Sore yang cerah di bulan Juni, aku bersama putra kesayanganku Daniel yang sekarang genap berusia 8 tahun sedang menikmati sore dihalaman belakang rumah kami. Aku hanya duduk sembari menyesap teh dan terus memperhatikan putraku yang sedang bermain bersama Tori anjing peliharaannya.
Aku terlarut dalam suasana sore hari ini, ingatanku mengelana ke masa dimana aku dan suami tercintaku Senja baru saja menjadi orang tua dari putra kami yang pada saat itu baru saja berusia 6 bulan.
---
"Mas, lihat deh dia lucu banget." Seru ku sembari mengangkat bayi mungil ini.
"Awas hati-hati ah, nanti dia jatuh sayang." Aku bisa melihat wajah panik Senja kala dia melihatku mengangkat bayi ini ke udara.
"Ngga lah mas, aku kan udah pro." Timpalku semabari tersenyum lebar.
Ya.. aku bersama suamiku Senja sedang mengurus persyaratan terakhir untuk adopsi, setelah kami menikah tahun lalu kami sepakat untuk mengadopsi seorang putra. Setelah 3 bulan lamanya kami mengurus semua persyaratan, akhirnya aku dan Senja dapat membawanya pulang kerumah. Sekarang aku tidak akan merasa kesepian lagi saat Senja pergi bekerja, karna sekarang aku memiliki Daniel, yaa setelah kami resmi menjadi orang tuanya kami memberinya nama Daniel.
Hari demi hari kami lalui dengan penuh warna, Daniel tumbuh dengan baik bahkan di usianya yang baru menginjak 11 bulan, dia sudah bisa berjalan. Senja begitu perhatian pada putra kami, dia selalu berusaha untuk tidak pulang larut malam demi bisa membantuku mengurus Daniel.
Bahkan ketika Daniel berulang tahun yang ke-5, Senja rela mendekor halaman belakang seorang diri untuk acara ulang tahun Daniel. Senja selalu memprioritaskan aku dan juga Daniel, dia pernah membolos kerja hanya karna terlalu khawatir pada Daniel yang demam semalaman.
Setiap pulang bekerja dia tak pernah lupa membawa sesuatu untuk Daniel, walaupun hanya permen atau makanan ringan lainnya, setiap akhir pekanpun yang harusnya ia gunakan untuk beristirahat tidak ia hiraukan, Senja akan bermain seharian dengan Daniel dan mengajaknya berjalan-jalan.
Bahkan kalian harus tahu Senja sengaja membuatkan rumah pohon untuk bermain Daniel pada pohon yang ada dihalaman belakang.
"Niel besok mau jalan-jalan kemana sama ayah?"
"Nel mau sepedahan sama ayah boleh?"
"Boleh dong, tapi gausah ajak papah ya?"
"Lohh kok ngga ajak papah?"
"Ribet niel, nanti papah lebih banyak jajannya dari pada gowesnya."
"AKU DENGER LOH MAS." Ya begitulah kira-kira obrolan mereka setiap harinya.
Tapi itu dulu, ya dulu satu tahun yang lalu...
Sebelum Tuhan menggambil Senja dari kami, sebelum Senja terbujur kaku di atas dinginnya ranjang rumah sakit, sebelum senja mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Semua hanya tinggal kenangan, Senja dan semua kenangannya akan selalu ku ingat sampai kapanpun.
Aku selalu berusaha untuk tersenyum dikala mengingatnya, karna aku yakin Senja sedang melihat kami dari atas awan sana.
Senja aku mau kamu berjanji satu hal, tersenyum dan tidak sakit lagi.
Senja harus bahagia disana, karna aku dan Daniel juga akan bahagia disini.
Senja ingat? Dulu kamu selalu bilang "ga apa-apa kalau kamu sedih, ga apa-apa kalau kamu mau nangis, semua itu wajar nangis aja sampai kamu lega."
Tapi kamu tau ga? Aku selalu nangis setiap malam, tapi aku ga pernah ngerasa lega, aku selalu merasa hampa, ada yang hilang dihatiku.
Tapi, aku janji kok aku akan selalu merawat dan menjaga Daniel sampai dia tumbuh besar dan menjadi seseorang yang sangat bertanggung jawab kayak kamu mas. Jadi, kamu juga harus janji ya sama aku, kamu harus senyum, kamu harus bahagia di atas sana. Kamu udah ga ngerasain sakit lagikan? Jadi, kamu gaboleh sedih aku dan Daniel akan selalu bahagia untuk kamu yang sekarang sudah tenang di atas awan sana.
-fin-
author notes!
Haii aku bikin ini semacam promt gitu, kalo misal ada yg minat nanti aku bikin long story nya :)
jangan lupa votement yaaa semuanya <3