apa yang diucapkannya.
"Mei, kita balik aja. Kayaknya Elsa gak dateng, deh."
"Serius?!"
"Ayo, makanya balik aja. Gue juga udah gak mood dugem!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAKA ✓
Teen FictionTumbuh menjadi gadis yang nakal, temperamental, dan keras kepala itulah sosok Elsa Rubyiel. Gadis dengan sejuta pesona yang membenci ketika dirinya tersentuh oleh seorang lelaki barang seinci pun, terutama Saka. Namun, Elsa gemar menindasnya di seko...