Gara Gara Pertunangan

217 11 1
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

“Hai, bro. Sudah lama disini? Belum ramai ya?” kata seorang gadis berumur 21 tahun baru datang dari kostnya dengan mengenakan pakaian tukang parkirnya kepada rekan rekan tukang parkir bersamanya di kawasan mall terdekat kostnya.

Dia Yuni. Gadis berkulit putih, berwajah cantik, tinggi 163 cm dengan berat badan 53 kg. Dia tukang parkir di kawasan mall dekat kostnya. Dia tinggal di salah satu kost dekat mall ini. Dia bekerja seperti ini, karena orangtua dia akan mempertunangkan gadis ini kepada orang yang ia jelas jelas tak mengenalinya. Orangtua memaksanya hanya karena laki laki yang dia tunangkan itu akan bekerja sama dengan perusahaan milik orangtua laki laki tersebut. Hanya karena perusahaan, pertunangan paksa dilaksanakan. Sekian lama ia menjadi tukang parkir, kurang lebih satu minggu. Pertunangan itu dilaksanakan 2 minggu lagi. Ia akan melupakan semuanya dan hidup mandiri sebagai tukang parkir. Dan dia harus waspada, bisa saja dia bertemu dengan orang suruhan ayahnya untuk membawanya pulang.

"Iya nih Ni, masih jam dua belas siang, siapa juga yang mau pergi ke mall siang siang.” ketus rekan kerja tukang parkir Yuni kepada Yuni yang sedang duduk di tempat yang sudah di sediakan.

“Bentar juga bakalan datang.” kata Yuni sambil membenarkan posisi duduknya untuk tidur sebentar. Si rekan rekannya memang sangat baik dan tidak sejehat yang Yuni pikir. Salah satu mereka ada yang pergi ke bagian mall lain, siapa tau mendapatkan uang. Yang lain lagi menonton tv yang sudah disediakan.

*

Di sisi lain, laki laki dengan wajah yang tampan, berkulit putih, berumur 22 tahun, tinggi 173 cm, berat 60 kg serta mengenakan pakaian sopir taksinya di dalam mobil taksinya, ia bernama Iqbaal.

Kring.. kring.. kring..
Bunyi telefon genggam miliknya pertanda pelanggan setianya menelfon.

“Halo.”

“Ball, jemput aku di mall ya, trus antar aku ke kampus. Seperti biasa.”

“Baik mbak.”

“Jangan panggil mbak dong, Bella aja, kan sudah aku bilang sebelumnya.”

“Euh, maaf mbak, eh Bella. Saya akan jemput.”

“Oke.”

Tut.. tut.. tut..
Hubungan telefon dengan pelanggan setianya selesai. Cepat cepat dia pergi di tempat sopir taksi berkumpul. Tidak selama 15 menit dia sampai di mall. Menyuruh pelanggannya masuk dan dia berbelok. Sayang, mobil lain menghadangnya. Dia sangat sulit berbelok. Di depan sana, ada tukang parkir, dia memarkirnyannya sebentar untuk bertemu tukang parkir tersebut, gadis. Dia bingung, mengapa ada tukang parkir seorang wanita. Dia membangunkannya.

“Mbak.. mbak..” katanya sambil menggoyang goyangkan tubuh gadis itu.

“Eh, apa apa?” kata gadis itu terkesiap sambil membenarkan topi khas tukang parkirnya lalu berdiri menghadap laki laki yang tadi membangunkannya.

“Eh, sebenarnya mbak ini tukang parkir atau tukang tidur sih?” kesal Iqbaal, sopir taksi itu kepada gadis yang sedang menguap sambil membersihkan kotoran di matanya.

“Jangan panggil saya mbak ya, panggil Yuni. Ya tukang parkirlah.” Cerocos Yuni kepada laki laki sopir taksi tersebut.

“Kalau mbak, eh maksudnya Yuni, tukang parkir, tolong keluarkan saya dari tempat ini.”

“Kan ada tukang parkir lainnya”

“Semuanya sibuk, cuman kamu aja yang tidur” kata Iqbaal sangat kesal.

”Huh, ya udah, cepat. Nanti saya beri tau arah arahnya, ingat bayar 5000” kata Yuni lebih kesal dengan laki laki di hadapannya dari kesalnya Iqbaal ke Yuni.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang