"Semoga kamu cepat sembuh"
Dekkk, story WA nya kali ini benar-benar mampu menyakiti hatiku.
"Dia pasti langsung sehat kalau baca ini"
Ku reply storynya denga sejuta cemburu yang tak terbendung. Aku terluka lagi kali ini, sungguh! Berkali-kaki ku tegaskan pada hatiku, bahwa aku tak punya kendali untuknya, bahwa aku berhak bahagia dengan caraku sendiri. Tapi entah mengapa perasaanku juga kembali padanya berkali-kali.
"Serius?"
Sebuah notif balasan darinya
"😁"
Ku balas kembali dengan emot senyum untuk memastikan sekaligus berharap mengakhiri chat.
"Wih, emotnya bagus beli dimana?"
Belum juga redah cemburuku, kembali lagi chatnya memancing tawa.
"Ada deh, mau? tapi mahal"
"Ogah deh, takut gak mampu bayar plus masih sayang ginjal"
"hahahahaha, ngaco. Cuci kaki sana, truz tidur"
"malezzz ah, barusan minum es"
"Lah, apa hubungannya Bambang?"
"Yah gak tau, emang gue emak-bapaknya sampe mo nyelidikin itu? Kenal saja engga 😂"
"Ampun dah, sudahlah. Good night, besok jangan telat jemput, pekerjaan numpung soalnya"
"Siap beb"
Sedikit senyum kembali disudut bibirku, padahal beberapa menit lalu air mataku sudah sempat jatuh membasahi pipi. Dia benar-benar hebat bukan? Mampu merubah suasana hatiku dalam hitungan menit. Oh yah, Namanya Muhammad Abian Rasyid . Nama yang indah, seindah caraku melihatnya.
Dan besok akan kembali menjadi seperti pagi-pagi biasanya saat aku mulai mengenalnya. Dia akan menjemputku untuk berangkat berasama ke kantor dengan imbalan aku harus membuatkannya nasi goreng. Sebenarnya, aku tidak terlalu pandai memasak, tapi entah mengapa dia katanya menyukai nasi goreng buatanku. Anggap saja itu satu point plus untuk bisa menarik perhatiannya.
Sampai jumpa malam, semoga esok akan ada harapan baru untuk perasaanku 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Rasa Tak Terbalas
Short StoryNamun disatu titik aku tau, atas nama pertemanan perasaan ini menjadi salah sasaran. Dia yang menempati ruang paling besar di hatiku, mungkin bukan untukku. Sebatas rasa tak terbalas dalam ikatan pertemanan.