Bagian 1

4.4K 284 37
                                    


AUTHOR POV

Gedung 25 lantai menjulang tinggi di daerah Jakarta Pusat "Alginda Grup" siapa yang tak mengenal perusahaan tersebut, bahkan anak kucing pun tau, kayaknya.

"Pagi bu"

"Selamat pagi bu"

Sapa para karyawan yang melihat bos lebih tepat ceo perusahaan itu datang.
Tapi wajah ceo itu tak sama sekali nampak ramah, malah nampak dingin dengan tatapan tajam.

Ceo itu bernama JENNY ALGINDA MAHARANI, anak perempuan tunggal keluarga Alginda.
Jenny terkenal dingin dan sangat irit berbicara bahkan di kantor sehari bisa di hitung dengan jari dia ngomong apa saja.
Contoh 'masuk,iya,silakan kembali bekerja' sudah hanya itu saja paling banyak ngomongnya saat meeting saja.

"Selamat pagi bu" sapa perempuan di depan ruangan Jenny, yang berisi tulisan sekretaris di mejanya.

Jenny hanya mengganggu kan kepalanya sebagai jawaban. Tuh kan dingin banget.

"Permisi bu" sapa sekretarisnya saat di ijin kan masuk ke ruangan bosnya.

"Saya ingin mengundurkan diri menjadi sekretaris ibu, karena keadaan saya sedang hamil dan suami saya menyuruh saya untuk mengundur kan diri dari kerjaan bu" ucap sopan sekretarisnya.

"Kenapa mendadak sekali? Pekerjaan saat ini sedang banyak dan proyek sedang berjalan bagaimana saya bisa mengerjakan semua tanpa bantuan mu" tanya Jenny dengan nada dinginnya.

"Maaf bu, saya sudah pernah membicarakan hal ini pada Ibu bulan lalu, tapi ibu menyuruh saya menghabiskan tanggal bulan lalu agar lebih mudah untuk saya keluar bu" jelasnya sambil menunduk tak berani menatap wajah garang bosnya.

"Maaf saya lupa, baik silakan kamu mengundur kan diri dari kantor ini terimaksih sudah bekerja membantu saya disini, uang pesangon akan tetap saya berikan, dan bonus uang untuk persalinan kamu" ucap Jenny sedikit senyum.

Bagaimana pun Jenny manusia punya hati yang mulia, walaupun sedikit dingin tapi dia tak pernah kasar dan melupakan kewajiban nya sebagai ceo perusahaan.

"Terimakasih bu, saya permisi" ucapnya sopan.

Jenny hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Hallo, tolong kirim uang ke rekening mantan sekretaris saya, dia sudah mengundurkan diri, data dan jumlah akan segera saya krim kan" ucap Jenny kepada orang yang di telponnya.

Pipppp.

Telepon terputus.

"Astaga nyari sekretaris baru lagi, gw harus nyari yang belum nikah bila perlu yang baru banget lulus" ucap gusar Jenny mengusap wajahnya sedikit kasar.

"Segera ke ruangan saya" lagi Jenny menelpon seorang karyawan di kantornya.

TOK...
TOK...
TOK...

"Permisi bu, Kenapa ibu memanggil saya" tanya sopan pria berbadan tinggi itu.

"Tolong kamu buka lowongan di situs web kantor, mencari sekretaris, belum menikah kalau bisa yang baru lulus kuliah tahun ini, dan seorang perempuan, umur nya harus di bawah saya, secepatnya" perintah Jenny dengan nada dingin dan pandangan tetap ke arah monitor di depannya.

"Baik bu saya segera buat, apa ada lagi bu" tanya pria yang dari name tag yang di kenakan bernama Rudy itu.

"Tidak itu saja, kembali bekerja,dan lagi satu bila sudah ada yang masuk tolong beritahu saya lewat email" ucap Jenny kepada Rudy.

"Baik bu, saya permisi" ucap Rudy sopan dan menunduk menuju pintu untuk keluar.

JENNY POV

Aku sedang fokus pada pekerjaan ku, kali ini aku sangat kewalahan bagaimana tidak, sekretaris mengundurkan diri, pengganti belum ada masuk.

CEO DINGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang