Never Know 1

757 79 20
                                    

“Kamu adalah hal yang berkontribusi dalam kehadiranku, namun tidak pada pertumbuhanku. Kamu adalah hal yang karena kearogananmu mengajarkanku untuk menjadi sosok yang kuat. Namun, karena kamu mengadakanku karena nafsu, izinkan aku untuk membencimu.”

--Hwang Yoon Seok--

***


            “Joonie.”

            Panggilan dari Wonwoo membuat Joon Eun yang semula fokus membuat program, langsung bangkit dari duduknya. Bagaimanapun, baginya, orang yang telah melahirkannya adalah prioritas pertama. Ia membukakan pintu dan langsung menyambut mamanya dengan senyuman, “Iya, Ma.”

          “Kamu lagi sibuk, ya? Mama mengganggu?” tanya Wonwoo, saat melihat layar komputer anaknya menyala.

            “Enggak kok, Ma, itu bukan tugas, cuma lagi iseng aja,” jawab Joon Eun. Ia memang sedang menyelesaikan projek aplikasi gamenya yang tidak kunjung selesai, karena kesibukan jadwal kuliahnya. Kalau ada yang bertanya, ia sering menjawab cuma iseng atau kegiatan pas boring. Yeah, isengnya Joon Eun, si jenius anak meanie adalah membuat program aplikasi.

            “Ooh, baguslah.” Wonwoo tersenyum dan mengusap kepala anaknya dengan sayang. “Itu, kemarin Yoon Seok bilang sama Mama, kalau hari ini dia pergi ke lokasi syuting. Mama mau minta tolong antarin makanan buat dia ya.”

            “Hah?” Mata Joon Eun berkedip bingung. Yoon Seok memang memberitahunya, tapi apa korelasinya? Kenapa Mama harus membuatkan makanan dan ia yang mengantarnya? Yoon Seok kan bukan anak kecil dan laki-laki itu bisa membeli makanan sendiri.

            “Dia bilang rindu makanan rumahan, jadi tolong, ya? Kamu tahu kan lokasi syuting dramanya?”

            Sebisa mungkin helaan napas panjang itu ia tahan dan digantikan dengan anggukan singkat.  Dalam hati mengatakan kalau seharusnya tadi ia bilang sedang mengerjakan tugas.

***

            Setelah drama Pangeran dari Negeri Salju sukses menarik perhatian penonton hingga mancanegara. Pihak Production House memutuskan untuk membuat season 2 dari drama tersebut, meski kisah dalam komiknya sudah tamat. Membuat Yoon Seok mau tidak mau kembali turun, karena ia tidak ingin ceritanya dipegang orang lain.

            Karena hal itu, Yoon Seok sekarang jauh lebih sibuk dari biasanya. Setiap hari—diluar jadwal kuliah, tugas dan komik lainnya yang masih ongoing—ia menggarap naskah season 2 drama tersebut. Ia sempat kesusahan di awal karena ia bukanlah penulis naskah skenario. Pada pembuatan season 1, ia dibantu oleh penulis skenario untuk membuatkannya. Sekarang? Ia harus membuat semuanya dari nol.

            Bolak-balik menemui pihak PH karena harus revisi. Gila, ia jadi tahu seperti apa perasaan para mahasiswa semester tua yang bahkan bisa gila karena mengurus skripsi.

            Yoon Seok memijat pangkal hidungnya yang berdenyut pusing. Sudah nyaris dua minggu ia kurang tidur, karena dikejar-kejar oleh deathline yang tidak pernah berakhir. Lalu ia masih harus pergi ke lokasi syuting, hanya karena pimpinan dari Production House katanya akan datang. Apalagi sutradara merayunya dengan banyak kata-kata manis memuakan, yang konyolnya lagi ia turuti. Untunglah pemandangan yang disajikan indah.

            “Kamu lelah, ya? Sama, aku juga.” Ia menepuk pelan laptopnya yang sepertinya mulai panas karena terlalu sering digunakan. Lihat, Yoon Seok sudah gila.

[SP] CHOICE || Yoon Seok x Joon EunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang