[ POSESIF BΘY | JaemRen]

4. kepergok

Jaemin melihat jam tangannya dan sekarang sudah menunjukkan pukul 2 siang

"duh udah jam segini gue belum makan lagi"

tok tok tok

"iya masuk"

"kakaaa"

"loh Renjun? ngapain kesini?"

"injun bosen dirumah sendirian jadi mending aku kesini aja sekalian bawain kakak makanan pasti kakak belum makan kan?"

"hehe baru juga perut kaka bunyi kamu udah dateng bawain makanan"

"yaudah deh sini injun suapin makannya"

"wih kamu bawa nasi goreng?"

"iyaa ini injun buat sendiri loh, cobain deh" Renjun menyodorkan sendok ke mulut Jaemin

"aaaa buka mulutnya ka" Jaemin membuka mulutnya

"amm, enak ga kak?"

"enak banget ini, pinter banget kamu masak"

"hehe ga terlalu pinter juga, pinteran Kaka kalau urusan masak"

"tapi ini beneran enak loh"

"udah ih lanjut makan aja kalau ga injun tinggalin nih"

"iya iya" Renjun lanjut menyuapi Jaemin hingga nasi goreng itu habis

"nah udah habis, ini minum dulu kak" Renjun memberikan Jaemin sebotol air putih

"Makasih dede"

"iyaa sama sama ka"

Jaemin pun meminum air yang diberikan Renjun

"sayang"

"iya kak?"

"mau mencoba sex di kantor?" bisik Jaemin

"GAMAU, INJUN PULANG AJA KALAU GITU"

"yaudah kalau gamau, duduk di pangkuan kaka aja"

"eum tapi jangan apa apain injun ya?"

"iyaa janji deh kalau ingkar janji pukul aja paling kaka cuman nyium kamu"

"iya deh, injun juga belum dapet kiss hari ini.."

"sini sayang"

Renjun langsung berlari kecil dan duduk di atas pangkuan Jaemin

"Kaka cium.."

Jaemin mengecup bibir Renjun dan menggigit bibir bawah Renjun kemudian kecupan itu berubah menjadi lumatan

tangan Jaemin refleks memegang p@ntat Renjun

Renjun melepas ciuman itu "ahh sakit kak"

"eh maaf de ga sengaja, refleks"

"huft injun pergi aja deh"

"JANGAN DE"

"abisnya kaka sih nakal"

"iya iya ga deh tapi lanjutin ciumannya dulu"

"ayo.." Renjun mencium bibir Jaemin

Jaemin pun membalas ciuman itu dan lidah mereka mulai bertarung di dalam sana

tapi terhenti karna ada salah satu karyawan yang masuk tanpa mengetuk pintu

"ah maaf tuan saya mengganggu, saya pergi saja kalau begitu"