Jenny tersenyum sembari mengusap nisan di depan nya, gundukan tanah itu masih basah dan terlihat sangat baru, senyum haru Jenny mebuat nya tidak terlihat kesedihan sedikitpun karena senyum nya yang menghiasi wajah dingin nya.
"Selamat beristirahat dalam damai Ayah Ibu, jagain Jenny dari sana ya" ucap nya menunduk tak kuasa membendung air matanya lagi.
Amel yang berada di belakang Jenny hanya bisa mengelus pundak kekasih hatinya itu, di balik kaca mata hitam nya Amel juga menangis tapi tak terlihat karena kaca matanya.
"Ayah ibu restui Angga dan Sarah ya, maafin Angga selama menjadi anak selalu merepotkan kalian" ujar Angga sambil menatap haru nisan ke dua orang tua angkat nya.
"Yuk kita pulang, sudah mulai malam" ucap Sarah kepada Amel Jenny dan Angga.
"Yuk dik, kita pulang yuk" ucap Angga membangunkan Jenny dari posisi jongkok nya.
"Bang" tangis Jenny di pelukan Angga.
"Udah udah ini takdir dik lu harus kuat, ada gue Amel ama Sarah yang bakal setia ada disisi lu" nasehat Angga kepada adik nya agar tak larut dalam kesedihan.
Ayah dan Ibu Jenny meninggal karena tabrakan yang di alami saat ingin menuju ke kantor Alginda.
Tabrakan tak terhindarkan saat dari lawan arah ada truk lepas kendali karena rem blong dan tepat saat itu mobil ayah Jenny datang dari lawan arah, tabrakan tak bisa di hindarkan mobil ayah ibu rusak parah dan tak berbentuk lagi.
Saat di evakuasi sebenarnya ibu Jenny masih sadar tapi saat sampai di rumah sakit ibu meninggal menyusul ayah yang memang sudah menghembuskan nafas terakhir di kejadian itu langsung.
Jenny yang di hubungi oleh pihak polisi setempat kaget tangis nya tak terbendung lagi kedua harta berharga nya meninggalkan nya selamanya.
Menurut hasil olah TKP polisi menyimpulkan bahwa truk bukan mengalami rem blok tapi mobil ayah ibu Jenny yang mengalami hal tersebut, dari lawan arah memang ada truk yang mengebut dan tepat saat mobil ayah lewat tabrakan tak bisa di hindarkan.
Jenny berpikir sejenak setau nya ayah nya sangat over dengan keselamatan di jalan selalu cek ini itu saat ingin berpergian, bahkan bensin masih satu kotak pun langsung di isi kembali.
Ini kejadian cukup membuat Jenny bertanya-tanya pasti ada dalang di balik semua kejadian ini.
"Udah sayang jangan mikirin yang enggak-enggak entar ayah ama ibu sedih loh disana" Amel tak tahan melihat Jenny yang terus melamun sedih sendirian bahkan sudah tidak pergi ke kantor seminggu ini.
Semua urusan kantor baik kantor Alginda ataupun Hadid di urus Angga dan Sarah karena Amel tidak memungkinkan untuk ke kantor karena takut Jenny melakukan hal yang tidak-tidak.
"Maaf mel" jawab Jenny masih tetap dengan tatapan kosong.
"Kalau kamu gini terus aku sedih jen, aku tau dan aku pernah merasakan itu semua, bahkan di umur ku yang baru dewasa saat itu, aku sama terpuruk nya seperti kamu saat ini, tapi aku balik lagi kalau mereka meninggalkan ku, dunia waktu hidup ku akan terus berjalan tanpa memperdulikan aku serapuh apa saat itu" jelas Amel sambil berlinang air mata lalu berlalu dari ruang tengah menuju kamar.
Jenny yang masih mencerna semua omongan yang di berikan Amel terhadapnya, badan Jenny seketika menegang merasakan ulu hatinya berdenyut.
Ia bangun dari duduk nya dan menuju kamar menyusul Amel.
"Mel"
"Amel"
Panggil Jenny dari ruang tengah menuju naik ke kamar di rumah Jenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO DINGIN
Teen FictionJenny Alginda Maharani seorang perempuan pemimpin perusahaan ternama di Jakarta yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang pada diri nya sejak lama. Tak heran jika muka nya ganteng dan cantik dalam waktu bersamaan. Jenny yang sebenarnya sangat...